Sunday, December 25, 2011

Love Wishdom (Part 1)


Tuhan ciptakan segala yang di dunia ini berpasang-pasangan, begitu juga dengan manusia. Setiap diri lahir dengan pasangan yang Tuhan sudah takdirkan. “Jodoh”, begitu biasa orang menyebutnya. Penyempurna setengah dari agamanya, pelengkap dari kisah hidup manusia, dan tentunya teman dalam bersujud mengabdikan diri pada Sang Maha Pemberi Cinta.

“Siapakah jodoh saya?”, pertanyaan yang jamak di hati orang-orang. Manusia memang tidak diberitahu siapa yang nantinya akan menjadi jodohnya. Tuhan menakdirkan manusia tidak langsung bertemu pasangannya. Mereka ditempatkan pada tempat yang berbeda. Dalam kehidupan inilah, manusia melakukan ‘perjalanan’ untuk menemukan jodohnya.
“Kapan bertemu dengan jodoh saya?”, bersitan pertanyaan yang pastinya muncul dalam hati banyak orang. Manusia dilahirkan dan hidup dalam sebuah keluarga. Memang begitulah, Tuhan ingin agar manusia belajar terlebih dahulu akan arti cinta yang sesungguhnya sebelum benar-benar bertemu dengan pasangan cintanya. Cinta yang hakiki adalah cinta pada Sang Maha Pemberi Cinta (Allah SWT). Dengan bekal pemahaman cinta yang hakiki tersebut, manusia melanjutkan perjalanan dan membuat kisah abadi kehidupannya.

“Dimana jodoh saya?”, pastinya tidak sedikit orang ingin tahu dimana Tuhan menempatkan jodoh setiap orang. Tuhan sudah menetapkan waktu dan tempat pertemuan seseorang dengan jodohnya. Bahkan, Tuhan sudah menyiapkan perayaan pertemuan dan ikatan untuk menyatukan meraka yaitu pernikahan. Direstui para wali, disaksikan para saksi, dan mengucapkan janji atas nama Allah SWT.
“Nantikan dan ikuti acara Love Wisdom di Bulan Januari 2011 bareng Inspiring Man”

Sadarilah di tempat lain sana, sebenarnya pasangan jodoh anda bergerak mendekat. Dia yang senantiasa menjaga dirinya, melantukan do’a dalam setiap kesempatan untuk anda, dan dia yang terus membuat karya-karya terbaik agar anda bangga. Karena itulah, seseorang mestinya melakukan hal yang serupa. Menjaga dirinya dari rasa ingin tahu lebih awal siapa jodohnya dengan pacaran atau ikatan lain yang Tuhan tidak ijinkan. Terus melantunkan do’a untuk diri sendiri dan jodohnya agar senantiasa dalam kebaikan juga ridho-Nya. Menantikan kehadirannya sembari membuat karya-karya terbaik agar dia bangga. Tiada rasa sepi dalam penantian, tiada merasa sendiri dalam keramaian, terus bersemangat karena waktunya semakin dekat. Betapa bahagianya ketika Tuhan mempertemukan. Pertemuan itu akan sangat special dan melahirkan special-spesial yang lain. Betapa bahagianya dia mendapatkan anda. Begitu damainya anda mendapatkan dia. Selamat!
Semoga kelimpahan dan kebahagiaan senantiasa bersama kita. Good luck! Untuk sharing, diskusi, konsultasi, permintaan menjadi pembicara (bedah buku, training pengembangan SDM, outbound ds) silahkan kontak melalui hand phone, Fb (Inspiring Man), twitter (@inspirasisegar). Thanks! With Pariman Siregar; “Not only motivation but also WISDOM”

(Pariman Siregar; Penulis Buku “MASTER from minder”, terapis, trainer, narasumber pengembangan SDM, motivator, dan blogger)

Friday, December 2, 2011

Beyond Understanding: Hanya Ingin Dimengerti


“Mama, uang saya sudah habis”, sekilas terdengar di antara keramaian penumpang kereta malam itu. Seorang gadis remaja usia SMA sedang menerima telpon dari mamanya. Sesak penumpang kereta ekonomi nampak tidak dihiraukan lagi. Pembicaraan yang penting sepertinya.

