Saturday, December 20, 2014

Masa Membangun "Trust" Dalam Diri Anak

Kehadiran buah hati itu memang menjadikan para orangtua banyak belajar. Jika orangtua meminta anak untuk menjadi anak yang baik, sudah sepantasnya orangtua juga belajar menjadi orangtua yang baik. Sadarkah orangtua akan pentingnya untuk belajar menjadi orangtua dalam mendidik anak?
Seperti biasa, pagi dan sore menjadi rutinitas bagi kami untuk mandiin anak. Awalnya ibu mertua yang mandiin, kami mengamati dan belajar caranya mandiin bayi. Beberapa waktu kemudian istri saya sudah berani dan bisa. Selanjutnya, saya juga sudah bisa mandiin bayi. Kami bisa secara bergantian mengatur jadwal mandiin anak dan istri saya biasanya paling banyak punya kesempatan. Jika istri yang mandiiin, saya menyodorkan jari telunjuk ke dalam genggaman tangan anak. Demikian pula sebaliknya, jika saya yang mandiin, istri membiarkan jari telunjukkan dipegangi anak. Bersentuhan dengan air terkadang menjadi pemicu tangis anak, kami ingin menjadikan mandi sebagai aktifitas yang membuatnya aman. Dengan menyediakan “pegangan” pada anak, saat mandi menjadi waktu yang menyenangkan bagi anak kami. Kami ingin mengatakan pada buah hati kami, “Kamu aman anakku, ayah sama bunda bersamamu”.
Air untuk mandi juga kami siapkan cukup hangat, sehangat kasih sayang ayah dan bundanya. Kehangatan bagi anak menjadi hal yang penting baik bagi pertumbuhan fisiknya maupun perkembangan psikologisnya. Kami sudah terbiasa setelah mandi memakaikan bajunya dan membedongnya pada sebulan pertama. Bedong bagi bayi ternyata menjadikannya terasa hangat dan nyaman. Kami belajar mengamati dari ibu mertua yang membedongnya saat pekan pertama. Ibu mertua saya sempat minta diajari sama perawat ketika menjelang pulang persalinan istri saya di rumah sakit saat itu. Karena itulah, kami menyadari sebagai orangtua perlu banyak pelajar. “Biarkan kami belajar anakku, kami masih orangtua yang baru”, begitulah ucap saya pada awal-awal pekan pertama saat mendapati anak saya menangis.
Sebagai orangtua, saat mendapati anak terasa tidak nyaman atau menangis, tentunya ingin segera bertindak untuk menjadikan anak nyaman kembali. Sama-sama terdengar sebagai tangisan tetapi ternyata memiliki makna yang beragam. Istri saya yang belajar linguistik saat S2 juga perlu banyak belajar untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya dimaui oleh anak kami. Saya sebagai orang yang belajar psikologi apalagi, benar-benar sadar bahwa saat menjadi orangtua adalah saat belajar psikologi yang sesungguhnya. Hal itu juga yang barangkali menjadikan Abraham Maslow memiliki pandangan baru tentang manusia saat kelahiran anaknya. Pandangan-pandangannya yang sekarang dikenal dunia psikologi sebagai psikologi  humanistik.
Sempat terpikirkan oleh kami untuk tidak segera meresponnya ketika anak kami menangis. Pikirnya biar anak kami juga belajar bertoleransi, menunggu, sabar barulah kami menyediakan yang dimauinya. Syukurlah, hal tersebut tidak kami lakukan setelah kami merenungkan kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya. Masa-masa anak usia 0-2 tahun adalah masa-masa anak belajar tentang “trust” pada lingkungan sosialnya. Jika orangtua dengan segera merespon anak, maka anak akan belajar “trust” pada orangtuanya bahwa orangtuanya ada untuk dirinya. Dalam diri anak terbangun rasa aman sehingga tidak mudah rewel, merajuk, dan mudah ditenangkan. Usia 0-2 tahun bukanlah saat yang tepat untuk membiarkan anak menangis, walaupun menangis itu katanya bagus untuk kesehatan jantung. Jika anak terbiasa menangis lama baru mendapat respon, anak akan membuat pola ketika ada hal kecil lalu menangis. Sebelum itu terjadi, jadikanlah masa-masa 0-2 tahun sebagai masa memberikan kenyamanan dengan respon yang sigap atas ketidaknyamanan yang dirasakan anak. Bangunlah pondasi “trust” yang kuat dalam diri anak. Tidak perlu terburu mengajarkan anak kesabaran menunggu atau tolerasi atas “kemalasan” dalam kesegeraan merespon anak. Sekali lagi, belum saatnya anak belajar “autonomy” atau kemandirian.
Bayi yang masih sangat tergantung pada lingkungan menggunakan pola stimulus dan respon dalam berinteraksi dengan lingkungan. Anak memberikan stimulus, orang disekitarnya merespon. Respon yang diberikan sekaligus berfungsi sebagai hadiah bagi anak sehingga akan memperkuat terbangunnya sebuah pola perilaku. Tidak segera memberikan respon bisa ditanggapi anak sebagai hukuman dan pahamilah bahwa setiap orang tidak akan suka menerima hukuman apalagi anak-anak. Kuatkanlah “trust” anak dengan terbiasa memberikan respon (hadiah) baginya. Sebagai orangtua, kebahagiaan orangtua itu adalah bisa memberikan hadiah pada anak. Tidak perlu khawatir anaknya nanti menjadi manja atau tidak mandiri. Setiap masa pertumbuhan, ada tugas perkembangan. Orang belajar itu semua ada waktunya.
Usia selanjutnya ketika anak dengan kemampuannya sendiri sudah mulai mengeksplor lingkungan, itulah masa anak belajar “autonomy” atau kemandirian. Benda-benda di lingkungan dilihat anak sebagai sesuatu yang menarik untuk didekati, dipegang, dirasakan, dan diperlakukan apa saja. Pada saat yang demikian, anak ingin dengan mandiri bisa belajar dari lingkungan. Anak butuh dukungan dari orangtua dengan memberikan kepercayaan pada anak. Karena itulah, pada tahapan sebelumnya penting untuk membangun “trust” dalam diri anak. Kemampuan anak menjadi berkembang dengan dukungan yang diberikan orangtua melalui pemberian kesempatan anak untuk melakukan dengan sendiri. Masa-masa autonomy menjadi masa yang penting terbangunnya kepercayaan diri anak. Ketika anak memiliki rasa ingin tahu lalu diberi kepercayaan dan dukungan oleh orangtua, kemudian anak mencoba dan berhasil, maka terbangunlah kepercayaan diri anak.
Kepercayaan diri menjadi hal yang penting bagi anak untuk tahapan perkembangan pada usia berikutnya. Seiring bertambahnya usia, semakin luas lingkungan interaksi anak. Awalnya orangtua dan saudara lalu teman sebaya, teman sekolah, masyarakat dst. Modal kepercayaan diri akan menentukan perfomansinya saat nantinya berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas. Keyakinan diri bahwa dirinya memiliki kemampuan, mendapat dukungan, dan ada kesempatan luas untuk melakukan sendiri. Saat-saat anak belajar memiliki dan membuat keputusan dengan tetap adanya dukungan dari orangtua.  Begitu menyenangkan menjadi orangtua.  ^_^


