Wednesday, May 18, 2011

"APA JADINYA"! : Power From Inner (Part 2)


Mulailah dengan “APA JADINYA” bukan “Apa Adanya”, ungkapan yang belakangan familiar dalam beragam materi saya di note, blog, status FB, dan sharing bersama para peserta di forum-forum. Hal sederhana tetapi saya meyakini memiliki dampak yang luar biasa. Virus semangat yang ingin agar semua orang mendapatinya. Semangat melakukan perubahan dari dalam guna melampaui realitas yang ada, Get your power from your inner.
Mungkin ada orang-orang yang merasa lahir dengan orangtua yang salah, jenis kelamin yang tidak diinginkan, kondisi keluarga yang apa adanya, dan beragam realitas yang dijadikan sumber ketidaknyamanan. Pengandaian-pengandaian lahir sebagai anak presiden, orang kaya raya, berpostur ideal, dan beragam pengandaian sebagai bentuk penolakan. Belum lagi stempel dari lingkungan yang seolah lekat di jidat, anak tukang bakso, bertubuh pendek, suara cempreng dst.
Realitas-realitas dalam kehidupan yang bagi sebagian orang terkadang dijadikan pemicu permasalahan. Hal yang tidak esensi sekali tetapi seolah ditempatkan sebagai penentu hidup dan mati. Tentulah kita pernah tahu, ada seorang anak yang bunuh diri hanya gara-gara teman-temannya mengejek dia anak tukang bakso. Ada juga mereka yang menjadi pemalu gara-gara dikatakan suaranya cempreng dst.
Sepertinya ada benarnya, “Bukan senjata biologi, bukan pula senjata pemusnah massal yang mematikan tetapi kata-kata negatif”. Hanya dengan kata-kata bisa mendorong orang membunuh dirinya sendiri, masa depannya, masa depan orang lain bahkan membunuh banyak orang. Tepat sekali Rasulullah berpesan, “Berkata baiklah atau diam”. Setiap kata yang keluar haruslah baik karena walaupun hanya kata-kata tetapi bisa membekas selamanya. Semoga kita senantiasa dituntun berkata baik dan menyejukkan.
Masa lalu, itulah realitas, fakta yang tidak mungkin bisa diubah. Masa depan adalah ruang kemungkinan, dimana setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk menjadi “apa jadinya”. Lahir dari keluarga tidak melimpah harta adalah fakta tetapi jika mati dalam kondisi menderita karena melarat, itu namanya celaka. Senantiasa ada kemungkinan untuk kebaikan-kebaikan. “Just open your mind, open your heart, and open your hands”, kata-kata mutiara saya yang jadi favorit ketika mengisi training.
Pertama sekali seseorang perlu menyediakan ruang dalam mind (pikirannya) akan adanya hal baru, terbuka heartnya akan kenyataan, dan terbuka tangan (open hands) untuk melakukan perubahan (perbaikan, kerjasama dst). Sekian tahun saya telah membawakan berbagai materi pengembangan diri dan ternyata perubahan mendasar untuk waktu yang lama dimulai dari mind. Sisi diri terdalam seseorang yang harus diubah dimana hal tersebut erat sekali dengan apa yang dia percayai dalam hidup ini (bukan perihal agama). Mereka yang lama berada dan terkondisikan dengan penderitaan mungkin saja meyakini kehidupan ini sebagai penderitaan. Padahal banyak juga hal yang membahagiakan bukan? Ada juga orang yang sekian kali menjalin hubungan, dia seorang wanita tetapi gagal di tengah jalan. Dia katakana bahwa semua laki-laki itu buaya, benarkah demikian? Bapaknya buayakah? Saudaranya buayakah? Penjual cilok keliling buaya juga berarti? Tentulah tidak demikian tetap masih ada ruang kebaikan.
Tebuka hati terkait dengan emosi. Ada perasaan tertentu yang melekat dari peristiwa memang. Sering tentunya mendengar lagu tertentu kemudian teringat sebuah peristiwa dan merasakan perasaan yang berbeda? Melebarkan ruang “apa jadinya” berarti melepaskan emosi-emosi yang tidak menyenangkan lalu menggantinya dengan kebahagiaan-kebahagiaan. Sugesti diri, orang katakan. Apapun istilahnya tetapi emosi itu menular dan menarik emosi yang serupa. Nonton film menyedihkan, ikut merasa terharu, menitihkan air mata. Ada opera di TV, penontonya tertawa, kitanya ikut tertawa. Jangan-jangan tertawanya kita bukan karena tayangannya yang lucu tetapi karena penonton di TV yang sudah dikondisikan pada tertawa, kita secara tidak sadar ikut tertawa? Karena itu, sebelum kebahagiaan benar-benar datang dalam kenyataan, hadirkanlah rasa bahagia dalam hati.
Berikutnya, open your hands, keterbukaan tangan untuk bekerjasama, bersinergi dengan orang lain. Kesempatan terkadang berasal dari teman. Ada orang yang mendapat pekerjaan bagus karena diberitahu informasinya oleh teman tersebut. Rejeki, kesempatan bahkan sampai jodoh pun bisa berasal dari sini. Orangnya terkenal baik, terbuka, komunikatif, dan menyenangkan dalam pergaulan karena itulah dipercayakan orang terbaik yang dia kenal padanya. Ada yang mengalami demikian? Setidaknya berharap demikian? Just open your mind, your heart, and your hands.
Selamat berkarya! Selamat menjadi luar biasa! Selamat berbahagia!

By Pariman Siregar (Penulis Buku MASTER from minder)
http://parimansiregar.blogspot.com/
http://www.quantummotivasi.com/

*) Jika anda merasa tertarik dengan isinya dan ingin menyebarkan ke banyak orang, silahkan cantumkan sumbernya atau link tulisan ini.
**) Ada kesan positif perihal isinya? Pengalaman? Inspirasi? Silahkan sampaikan di kolom comment. Komentar yang terpilih akan disebutkan namanya dalam posting note-note saya berikutnya.
***) Tertarik untuk sharing? Mengundang jadi pembicara seminar, training workshop? Kemungkinan kerja bareng misalnya menulis dll? Silahkan cukup mudah, sampaikan ke inbox FB.

0 komentar:

Post a Comment