Seorang gadis kelas 2 SMA sengaja meninggalkan rumah menuju Depok, tempat pamannya berada. Ada ketidaknyamanan yang dirasakannya di rumah, begitu paparnya. Ayah dan ibunya termasuk orang sibuk. Pagi-pagi sekali sudah berangkat bekerja di saat dirinya masih enggan untuk bangun tidur. Pulang dari kerja pun sudah larut malam, nyaris tidak sempat makan malam bersama. Bahkan lebih sering, dia sudah mengantuk ketika orangtuanya pulang.
Keseharian yang menjenuhkan. Rutinitasnya hanya berkisar sekolah, nonton TV, belajar, tidur dst. Dia tidak memiliki aktifitas berorganisasi, tidak banyak teman yang dimiliki. Karena itulah, dia nekat pergi dari rumah tanpa ditemani bahkan mungkin tanpa sepengetahuan orangtuanya. Protes, begitulah kira-kira maksud kepergiannya. Protes sebagai wujud menuntut perhatian dari orangtua yang selama ini dia anggap mengabaikannya. Cara yang ditempuh untuk mendapatkan perhatian karena selama ini ayah dan ibunya lebih menjadikan pekerjaan sebagai hal yang diutamakan.

Begitulah, tidak semua orang bisa mengungkapkan maksud hati secara asertif. Keadaan lingkungan barangkali yang tidak memberikan kesempatan untuk aman mengungkapkan. Dalam kesempatan lain, lingkungan memang kurang peka menterjemahkan reaksi dari seseorang. Keadaan individu yang lebih terbiasa memendam perasaan mungkin pula yang menjadikan tidak asertifnya seseorang mengungkapkan perasaan.
Bahasa! Boleh dibilang bahwa segala sesuatu memiliki bahasa masing-masing dalam mengungkapkan maksudnya. Dibutuhkan kepekaan untuk bisa memahami berbagai ungkapan yang ada di lingkungan. Tindakan seorang remaja yang pergi dari rumah tanpa pamit seperti dalam bagian awal tulisan ini merupakan bahasa protes dia pada orangtuanya. Berbagai demonstrasi dan pengrusakan yang diberitakan di media sebenarnya juga ungkapan protes dan kemarahan karena maksud yang ingin disampaikan tidak didengarkan. Barangkali pernah ingat saat kecil, ngambek dan membuat berbagai ‘kerusuhan’ agar orang yang lebih dewasa perhatian? “Tidak ada anak yang tidak mau diajak kerjasama, yang terjadi sebenarnya adalah dia ingin dipahami dan dimengerti”, demikianlah. Ungkapan-ungkapan kemarahan, protes, pesakitan yang mengandung maksud dan harapan agar dirinya lebih didengarkan, dipahami, dan dimengerti oleh orang lain.

Seorang wanita mengeluhkan lambungnya sakit. Sudah beberapa hari dia rasakan. Awalnya diabaikan tetapi lama kelamaan mengganggu juga. Dalam sebuah kesempatan, dia mencoba untuk duduk dengan tenang, diam, mata terpejam, dan mengajak dialog lambungnya yang sakit tersebut. Diajaknya bicara, barangkali ada hal yang sebenarnya ingin lambung sampaikan. Benar saja, ternyata rasa sakit yang terjadi merupakan bentuk protes dari lambung. Selama beberapa hari wanita tersebut tidak begitu memperhatikan lambungnya, sibuk dengan pekerjaan, banyak pikiran, dan sering makan terlambat. Ajaib, rasa sakitnya pun perlahan hilang setelah dia meminta maaf kepada lambungnya sendiri, menanyakan apa yang diinginkan, dan meminta lambungnya untuk segera sembuh.
Pernah suatu kali seorang teman dirawat di rumah sakit. Tidak biasanya. Saya katakan padanya bahwa sakit pada hakikatnya adalah ungkapan ingin diperhatikan. Dengan keadaan sakitnya, dia lebih perhatian perihal dirinya sendiri, orang-orang di sekitarnya pun secara manusiawi lebih perhatian pula. Rasulullah menyampaikan bahwa setiap bagian tubuh itu memiliki hak. Boleh jadi, berbagai hal yang terjadi pada bagian tubuh merupakan ungkapan bagian tersebut dalam ‘menuntut’ dipenuhi haknya.