(Ayahnya Syira)

Wednesday, December 3, 2014

Bahagia Menjadi Orangtua

“Putriku, biarkan kami belajar nak”, ucap saya saat putri kami yang baru berusia hitungan hari itu menangis.
“Kami orang tua baru yang perlu belajar banyak”, lanjut saya sambil membenahi popoknya yang basah karena kena pipis.
Menjadi orang tua adalah kesempatan yang luas untuk belajar banyak hal bagi kami dan bagi siapapun. Dalam setiap momen berinteraksi dengan anak, ada hal-hal yang sama sekali baru, alias tidak ditemukan di buku. Saat itulah, kami belajar untuk merasakan, mendengar, dan melihat dengan hati kami. Kasih sayang yang tulus merupakan respon yang bisa menjadikan kami selalu bisa tersenyum.
Kami terkadang mentertawakan diri kami sendiri atas reaksi kami karena sempat saling menyalahkan jika tidak segera merespon putri kami yang terlihat merengek. Padahal, kami sebenarnya sejenak merasakan kebingungan untuk memberikan respon yang tepat. Pada saat itulah, kami menyadari bahwa yang belajar sebenarnya bukan hanya kami tetapi putri kami juga. Kami belajar memberikan respon yang membuatnya merasa aman dan dia juga belajar untuk memberi tahu kami jika dia sedang membutuhkan rasa aman dari kami.
“Sayang, kamu aman, ayah ada di dekatmu”, ucap saya sembari menggenggam jari-jemari putri kami saat dia menangis.
Ayah dan bunda ada di sini, kami semua sayang sama kamu”, lanjut saya.

Saat terlihat dia merasa tidak nyaman dengan sebuah keadaan, kami menggenggam jari-jemarinya. Tampak putri kami merasa tenang dan nyaman. Kami hanya tahu bahwa masa-masa awal adalah masa pembentukan basic trust. Jika basic trust terbangun dengan baik, maka itu menjadi modalnya mengenal dunia yang lebih luas. Rasa aman yang menjadikannya percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Pantaslah jika menjadi orangtua merupakan peak experiences bagi sebagian orang. Ada banyak hal membahagiakan bagi mereka yang menjalaninya peran barunya sebagai anugerah dari Allah SWT. Setidaknya, itulah sebagian kecil pengalaman kami.

(Pariman & Rizka, Ayah-Bundanya Syira)

Friday, November 14, 2014

AADC = Ada Apa Dengan China? Indonesia?

Mengutip kata Rangga, “Untuk pertanyaan yang tak terjawab”.

Tapi dalam tulisan kali ini, saya tidak akan membahas tetang Rangga yang 12 tahun menjomblo. Rangga yang bilang pada Cinta mau pergi hanya untuk satu purnama ternyata 12 tahun lamanya. Ngapain aja 12 tahun? ^_^

“Satu purnama di Amerika dan di Jakarta beda ya?”, tanya Cinta dengan pertanyaan retoris.

Saya juga tidak ingin membahas betapa sakitnya diphpin. Tahu nggak sih sakinya diberi harapan palsu? “Sakitnya tu di sini, di dalam hatiku”, kata Cita Citata dalam lirik lagunya.

Saya akan mengupas AADC yang “Ada apa dengan China”? Negara yang dikenal dengan binatang khasnya, yaitu Panda. Negeri yang dikenal dengan sebutan negeri tirai bambu. Negara yang sekarang dikenal dengan Tiongkok. Coba tengok, hand phone atau barang yang anda pegang sekarang. Made in mana coba? China?

Coba sebutkan barang-barang dari yang terkecil (jarum) sampai yang besar seperti sepeda, produk negara manakah? Paman saya dulu sampai ngefans banget sama sepeda onthel. “Sepedanya RRT ya?”, maksudnya buatan Republik Rakyat Tiongkok.

Kita biasa mendengar yang orang sebutkan sebagai hadits, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”. Sudah terlanjur dihafal dan dianggap benar tanpa mengecek validitas hadits tersebut. Bisa kita telusuri, kajian para ulama menyimpulkan bahwa hadits tersebut tergolong lemah sampai palsu validitasnya. Ibnu Hibban meninjau hadits tersebut sebagai bathil la ashla lahu (batil, palsu, tidak ada dasarnya) 1. Andai isinya benar, tidaklah menunjukkan kemuliaan negeri yang dimaksud tetapi lebih pada motivasi menuntut ilmu walaupun jarak jauh.