Dalam hubungan interpersonal, ingat saat interaksi yang akrab suatu kali terjadi kerenggangan? Sebuah keadaan yang mengungkapkan kebutuhan untuk sejenak menghentikan interaksi guna melihat hasil hubungan yang selama ini dilakukan. Silent moment yang seseorang butuhkan untuk sejenak berinteraksi dengan diri mereka sendiri. Pause dari berbagai kesibukan dengan dunia luar untuk berhubungan dengan sisi dirinya yang terdalam. Penyelaman pada jiwa yang terdalam, menemukan kembali spirit dalam hidup ini, dan mendekatkan kembali pada Allah SWT dalam khalwatnya. Muhasabah diri, bahasa agamanya.
Diperlukan sebuah kepekaan memang untuk memahami berbagai bahasa dan ungkapan. “Merapi sedang punya gawe”, kata mbah Marijan ketika itu. Khalayak tentu masih ingat keengganan juru kunci Merapi tersebut untuk mengungsi dan sempat membuat hubungannya dengan Sri Sultan renggang. Dia memahami betul bahasa yang ingin Merapi sampaikan. Sekian waktu dia sudah berinteraksi dengan merapi melalui berbagai pengamatan yang dilakukan. Dia juga belajar dari pendahulunya perihal ‘tabiat-tabiat’ Merapi. Gemuruhnya Merapi sekian tahun silam dimaknai sebagai Merapi punya gawe. Merapi sedang memiliki hajat yaitu meregulasi dirinya sendiri. Sebuah fase dimana sebuah gunung ‘memulihkan’ kondisinya seperti semula. Ibarat seorang yang suatu kali lapar, dia butuh makan dst. Gunung dan alam dipandang layaknya makhluk-makhluk yang lain.

Bukan karena Mbak Marijan ‘orang pinter’ tetapi karena dia menggunakan ilmu titen yang diwarisi dari pendahulunya dan dipadukan dengan pengamatannya. Dari pengamatan berulang, diketahuilah polanya, dan diperkirakanlah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Perihal kemudian kemungkinan itu benar terjadi atau tidak terjadi ada Allah SWT yang Memegang segala urusan takdir yang terjadi. Karena itulah tidak sepantasnya menjadikan prediksi sebagai landasan satu-satunya, yang terjadi umumnya banyak gagalnya. Tetaplah keputusan Allah di atas segalanya, di sanalah tawakal ditempatkan dalam setiap jiwa.
Bagaimana dengan bencana Merapi sendiri? Bagaimana makna berbagai bencana yang ada? Bagaimana pula dengan cobaan, masalah yang dalam suatu kesempatan dialami?

Adanya bencana Merapi misalnya, menjadikan banyak orang tergerak hati mengulurkan tangan memberikan bantuan. Mulai dari anak-anak SD yang mengumpulkan sumbangan, mahasiswa yang menggalang dana, berbagai organisasi yang turun terjun memberi, dan berbagai pihak yang akhirnya turut peduli. Berbagai hal yang dilakukan adalah bentuk perhatian, kepedulian, empati. Boleh jadi selama ini, banyak orang yang terlalu sibuk dengan dirinya sendiri hingga Allah SWT melalui alam menyampaikan pesannya agar orang-orang perhatian pada saudara-saudara mereka sesama manusia. Bagi mereka yang terkena dampak bencana, boleh jadi selama ini jauh berinteraksi dengan Penciptanya, mengingkari berbagai nikmat yang telah dianugerahkan. Melalui bencana yang menimpa mereka, seolah bermaksud agar manusia kembali pada Tuhannya. Dalam ketidakberdayaan; bencana, permasalahan, cobaan umumnya manusia menyadari keadaaanya. Begitu kira-kira maksud dari yang ingin disampaikan berbagai peristiwa yang dialami manusia. Ada maksud yang ingin disampaikan dari setiap ekspresi dan kejadian. Bijaksana memaknainya akan menjadikan setiap hal lebih menenangkan hati. * (Diambil dari Buku MAGNET KEBAHAGIAAN, Pariman Siregar)
Semoga kelimpahan dan kebahagiaan senantiasa bersama kita. Good luck! Untuk sharing, diskusi, konsultasi, permintaan menjadi pembicara (bedah buku, training pengembangan SDM, outbound ds) silahkan kontak melalui hand phone, Fb (Inspiring Man), twitter (@inspirasisegar). Thanks! With Pariman Siregar; “Not only motivation but also WISDOM”