Tahukah anda dari mana nenek moyang bangsa Indonesia? Ada yang bilang dari China, Taiwan, Melayu, bahkan Afrika 2. Manakah yang benar? Masing-masing teori memiliki pendapat yang tidak sama. Menurut teori Yunani, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunani dan China. Konon katanya, awalnya dari Mongolia kemudian bermigrasi karena kalah bersaing dengan bangsa yang lebih besar. Dasarnya adalah kemiripan kapak purba antara yang ada di nusantara dengan Asia Tengah. Lain dengan Teori Nusantara yang diajukan salah satunya oleh Muh. Yamin bahwa nenek moyang penduduk nusantara ini berasal dari nusantara ini sendiri, yaitu bangsa Melayu. Bangsa Melayu diperkirakan keturunan dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Tentunya ada banyak lagi teori, bisa dibuka kembali buku sejarahnya. Yang jelas, manusia itu bukan keturunan kera. Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa. ^_^ Siapapun nenek moyangnya, bangsa ini sendiri yang menentukan bagaimana sejarahnya ke depan, betulkan?

Jadi, interaksi penduduk negeri ini dengan China sudah sejak prasejarah kalau memang benar bahwa nenek moyang Indonesia dari China. Masa-masa kerajaan Hindu-Budha di nusantara ketika berjaya seperti Sri Wijaya, banyak orang China yang berdagang dan menuntut ilmu di nusantara. I Tsing, seorang pendeta dari China sempat mengunjungi Sriwijaya dan tinggal di sana untuk beberapa bulan. Sri Wijaya sendiri merupakan kerajaan yang berjaya pada abad 8 Masehi. Siapa rajanya? (Udah lupa pasti. Hehehe). Wilayah kekuasaan Sri Wijaya meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa Barat, dan Jawa Tengah 3.

Kunjungan berikutnya dari China adalah ketika dinasti Yuan berkuasa dibawah Kubilai Khan 4. Ekspansi Kubilai Khan sampai ke Kerajaan Kediri yang saat itu dipimpin oleh Kertanegara. Utusan yang meminta Kediri tunduk dibawah Kubilai Khan dipotong telinganya, dicap dengan besi panas pada wajahnya, dan diusir pergi. Marahlah Kubilai Khan dan mengirimkan tentara besar-besaran untuk menaklukkan Kediri. Saat datang di Kediri, Kertanegara sudah digulingkan Jayakatwang dan keberadaan tentara Kubilai Khan dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menggempur Jayakatwang. Kemenangan berhasil diraih tetapi pasukan Kubilai Khan gantian diserang Raden Wijaya yang kemudian mendirikan Majapahit. Itulah ekspansi terakhir Kubilai Khan ke nusantara.

Interaksi kerajaan-kerajaan nusantara dengan kerajaan di luar termasuk China saat itu memanfaatkan potensi laut. Kapal-kapal besar dan kecil menjadi sarana pengangkut orang dan dagangan datang pergi dari bumi nusantara. Tidaklah heran jika kerajaan yang ada waktu itu dinamai kerajaan maritim. Kerajaan maritim bukanlah kerajaan yang menjual hasil kelautan tetapi kerajaan yang memanfaatkan laut sebagai sarana strategis untuk transportasi dan pertahanan.

Pada saat itu, perdangan melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut. Dengan kemajuan kapal-kapal untuk pelayaran, jalur laut menemukan keraimaianya. Jalur perdagangan yang ada meliputi Eropa-India-Nusantara-China-Timur Tengah. Awalnya orang Eropa menganggap rempah-rempah berasal dari India. Columbus menemukan suku asli Amerika disebutnya Indian. Seiring penjelajahan mereka menemukan bahwa rempah-rempah berasal dari nusantara. Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris berdatangan ke bumi nusantara. Awalnya untuk membeli rempah-rempah, kemudian mencoba membuka hubungan dagang dengan kerajaan, mendominasi pelabuhan, menggunakan angkatan perang untuk menguasai pelabuhan dan perdagangan, selanjutnya melakukan penjajahan. Mulanya hanya kelompok pedangan bermodal besar dengan kapal besar, kemudian kongsi datang seperti VOC melakukan monopoli, dan berikutnya negara turun tangan melakukan agresi. Korporasi menguasi suatu negara (jika tidak ingin kita sebut menjajah) dari dulu hingga sekarang masih ada.

Dalam buku berjudul, “The world is flat” menyebutkan bahwa dunia semakin datar. Artinya era globalisasi membuat seolah-olah antara negara satu dengan yang lain tidak ada batasnya. Globalisasi dalam buku yang ditulis Thomas L. Friedman tersebut ada tiga cakupan globalisasi. Globalisasi #1 dimulai sejak pelayaran Columbus (1492) yang membuka perdagangan antar negara dengan misinya berdagang, menyebarkan agama, dan kolonialisme. Globalisasi pertama adalah masa Negara menguasai dunia kira-kira sampai tahun 1800. Globalisasi #2 antara tahun 1800-2000 merupakan era perusahaan multinasional mendunia baik pemasaran dan tenaga kerjanya. Era perusahaan menguasai dunia. Globalisasi #3 setelah tahun 2000, yaitu masa ketika individu mendunia. Kabar tentang seseorang dipojok kamar bisa menjadi berita menghebohkan seluruh dunia. Pada era yang ketiga ini, individu-individu yang berkolaborasi dengan sasaran terfokus bisa mengubah tatanan masyarakat, bahkan menggulingkan kekuasaan pemerintahan atau mengangkat penguasa baru.

Pada globalisasi bagian ketiga, mengingatkan saya tentang konsep “Human capital” yang dicetuskan oleh Theodore W. Schultz. Pada tahun 1960, Schultz memberikan pidato berjudul Investment in Human Capital di depan American Economic Assosiation 5. Konsep tentang manusia sebagai bentuk modal atau kapital mulai berkembang. Jika awalnya human capital mengarah pada kualitas manusia tetapi seiring berjalannya waktu kuantitas manusia juga diperhitungkan. Banyak negara maju yang membatasi jumlah penduduk, ada pula yang jumlah penduduknya sedikit bertambah karena banyak orang mengejar karir sehingga tidak menikah. Di beberapa negara saking majunya, tunjangan kesehatan bagus, jumlah lansia lebih banyak dibandingkan anak-anak. Motivasi untuk menikah dilakukan negara dengan memberikan tunjangan bagi mereka yang anak menikah dan tunjangan untuk bayi yang baru lahir. Abraham Maslow yang mencetuskan hierarki kebutuhan dan menempatkan aktualisasi diri sebagai puncak piramida yang dicetuskanya mulai mendapat tantangan dan banyak yang mengajukan revisi. Ada yang menempatkan parenting sebagai puncak dari hierarki kebutuhan.