(Pariman Siregar; Penulis Buku “MASTER from minder”, terapis, trainer, narasumber pengembangan SDM, motivator, dan blogger)

Tuesday, November 15, 2011

Indonesia: Union Empires (Persatuan Imperium-Imperium)

“Indonesia, apa yang kira-kira bisa anda banggakan darinya?”
Sejenak kita merenungkan jawaban yang tepat dari pertanyaan tersebut. Pertanyaan sederhana tetapi sepertinya cukup sulit untuk menjawabnya. “Iya, apa yang bisa dibanggakan dari Indonesia?” Saya yakin tetap ada sisi kebanggaan berupa keberhasilan yang juga dunia mengakuinya. Namun demikian, kalau dihitung-hitung banyak juga borok yang tidak mengenakkan untuk diceritakan. “Tersenyum”, itulah jawaban diplomatis dan cukup aman yang bisa diberikan. Membiarkan orang lain memaknainya sendiri. Andai tidak sesuai dengan kenyataan, toh mereka yang menginterpretasi senyum itu yang salah, bukan yang memberi senyum kan? Diplomatis.
China, Negara dengan penduduk terbesar dunia itu memiliki kebanggaan terhadap budaya yang dimiliki, begitu juga dengan Jepang. Red Cliff I dan Red Cliff II. Saya percaya banyak masyarakat Indonesia penggemar film kolosal yang mengetahuinya bahkan mungkin menontonnya lebih dari sekali. Saya tidak akan membahas isi film itu di sini, rasanya cukup banyak temen-teman penggemar film yang telah mengupasnya di web site pribadi mereka dan lebih tahu dari saya termasuk film-film kolosal China lainnya.
Yang jelas, jika kita cermati film-film kolosal China, seolah mereka ingin menampilkan betapa sudah sepantasnya mereka disebut besar sebagaimana sekarang. Setting dinasti yang pernah berkuasa yang kental akan pelajaran, filosofi, dan nilai-nilai yang bisa diambil, hidup dalam jiwa mereka sekaligus menjadi semangat yang menghantarkan mereka sampai sekarang. Pantas juga dalam sebuah kesempatan Rasulullah mengatakan, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”. Nasehat yang terkadang jadi gelitikan, saking tidak bersegera berangkat ke China, orang China yang datang ke Indonesia.
Pernah seorang teman berkunjunga ke temannya, keturunan China. Dilihat di rumahnya beragam boneka-boneka kecil dan ornamen-ornamen yang menggambarkan China. Hal yang menarik ketika dia menjelaskan bahwa ternyata itu adalah tokoh-tokoh besar dinasti yang pernah ada di China. Ornamen-ornamen yang menggambarkan karya-karya yang dibuat nenek moyang mereka. Mungkin itu pula yang menjadi penyemangat bagi mereka dan penguat kepercayaan diri bahwa dimanapun mereka berada maka sukses adalah miliki mereka. Bagaimana dengan isi kamar anak negeri ini? Apa yang menghiasainya?
Indonesia sendiri tidaklah kurang alasan untuk dibanggakan sebenarnya. Sejarah membuktikan bahwa di negeri ini banyak sekali imperium yang pernah ada. Mulai dari imperium pertama yaitu Kutai berlanjut Sriwijaya kemudian Majapahit hingga imperium Kesultanan Islam dari Samudra Pasai hingga Mataram. Entah apakah selama ini lebih diajarkan sebagai rangkaian kejadian, diminta menghafal tahun-tahunnya ataukah sudah sampai pada pembelajaran nilai, heroism, dan patriotism.
Sriwijaya (671M-1183M), imperium dengan armada maritim yang diakui kekuatannya. Sebuah kekaisaran di daerah Sumatera yang pernah berjaya di Nusantara ini. Luas kekuasaannya bahkan mencapai wilayah Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Sriwijaya menjadi salah satu pusat perdagangan dunia ketika itu. Kira-kira pada abad 7 M, seorang tokoh China, I Tsing pun mendalami agama di Sriwijaya. Berdasarkan catatan perjalanannyalah kemudian sejarah Sriwijaya lebih lengkap diketahui. Jika sekarang ini pusat perdagangan adalah Singapura, dulu begitulah peran Sriwijaya.
Sejarah juga mencatat ketika pusat pemerintahan Sriwijaya beralih ke Jawa, Borobudur berhasil diselesaikan. Bangunan yang pernah ditetapkan sebagai salah satu 7 keajaiban dunia. Kalau boleh dibilang, itulah karya besar nenek moyang negeri ini yang disejajarkan dengan karya Kekaisaran di China yaitu Tembok Besar China juga Piramid di Mesir, Tajmahal di India, Ka’bah di Makkah, Menara Condong di Itali, Menara Eifl di Paris. Masih tidak percaya dirikah untuk mengatakan diri sebagai bagian dari Indonesia?
Berlanjut, biarlah Sriwijaya terkenang sesuai makna namanya dari Bahasa Sansekerta, sri berarti "bercahaya" dan wijaya berarti "kemenangan”. Imperium yang kejayaannya terabadikan dalam sejarah, aura keberadaannya masih dirasakan. Kita berlanjut ke imperium Majapahit (1293 M – 1500 M) yang kekuasaannya jauh lebih besar lagi. Kejayaan Majapahit terjadi saat pemerintahan Hayam Wuruk dengan patihnya yang terkenal dengan Sumpah Palapanya yaitu Patih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit membentang dari Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina.
Di belahan dunia yang lain, seabad sebelum Gajah Mada lahir, sekitar tahun 1162-1167 M lahirlah seorang Temüjin yang bertekad menyatukan Mongolia. Dialah yang orang kenal dengan gelarnya yaitu Jenghis Khan. Pendiri kekaisaran Mongolia, pemilik wilayah kekuasaan terluas yang pernah ada. Serbuannya terhadap imeperium Islam justru melahirkan imperium-imperium Islam lainnya karena keturunannya malah memeluk Islam. India, Pakistan, Bangladesh, Afganistan adalah sebagian wilayah kekuasaanya. Tidak heran mereka yang memiliki nama dengan akhiran “Khan”, bisa dipastikan beragam Islam. Ingat film “My Name is Khan”?
Di Mongolia ada Temujin (Jenghis Khan) yang bersemangat menyatukan Mongolia, di nusantara ada Gajah Mada yang juga bertekad menyatukan Nusantara. Dia bertekat menyatukan imperium-imperium di jazirah Nusantara ini. Lain masa memang mereka berdua tetapi semangatnya nampak serupa walaupun keduanya tidak bisa disamakan pencapaiannya. Hal yang pasti adalah imperium yang pernah ada di nusantara ini tidak mau takhluk di bawah imperium Mongolia. Bahkan, tercatat dalam sejarah bahwa utusan Kubilai Khan (cucu Jengis Khan, penerus takhta Mongolia), Meng Chi yang datang ke Singhasari untuk minta upeti ditolak dan dipermalukan oleh Kertanegara, penguasa Singhasari saat itu. Ekspedisi perang yang dikirim ke Jawa untuk menakhlukkan kerajaan yang ada sekaligus membalas perlakuan Singhasari pun harus menelan pil pahit kekalahan.
Interaksi antar imperium di luar nusantara pun sudah terjalin dengan baik sejak zaman dahulu. Interaksi imperium Sriwijaya dengan Dinasti Umaiyah misalnya. Tercatat dua kali Raja Sriwijaya berinteraksi melalui surat dengan imperium Islam di Timur Tengah itu. Surat pertama dikirim kepada Muawiyah I sedangkan surat kedua ditujukan kepada Umar bin Abdul Aziz. Pada surat yang kedua tersebut, Raja Sriwijaya mengirimkan sejumlah hadiah dan meminta untuk mengutus seorang da’i ke Sriwijaya untuk mengajarkan Islam. Sepertinya raja Sriwijaya tertarik memeluk Islam.
Dua imperium besar yang saling berinteraksi. Keduanya sama-sama dikenal masyur karena membawa kemamuran bagi rakyatnya walaupun memang kebesaran Umar bin Abdul Aziz lebih banyak dikenal. Imperium yang masyur karena menumbangkan dua imperium tersebesar sekaligus yaitu Romawi dan Persia. Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai penguasa yang dalam masa pemerintahan singkat, hanya 2,5 tahun mampu memakmurkan rakyatnya. Penguasa imperium besar yang tetap sederhana penampilannya, dekat dengan rakyatnya, tiada harta yang diwariskan pada anak-anaknya. Kita tahu betul bahwa dalam masa pemerintahannya, di Afrika tidak ada rakyat yang miskin sampai-sampai tidak ada lagi rakyat yang mau menerima zakat (mustahik) karena mereka semua pembayar zakat (muzzaki). Sementara itu, imperium Sriwijaya juga merupakan imperium besar dengan kemakmuran dari perdagangan, cukai, dan pelabuhan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa nusantara ini, Indonesia boleh dibilang merupakan persatuan imperium yang telah ada. Imperium-imperium yang telah menorehkan sejarah dan berbagai peninggalan istimewa. Belum lagi ketika membahas imperium Islam yang hingga kini bisa didapati berbagai peninggalan kebudayaan, adat istiadat yang sudah mendarah daging bagi masyarakat Indonesia. Berapa saja masjid yang ada di nusantara ini?
Pariman Siregar; Penulis Buku MASTER from minder, motivator, trainer, konsultan SDM, psikoterapis, pemilik impian Inspiring The World). Silahkan kontak untuk sharing dan pemintaan training pengembangan SDM. Email: parimansiregar@gmail.com Twitter: @inspirasisegar FB: Inspiring Man.