Kembali ke AADC, “Ada apa dengan China?” China merupakan Negara dengan penduduk terbesar di dunia. Tahukah anda Negara mana yang penduduknya paling banyak berbahasa Inggris? Bukan Inggris, tapi kabarnya adalah China. Jumlah penduduk yang banyak menjadi “capital” tersendiri bagi Negara. Berapa banyak perusahaan Eropa yang membuka pabriknya di China? Berapa macam produk yang dihasilkan China setiap harinya? Mengapa bisa sebanyak itu? Jumlah penduduk yang banyak menjadikan tenaga kerja murah. Tenaga kerja yang murah dalam produksi menjadikan ongkos produksi rendah dan jumlah yang diproduksi banyak. Bagaimana dengan pemasarannya?

Banyak orang China yang meninggalkan negerinya tersebar di berbagi Negara. Mereka memiliki pegangan dalam penghormatan kepada leluhur sehingga keterikatan dengan nenek moyang sangat dijaga. Jumlah yang banyak dan tersebar di berbagai Negara dalam berbagai bidang menjadi potensi “marketer” dan “sales”. China menjadi negara saingan Amerika bersama dengan negara lainnya yang pertumbuhan ekonominya beranjak naik. Saat Amerika mengalami krisis ekonomi, China tidak banyak terpengaruh. Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan yang biasa disingkat BIRCS merupakan negara yang perkembangan ekonominya pesat dan gabungan negara-negara tersebut diprediksi oleh Goldman Sachs akan mengalahkan negara-negara kaya di dunia 6.

AADC, “Ada apa dengan China?”

Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BIRCS). Jika kita membuka peta, maka kita akan dapati jalur sutra sebagaimana masa kerajaan Sriwijaya. Indonesia merupakan poros yang secara geopolitik dan ekonomi sangat menentukan serta memiliki daya tarik yang luar biasa. Karena itulah, Djuanda Kartawidjaja yang waktu itu merupakan perdana mentri Indonesia mencetuskan Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 7. Beliau memperjuangkan bahwa NKRI merupakan negara kepulauan sehingga wilayahnya tidak hanya daratan dan lautan sekitar 3 mil dari garis pantai sebagaimana Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) tetapi wilayah antar pulau merupakan wilayah NKRI, bukan lautan bebas milik umum. Perjuangan Deklarasi Djuanda diteruskan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Banyak negara yang menentang keputusan Indonesia, barulah tahun 1982 deklarasi PBB melalui United Nations Convention On The Law of The Sea (UNCLOS) menetapkan Indonesia sebagai negara kepulauan. Tanggal 13 Desember kemudian dicanangkan Presiden Abdurahman Wahid sebagai Hari Nusantara dan ditetapkan Presiden Megawati dengan Kepres RI Nomor 126 Tahun 2001. Memasuki wilayah perairan Indonesia tanpa ijin dianggap merongrong kedaulatan NKRI.

Oya, ada yang terlupakan. Hubungan China dengan Indonesia bisa kita temui juga dalam sejarah pasca kemerdekaan. Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Presiden Soekarno lebih condong membangun kerjasama dengan blok Timur (Komunis), salah satunya dalah RRT (selain Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, dan Korea Utara) 8. Saat itu, Presiden Soekarno didukung oleh Partai Komunis Indonesia yang sedang maju pesat. Kedekatan dengan RRT sampai terbentuk Poros Jakarta-Peking. Dengan negara komunis lainnya juga terbentuk Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang. Poros-poros tersebut hilang seiring pergantian pemerintahan ole horde baru. Kerjasama Indonesia kembali pada politik luar negeri bebas aktif.

Daftar Refrensi:
1. http://www.al-ahkam.net/home/membongkar-status-hadis-tuntutlah-ilmu-sekalipun-di-negeri-cina
2. https://www.youtube.com/watch?v=cXImAl7-lzs
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Serbuan_Yuan-Mongol_ke_Jawa
5. http://www.ssc.wisc.edu/~walker/wp/wp-content/uploads/2012/04/schultz61.pdf
6. http://en.wikipedia.org/wiki/BRIC
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda
8. http://id.wikipedia.org/wiki/Komunisme

Sunday, October 12, 2014

Al Farisi yang Menginspirasi

“Hai, engkau, kemarilah! Bawakan barang daganganku ini kekedai di seberang jalan sana”,pinta seorang pedagang dari Syam kepada laki-laki berbajulusuh yang dilihatnya.

Bungkusanberat berupa barang dagangan pedagang tersebut pun diangkat ke punggungkeledai. Saat laki-laki berpakaian lusuh tersebut berjalan, orang-orang yangmelihat pun berkata padanya, “Wahai amir,biarlah saya yang mengangkatnya”

Pedagangdari Syam tersebut pun keheranan karena laki-laki berpakaian lusuh yangdianggapnya seorang kuli panggul tetapi dipanggil sebagai amir. “Siapa dia? Mengapa engkau memanggilnyaamir?”, tanyanya.

Orang-orangpun menjawab, “Wahai tuan, tidak tahukahengkau bahwa dia adalah amir negeri Madain (Persia)”.

Betapaterperanjatnya pedagang tersebut. Ternyata laki-laki yang dianggapnya sebagaikuli panggul adalah seorang pembesar di wilayah tersebut. “Letakkan barang-barang itu wahai tuan. Biarkan saya sendiri yangmengangkatnya”.

Sembaritersenyum tanpa menampakkan kemarahan laki-laki berpakaian lusuh tersebutmenjawab, “Aku sudah menyanggupinya danaku akan melaksanakannya”.

Siapakahlaki-laki berpakaian lusuh tersebut?