Sunday, November 13, 2011

Mind Management: Optimisme yang Menyembuhkan


Adalah Angela seorang penderita kanker yang mengalami kesembuhan dan kemudian dia menuliskan pengalamannya dalam buku The Heroic Path. Dua kejadian menyesakkan hari itu pastilah diingat betul oleh Angela. Dia didiagnosis menderita kanker dan dia kehilangan hak mengasuh anak-anaknya. Seolah langit runtuh, tiada harapan, seolah ingin memilih mati saja. Namun apa daya, dia hanya bisa mengadu dan pasrah pada Tuhan yang diyakininya.

Seraya tidak ada lagi pilihan rasa atas kehidupan yang dialaminya, pahit dan getir tiada rasa manis walau sedikit. Dia mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri sembari menunggu jadwal bedah pengangkatan kankernya. Mulailah Angela menyelami sisi terdalam jiwanya, menemukan arti kehidupan, kasih ayang, dan kesehatan. Kesadaran bahwa ternyata banyak hal yang selayaknya disyukuri bermunculan. “Bukankah kehidupan ini sendiri adalah karunia”, bisik batinnya.
Hari-hari yang biasanya terasa sepi diisinya dengan bersepeda, berelaksasi, dan membayangkan dirinya yang segar bugar, sehat, dan bersemangat. Jika selama ini, dia lebih banyak memberikan kesempatan ketakutan, ketidakberdayaan, dan kekhawatiran maka mulai saat itu dia mencoba memberikan perhatian pada sisi spirit dalam dirinya. Sumber illahiah yang selama ini tertutupi oleh situasi dan keadaan. Keberanian, optimisme, dan keceriaan ditumbuhsuburkan dalam jiwanya.

Dia mencoba untuk memenangkan dirinya sendiri atas fakta yang dialami. Selama tiga minggu sebelum pembedahan, dia ‘bertarung’ dengan sel-sel kanker dengan membayangkan tentara kekebalan tubuh yang mengalahkan sel-sel kanker. Setiap hari dilakukannya, setiap ada bisikan melemahkan, dibesarkan optimismenya melebih sisi kelemahan itu. Hingga sampailah waktu untuk pengangkatan kanker. Dan betapa keajaiban terjadi, dokter yang memeriksanya menyatakan bahwa tidak ada kanker dalam tubuh Angela. "Kanker itu telah hilang!"
Pahit hari-hari yang dirasakan mulai berganti rasa manis mandu yang melegakan. Kebahagiaan pun berdatangan lebih banyak dari yang dia perkirakan. Hak mengasuh anak pun kembali padanya, dia bisa membuka bisnis baru, menjadi seorang terapis, dan menulis buku sebagai wujud semangatnya ingin berbagi pada banyak orang. Dia ingin menyampaikan pada dunia bahwa kehidupan ini berlimpah pilihan. Perlu kemampuan untuk memilih memang. Kemampuan yang muncul ketika seseorang mulai memandang diri penuh kasih dan menerima semuanya sebagai tahapan peningkatan kapasitas diri.

Demikian tadi kisah yang saya ceritakan ulang dari buku inspiratif “Chicken Soup for the Surviving Soul : 101 Healing Stories About Those Who Have Survived Cancer”. Sebuah buku yang saya dapatkan dari orang yang sangat antusias dalam berdiskusi, menulis paper, dan mengikuti banyak pelatihan. Kehadiran buku tersebut merupakan sebuah keajaiban tersendiri bagi saya. Saya sedang menguji sebuah teknik psikoterapi untuk membantupenanganan depresi penyakit kanker. Harapan besar seorang yang mendalami psikologi di Universitas Diponegoro, Semarang.
“Saya akan tetap tersenyum, saya tidak akan membiarkan apa yang saya alami mentertawakan saya”, begitu kata seorang yang pernah saya temui. Ada kekuatan hebat melebihi realitas terpancar dari dirinya. Itulah yang menjadikan dia tetap kuat dan menjadikan siapapun yang mendapati kata-katanya tergetar batinnya. Mereka yang sehat dengan badan yang kekar terkadang lemah hanya dihadapkan pada hal yang sepele. Ketakutan-ketakutan dalam bayangan mentalnya yang belum tentu terjadi dalam realitas.

Saya jadi ingat kata-kata seorang trainer hebat, Reza M. Syarif. Dalam salah satu acara yang dibawakannya, beliau pernah menyampaikan bahwa kita membutuhkan mind management disamping management-management yang lainnya. Semua pastinya familiar dengan apaq yang disampaikan Rasulullah SAW bahwa Allah sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Senantiasa berprasangka baik adalah sebagian dari keimanan karena iman bukan hanya sekedar percaya tetapi juga persangkaan baik terhadap segala yang menimpanya.
“Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ibn Hanbal).
Semoga kita senantiasa didekatkan Allah SWT dengan kesyukuran, kebahagiaan , kelapangan bukan karena penderitaan dan kesempitan. Ketulusan hati dan keringanan tangan untuk berbagi dengan banyak orang. Hidup ini lebih bermakna ketika seseorang menyadari keberadaannya bukanlah untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain. Mereka barangkali keluarga, teman, kerabat bahkan mungkin calon pasangan hidup yang masih Tuhan rahasiakan. Bukan semata-mata untuk mengejar kepuasan diri sendiri ternyata ketika seseorang melakukan hal lebih tetapi karena Tuhan telah menciptakan orang-orang spesial untuk dirinya. Masihkah tidak bersemangat dalam kesendirian ketika mengetahui demikian? Masihkah meragukan Kasih Sayang Tuhan merata bagi hamba-Nya?

Ditulis oleh Pariman Siregar (Penulis Buku MASTER from minder, motivator, trainer, terapis, dan pemilik cita-cita “Inspiring The World”)
Bagi yang ingin berdiskusi atau mengundang untuk training, bedah buku, konsultasi bisa melalui email parimansiregar@gmail.com; FB Inspiring Man; Twitter @inspirasisegar. Salam bahagia! Salam MASTER!

Saturday, October 29, 2011

Manage Your Life Mind Set


Dalam kesempatan kali ini, saya ingin berbagi kepada sahabat master semua terkait mindset. Apakah mindset? Seberapa penting kupasan tentang mindset ini harus diketahui sahabat master semua? Apa saja dampak mindset dalam kehidupan seseorang? Dan tentunya, bagaimana mengarahkan mindset untuk menghadirkan berbagai impian dalam kehidupan? Hal yang menarik tentunya. Dan makin menarik lagi seiring kupasan paragraf demi paragraf berikut.