Tidaklain, dia adalah Salman al Farisi. Dulu, dia pergi dari wilayah Persia untukmenemukan nabi akhir zaman hingga akhirnya bertemu di Madina dan mengucapkandua kalimat syahadat. Seluruh hidupnya, dia dedikasikan untuk Islam termasukide cemerlang membuat parit ketika kaum muslimin di Madinah menghadapi kepungantentara koalisi kaum kafir Qurays dan suku-suku jahiliyah di Arab. Di saat yangdemikian, Salman mengajukan usul untuk membuat parit hingga dikenalah perangyang berlangsung disebut perang Khandaq (parit). Dalam proses penggalian parit,ada batu besar yang sulit untuk dipecahkan hingga nabi sendiri yang turuntangan. Tiga kali nabi memukulkan ke tanah keras, tiga kali pula bertakbir, dannabi mengabarkan bahwa kaum muslimin akan menaklukkan Persia, Romawi, dan Syiria. Akhir dari pertempuran khandaqdimenangkan oleh kaum muslimin dan Salman al Farisi membuktikan sendiri bahwaPersia akhirnya juga ditaklukan. Bahkan, dirinya diangkat oleh Umar bin Khatab(khalifah) waktu itu menjadi gubernur di sana.

Kedudukannyasebagai seorang gubernur tidaklah mengubah hidupnya dari yang sederhana menjadibermewah-mewah. Justru keimanan dan ketaqwaannya bertambah-tambah. Kebutuhansehari-hari dipenuhi Salman dari menganyam tikar. Setiap hari, Salmanmendapatkan uang 3 dinar; 1 dinar buatnya sebagai modal, 1 dinar diberikanuntuk keluarga, dan 1 dinar disedekahkan. Begitulah kesederhanaan seorangSalman al Farisi.

KarakterSalman al Farisi ditempa oleh Islam. Beliau bertemu langsung dengan RasulullahSAW, mengikuti setiap perintah beliau, dan meneladani para sahabat nabi yanglain. Bahkan Salman, mengutamakan saudara seiman atas dirinya sendiri.

Suatukali, Salman al Farisi mendatangi rumah seorang gadis dari Bani Laits bersama Abu Darda untuk melamar gadistersebut. Salman al Farisi yang memiliki maksud, Abu Darda yang menjadi jurubicara untuk menyampaikan maksud. Namun, justru gadis yang hendak dilamar dankeluarganya lebih memilih Abu Darda. Dengan penuh kebahagiaan, Salmanmenyerahkan barang yang sudah disiapkannya untuk melamar gadis itu kepada AbuDarda. Jadilah Abu Darda yang menikah dengan gadis tersebut.

Dari Salman al Farisi,kita bisa belajar tentang keteladanan kepemimpinan dan kesederhanaan. Seseorangyang bisa mengutamakan kepentingan saudaranya dan rakyatnya akan mudah untukmenjadi pemimpin yang baik dan bijaksana. Bukan pujian dan penghargaan darimanusia yang diharapkannya tetapi ridho dari Allah SWT dan semangat meneladaninabinya.

Saturday, September 13, 2014

Dari Toilet Hingga Indikator Iman

“Barangsiapa buang air besar (BAB) atau kecing tidak disiram sampaibersih, saya doakan semoga tidak dapat BAB dan kencing lagi….!!!!”, begitulah tulisan dalam foto yang dikirim rekansaya melalui grup WA. “Ingat: Kebersihansebagian dari iman”, tegas dengan kalimat terakhir dari sebuah himbauan di sebuahtoilet sebuah instansi.

Setiap kita pasti punyapengalaman beragam terutama tentang keadaan toilet di tempat umum (stasiun,terminal, bandara dst), toilet di instansi pemerintah, dan instansi swasta. Adatempat dengan toilet yang bersih lagi wangi, ada pula yang kotor dan berbau.Jelas kita semua lebih merasa nyaman dan memberi apresiasi positif pada tempatyang toiletnya bersih.

Di lingkungan sayadilahirkan, ada sebuah pesan bijak bahwa untuk mengetahui karakter baik danburuknya seseorang cukup dengan memperhatikan keadaan dapur dan kamar mandinya.Umumnya orang akan berusaha menampilkan keadaan rapi dan bersih padatempat-tempat yang terlihat orang banyak (ruang tamu, teras, halaman rumahdst). Dalam perilaku, sudah menjadi halumum jika seseorang berusaha menampilkan perilaku terbaiknya di hadapan oranglain dan bisa jadi berbeda dengan dirinya yang sesungguhnya. Bagaimana dirinyayang sebenarnya? Tersembunyi. Tempat ‘tersembunyi” di dalam rumah adalah dapurdan kamar mandi. Dengan demikian, penilaiankarakter pemilik rumah bukan dari ruang tamunya tetapi dari dapur dan kamarmandinya. Jika dapurnya bersih dan kamar mandinya bersih, diyakini karakterpemiliknya juga baik. Setidaknya memiliki kepedulian tentang hidup sehat,kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan.

Perilaku seseorang terkaitkebersihan toilet juga beragam. Ada orang-orang yang membersihkan benar-benarbersih setelah selesai menggunakan toilet. Ada pula yang seolah cuek, setelah selesai menggunakan lalu pergibegitu saja. Jika anak kecil yang melakukan, pastinya bisa dimaklumi tetapijika orang dewasa yang melakukan tentu menjadi perhatian yang penting bagi kitasemua. Mungkin orang akan berkomentar, “Apa saat kecil tidak diajari ya?”.

Perilaku seseorang merupakanhasil dari pengulangan dalam waktu yang lama. Termasuk dalam hal ini perilakuterkait kebersihan setelah menggunakan toilet. Dalam ilmu psikologi dikenalistilang “toilet training”. Ada masaketika anak-anak, seseorang diajari untuk menggunakan toilet dengan baik. Anakdiminta untuk memberi tahu orangtua jika dirinya sudah merasa ingin BAB/BAKsedangkan orangtua mengantar anak ke toilet. Hal tersebut merupakan bagian darimelatih anak bahwa jika BAB/BAK dilakukan di toilet. Di luar negeri, ada yangmembuat iklan layanan masyarakat tentang“toilettraining” bagi anak. Di dalam iklan layanan masyarakat tersebut, seorangayah menemani anaknya di toilet. Bahkan, si ayah membacakan buku cerita agaranaknya tetap tenang dalam BAB. Tentunya tentang kebersihan setelah menggunakantoilet juga diajarkan oleh si ayah. Lalu, bagaimana dengan perilaku orang yangseenaknya pergi begitu saja setelah menggunakan toilet? Mungkin dia tidak lulus“toilet training”atau tidak mendapat“toilet training” sehinggameninggalkan toilet dalam keadaan tidak bersih dan berbau.

Bau yang ada di toiletsendiri sebenarnya mengindikasikan adanya najis. Dalam agama, pembahasantentang najis ada dalam ilmu fiqih pada bab pertama, masuk dalam bab thaharah(bersuci). Keberadaan najis bisa dikenali dari zatnya, warnanya juga baunya. Airkencing dan tinja adalah najis sehingga setelah BAK dan BAB, kedua tempatkeluarnya dua zat tersebut haruslah disucikan. Jika ada air dengan air, jikatidak ada air bisa dengan tiga batu. Baju atau celana yang terkena najis jugaharus dibersihkan. Keadaan tubuh, pakaian, dan tempat yang bebas dari najismerupakan syarat yang menentukan sah tidaknya ibadah, semisal sholat. Dengandemikian, “kebersihan” dalam ungkapan“Kebersihan sebagian dari iman”adalah merujuk pada istilah thaharah (bersuci). Keterangan lengkap tentangfiqih thaharah silakan buka kembali tentang fiqih Islam.

Semoga mereka yang belumsadar terkait kebersihan setelah menggunakan toilet akan lebih bertanggungjawab dengan menjaga kebersihannya. Semoga perhatian akan kebersihan dankesucian menjadi bagian dari amal ibadah yang menambahi pahala kebaikan kita.Aamiin.

Saturday, August 9, 2014

Pendidikan Anak Sejak Dalam Kandungan

Menjadi orangtua dari anak yang sholih/sholiha dan menyenangkan merupakan sebuah anugerah yang luar biasa. Allah SWT mempercayakan bayi yang lahir dengan fitrahnya dan segala potensinya pada para orangtua. Arah perkembangan fitrah apakah pada kebaikan atau pada kejahatan dipengaruhi oleh orangtua. Dalam ilmu biologi dikenal bahwa setiap bayi lahir dengan potensi genetik yang diturunkan dari kedua orangtuanya. Potensi genetik akan aktif dan aktual ditentukan oleh lingkungannya. Tentu kita juga mengenal istilah ada faktor genetis, bawaan, dan lingkungan. Faktor genetis terkait kombinasi kromosom dari orangtua, faktor lingkungan dipahami sebagai lingkungan dimana individu berinteraksi (keluarga, teman, sekolah, masyarakat), dan faktor bawaan mengarah pada keadaan selama dalam kandungan. Dengan memahami hal demikian, saat-saat anak masih dalam kandungan merupakan saat yang penting juga untuk diperhatikan.
Masyarakat kita dengan kearifan lokalnya memberikan perhatian penting masa kehamilan melalui “pranata sosial” yang turun temurun. Ada kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan pada usia tertentu saat kehamilan. Ada pula pantangan-pantangan yang dipesankan bagi para ibu hamil untuk tidak boleh dilakukan. Istilah yang umum digunakan seperti “pamali, saru” dsb. Pamali jika seorang wanita membunuh binatang, ada juga pesan pada suami agar mengabulkan permintaan istrinya yang sedang hamil jika ngidamDalam tinjauan ilmiah, emosi seorang ibu turut berpengaruh terhadap janin yang di kandungnya. Ibu dan janin terhubung oleh plasenta, aliran darah dan hormone serta sari makanan tersalurkan pada janin dari ibu. Emosi baik positif maupun negatif akan mempengaruhi hormon yang diproduksi tubuh ibu dan selanjutnya tersalurkan juga pada janin. Dengan demikian, penting peranan suami memberikan support bagi istri. Maha Besar Allah SWT yang juga menambahkan kasih sayang dan cinta seorang suami pada istrinya saat istrinya hamil. Maha Besar Allah SWT yang menganugerahkan sesuatu yang tidak diberikan pada laki-laki, dua diantaranya adalah mengandung dan melahirkan.
Ada sebuah penelitian yang menarik tentang hal yang bisa dilakukan saat kehamilan. Penelitiannya melibatkan sejumlah ibu. Mereka diminta untuk memperdengarkan kisah dengan tape recorder pada janin selama sekian waktu. Saat sudah lahir para ibu diminta untuk memutarakan kembali kisah tersebut. Para bayi menunjukkan ketertarikan dan seolah-oleh mereka tidak asing dengan atas kisah yang diperdengarkan saat dalam kandungan dan tidak memberikan perhatian saat diputarkan kisah yang lain. Hal tersebut bisa dijelaskan bahwa fungsi pendengaran seseorang sudah aktif sejak dalam kandungan. Perkembangan otak berupa jaringan-jaringan neuron juga terjadi dengan adanya stimulasi yang diterima dari luar. Di dalam Al Qur’an, kita mendapati keterangan bahwa Allah SWT menciptakan pendengaran, penglihatan, dan hati. Allah SWT sebutkan pendengaran sebelum penglihatan yang menunjukkan adanya hikmah bahwa fungsi pendengaran telah aktif terlebih dahulu sebelum penglihatan. Hal tersebut sekaligus menjadi dasar argumentasi bahwa stimulasi sudah bisa diberikan sejak anak dalam kandungan.
Aktifitas-aktifitas dalam memberikan stimulasi bisa dilakukan secara bersama-sama ayah dan ibu. Seorang ayah membacakan cerita atau bertilawah sedangkan ibu menyimak sembari mengelus perutnya untuk berkomunikasi dengan anak yang ada dalam kandungan. Mengajak berkomunikasi dalam bentuk menyapa, mengajak bicara pada janin akan mendekatkan ikatan emosional pada ayah dan ibu. Dalam ilmu psikologi, ada istilah kelekatan yang menjadi hal penting dalam menentukan perkembangan anak (kecerdasan, rasa aman, prestasi, kemampuan sosial dst).
Semoga kita menjadi orangtua yang dikaruniai anugerah anak-anak yang sholih/sholihah, menjadi penyenang batin kita, dan menjadi orangtua yang bijaksana. Aamiin.

(Pariman Siregar) 

Tuesday, July 15, 2014

Mendidik Sejak Dini

Kesadaran akan pentingnya mendidik anak sejak dini sudah lama disadari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini bisa diketahui dari adanya pesan-pesan bijak yang tesirat dalam pepatah dan budaya masyarakat. Ada pepatah mengatakan, “Belajar saat usia muda bagaikan mengukir di atas batu sedangkan belajar di hari tua bagaikan mengukir di atas air”. Belajar semuda mungkin, ilmu yang didapatkan akan kuat lekat dalam ingatan. Kalau sudah terlalu tua usia, umumnya mengalami kesulitan dalam mengingat.
Pepatah tersebut berangkat dari kearifan masyarakat. Dalam kajian psikologi dan perkembangan, selanjutnya diketahui bahwa otak mengalami pertumbuhan pesat dalam membangun sambungan-sambungan neuron pada usia 6 tahun pertama. Pada saat tersebut, stimulasi yang diberikan akan mudah ditangkap dan diserap oleh otak. Itu artinya, waktu-waktu yang sangat penting bagi pembelajaran. Kita tentu pernah menyaksikan acara di TV berupa ajang menemukan bakat dan kontes kemampuan anak. Ada anak-anak yang sudah hafal Al Qur’an pada usia dini. Para orangtua dengan pengetahuannya akan potensi anak memanfaatkan “golden age” untuk mengajarkan anak-anak tentang menghafal Al Qur’an. Tentu kita juga pernah menyaksikan, ada anak-anak yang memiliki kemampuan dalam menyanyi maupun bermain musik. Kuncinya ada pada stimulasi yang diberikan kepada anak sejak dini. Sebagai orangtua, perlu kiranya untuk belajar banyak tentang perkembangan anak dan cara memberikan stimulasi sebaik mungkin.
Kajian yang dilakukan Anne Martina dan Rebecca  M.  Ryan dari Columbia  University bersama dengan Jeanne Brooks-Gunna dari Georgetown  University Amerika Serikat menunjukan bahwa dukungan yang diberikan ibu sejak dini berperan besar dalam pembentukan minat dan ketekunan anak. Minat dan ketekunan menjadi hal yang penting dalam menentukan kemampuan akademik anak. Perlu kiranya dipahami para orangtua untuk bisa membangun minat dan melatih ketekunan sejak dini. Usia 1-3 tahun sudah bisa dilakukan untuk membangun minat anak.
Dalam kearifan khasanah tradisi di Jawa misalnya, para orangtua sejak dini sudah mencoba untuk mengenali minat anak. Seorang anak laki-laki raja, saat sudah bisa merangkak, maka orangtua meletakkan senjata dan buku di depan anak tersebut. Apa yang dipilih anak diyakini akan menjadi minatnya. Jika senjata yang dipilih, itu artinya ketika besar akan menjadi seorang satria atau panglima perang. Jika buku yang dipilih, itu menandakan bakatnya adalah mendalami ilmu, jadi ulama atau cendikiawan. Cara sederhana yang pernah ada tersebut, kini sudah berkembang seiring kemajuan ilmu pengetahuan. Ada tes minat dan bakat atau biasa dikenal umum sebagai tes psikologi.
Tes psikologi pada dasarnya merupakan sampel dari perilaku yang diyakini menggambarkan bagian keseluruhan dari diri seseorang baik potensi maupun kepribadiannya. Sejauhmana orangtua perlu untuk mengetahu bakat dan potensi anak dengan memberikan tes psikologi? Hal tersebut masih ada perbedaan pendapat. Kita tentu masih ingat ada yang setuju dan ada yang tidak setuju saat tes psikologi digunakan dalam seleksi masuk TK/SD? Masing-masing memiliki argumentasi dan dasar. Karena itulah, menjadi orangtua yang mengajari anak beragam hal dituntut juga untuk belajar meningkatkan ilmunya. Bukan hanya meminta anak untuk belajar tetapi belajar agar menjadi orangtua yang baik juga menjadi hal penting. Orangtua berperan dalam memberikan dukungan terbaik, membersamai anak, dan menjadikan momen bersama anak sebagai kebahagiaan.
Kajian yang saya lakukan terhadap para ayah pada tahun 2013 diketahui bahwa para ayah memiliki pengalaman puncak bersama dengan anak. Pengalaman tersebut merupakan pengalaman bermakna, membahagiakan, dan memberikan perubahan bagi seorang ayah. Momen-momen membahagiakan bagi para ayah sejak mendapati kabar bahwa istrinya hamil, membersamai istri saat kehamilan, membersamai istri saat persalinan, membersamai anak saat bermain, mengikuti perkembangan anak dari tahun ke tahun sampai pada menyaksikan momen membanggakan berupa anak yang meraih prestasi dan anak menikah. Hal ini menunjukkan bahwa parenting bukan hanya bermanfaat bagi anak tetapi bagi orangtua sendiri.

Semoga kita menjadi orangtua yang bijaksana dan membawa keberkahan bagi anak-anak. Aamiin.

(Pariman Siregar)

Saturday, June 21, 2014

Buku Inspiratif "Beyond The Dream"

Setiap kita pastilah punya cita-cita. Segala hal yang menjadi harapan, keinginan, dan menjadi semangat untuk mengusahakan serta bahagia ketika meraihnya. Impian adalah bagian dari hidup seseorang. Karena impian, seseorang bangun, bergerak, bertindak, semangat, selalu memiliki energi, dan alasan bertahan dalam keadaan apapun. Kita sendiri bagian dari produk impian, yaitu impian orangtua kita. Lihatlah segala hal baik di sekeliling kita, saya yakin segala yang kita temui adalah bagian dari impian orang-orang. Mari bercita-cita!


Beyond the dream: sebuah perjalanan menggapai cita”, itulah kiriman buku yang saya terima beberapa waktu lalu. Buku yang berisi kisah perjalan manusia biasa yang memiliki impian melampaui hal yang biasa dalam dirinya. Saya menjadi satu dari 21 orang yang mengisahkan perjalannya dalam menggapai impian dalam buku tersebut. Saya merasa belum apa-apa dibanding senior dan teman-teman saya dalam buku tersebut. Walaupun begitu, saya bersyukur bahwa saya selalu berani untuk bermimpi. Impian-impian itu pun sudah banyak yang menjadi kenyataan dan membuat saya semakin banyak bermimpi kembali.
Prof.Dr. Heri Hermasyah, S.T, M.Eng, guru besar Fakultas Teknik UI mengawali kisah perjalan tentang meraih cita-cita dalam buku tersebut. Beliau merupakan guru besar termuda pertama sejauh ini di UI. Beliau menjadi guru besar pada usia 37 tahun. Tentulah pencapaian yang luar biasa bagi beliau. Semangat yang beliau sampaikan bahwa siapa saja yang ingin menjadi orang yang sukses, setidaknya mesti memiliki tiga hal penting. Tiga hal tersebut adalah isi hati dengan iman (keyakinan), isi kepala dengan ilmu, dan isi tangan dengan kekuatan. Seiring kesuksesan seseorang sudah seharusnya semakin besar dan semakin luas dampak positif yang bisa dirasakan orang-orang di sekitarnya, masyarakat dan bangsa.  
Sekarang cobalah renungkan, apa cita-cita atau impian anda? Apa cita-cita anda untuk negeri Indonesia?
Saya ingin share satu dari impian saya yaitu menjadi penulis. Saya ingin menjadi penulis menjelang saya lulus dari S1. “Sebelum saya lulus, saya ingin menulis buku”, begitulah keinginan saya waktu itu. Saya tidak akan mengulanginya lagi membuat janji pada diri sendiri sebagaimana janji tersebut. Seolah-olah saya ingin bilang bahwa saya lulusnya setelah berhasil menulis buku. Saya baru menyadarinya setelah lulus ketika merenungkan sebab saya lulusnya kelamaan ketika S1. Buku “Master from minder” menjadi buku pertama yang saya tulis.
Saya belajar bahwa siapapun berhak untuk memiliki impian dan siapapun bisa meraih impiannya jika impian itu mulia dan diusahakan dengan usaha terbaiknya. Berikut beberapa buku yang saya tulis baik sendiri maupun bersama; 1. Master from minder (bisa sukses dengan kemampuan terbatas); 2. Bismillah, Kami Menikah; 3. Goresan Tinta untuk Indonesia; 4. Beyond The Dream (sebuah perjalanan menggapai impian). Sempat saya menulis ebook “Hipnotis Cinta”dan beberapa tulisan lain berupa artikel ilmiah. Tulisan-tulisan saya bisa ditemukan dalam webisite pribadi saya di sini. Salam sukses!
Kontak ke FB Inspiring Man 
permintaan ngisi acara di tempat anda

This entry was posted in

Thursday, April 17, 2014

Belajar dan Sulaiman a.s: Periksa Dulu Informasinya


"Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir?” tanya Sulaiman setelah memeriksa barisan tentaranya yang terdiri dari bangsa manusia, hewan, dan jin.

“Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”, lanjut Sulaiman seraya mengancam akan memberikan hukuman.

Sulaiman dikenal sebagai seorang raja yang memiliki ilmu yang tinggi, bijaksana, dan diberikan kelebihan-kelebihan oleh Allah SWT. Beliau bisa mengendalikan angin, memerintah jin, dan memahami bahasa binatang.

Sebagai raja yang bijaksana, beliau tidak begitu saja memberi hukuman. Beliau memberi kesempatan pada burung hud-hud untuk menyampaikan alasan keterlambatannya datang. Beliau dengarkan dengan seksama setiap keterangan yang diberikan hud-hud. Beliau baru mengambil keputusan jika benar-benar sudah yakin akan validitas informasi yang diberikan.

Hud-hud yang tiba menghadap kemudian menjelaskan bahwa dirinya menjumpai seorang wanita yang memerintah kerajaan dan memiliki singgasana yang besar. Wanita tersebut dengan seluruh rakyatnya menyembah matahari, bukan menyembah Allah SWT. (Lihat QS An Naml: 23-26)

Apakah Sulaiman dengan begitu saja mempercayai keterangan Hud-hud?

"Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”, jawab Sulaiman.
Setelah itu, beliau memerintahkan Hud-hud untuk pergi dengan membawa surat yang ditulisnya. Surat tersebut haruslah sampai pada ratu yang memerintah kerajaan yang dimaksud. Hud-hud juga diminta untuk merekam seluruh reaksi atas surat yang diberikan pada ratu itu. 

Sampai di sini, kita belajar hal penting terkait pemeriksaan informasi. Ada banyak berita yang melintas di facebook, twitter, grup WA, situs online dst. Ada pula berita dari TV, radio, Koran dst. Ingatlah bahwa berita belum tentu informasi, data belum tentu informasi. Informasi merupakan hal penting untuk membuat keputusan. Berita dan data yang tidak relevan dan valid untuk membuat keputusan hanya memenuhi folder. Dengan beragam media, tentunya perlu kecermatan untuk memilih informasi.

Dari Sulaiman kita belajar untuk pandai menyaring setiap berita yang masuk. Periksalah baik-baik setiap berita dan data, pilah mana yang benar-benar penting dan valid. Lakukan juga cross ceck sehingga bisa dipastikan keputusan yang kita ambil tepat dan berbuah kebijaksanaan. 

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”, QS Al Hujuraat: 6.

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ

،وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِساً عَلَيْنَا فَنَضِلَّ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا



“Ya ALLAH, perlihatkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan kurniakanlah kami untuk dapat mengikutinya.  Dan perlihatkanlah kepada kami yang salah itu salah, dan kurniakanlah kami untuk dapat menghindarinya.  Janganlah ENGKAU menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat.  Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” Aamiin.