Saya awali dengan bertanya pada sahabat master semua, “Kalimat apa yang menjadi motto atau favorit dalam menjalani kehidupan?” Cobalah untuk mengingat-ingat kembali. Hal yang mudah tentunya karena rata-rata orang memiliki kalimat kesukaan yang dijadikan penyemangat dalam kehidupannya. “Hidup adalah perjuangan”, begitu kata seseorang. “Fight, fall down, get up!”, ada juga yang memiliki semangat itu. “No time too sleep”, barangkali saja. Mungkin cocok dengan ungkapan ini, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; Bersakit dahulu, senang kemudia”.
Apapun kalimat yang sahabat master ungkapkan, semuanya sah-sah saja. Setiap orang memang memiliki cara dan keyakinan yang dipegang untuk memandang kehidupan. Hal yang perlu dipahami ialah perihal pengaruh dari keyakinan yang dipegang tersebut.

Dalam sebuah sesi pelatihan yang saya bawakan kala itu, ada seorang peserta bertanya. “Mas, saya ini seperti tidak memiliki waktu istirahat”, demikian kira-kira keluhnya. “Satu masalah selesai, datang masalah berikutnya, dan begitu berulang”, lanjut dia. Dia merasa tidak menikmati, situasi yang dialami membuatnya lelah, dan dia ingin sekali lepas dari situasi yang demikian. Bagaimana solusinya? Adakah yang mengalami hal serupa?
“Baiklah, bolehkah saya tahu apa yang menjadi motto hidup anda?”, tanggapan saya atas ceritanya yang cukup panjang itu. “No time to sleep”, demikian jawabnya singkat.

Kalimat berulang yang dihayati dan dijadikan pegangan bagi seseorang, bekerja layaknya do’a. Dan sebagaimana kita pahami bahwa Tuhan Maha Pengabul do’a. Ada yang dikabulkan sesuai permohonan seketika, ada yang dalam bentu lain, dan ada yang ditunda waktunya (sampai di akhirat). Secara tidak disadari, kalimat-kalimat favorit seseorang menjadi do’a yang senantiasa dia lantunkan. Sudahkah yang diinginkan sesuai dengan kalimat permintaan?
“No time to sleep”, sebuah do’a yang dikabulkan dengan hadirnya banyak masalah dan tugas yang menuntut dia untuk segera menyelesaikan. Saking banyaknya, menjadikannya seolah tidak memiliki waktu untuk tidur. Kebutuhan akan istirahat jadi tidak terpenuhi secara optimal. (Semoga segera selesai permasalahan dia)

Lalu bagaimana dengan kalimat, “Hidup adalah perjuangan”? Bisa diperkirakan yang hadir dalam kehidupan seseorang tersebut adalah tantangan-tantangan yang menjadikan dia terpacu untuk berjuang. Kehidupan yang seolah dihadapkan pada penyelesaian masalah dengan usaha sekuat tenanganya.
“Fight, fall down, get up!” Tentu sahabat master bisa memperkirakan apa yang dihadapi oleh seseorang dengan keyakinan tersebut. “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; Bersakit dahulu, senang kemudia”, adakah yang masih menjadikannya pegangan setelah mengetahui perkiraan yang akan dihadapi?

Pernahkan berdo’a agar mohon diberikan “kesabaran”? Apakah yang sahabat master terima? Tentulah bukan seketika menjadi orang yang sabar. Kesabaran itu hasil sebuah proses bukan? Karena itulah yang hadir dalam kehidupan seseorang tersebut adalah ujian-ujian untuk menguatkan otot-otot sabar dalam batinnya. “Manusia meminta, Allah SWT menganugerahi sarana,” itulah kata kuncinya.
Ingatkan saat memohon agar dilimpahkan banyak rejeki? Bukan uang yang datang begitu saja tetapi berbagai bentuk tawaran yang berdatangan. Tawaran bisnis, pekerjaan, kerjasama, amal dst. Kesempatan yang membuka jalan banyak rejeki. Pertanyaannya, saat berbagai peluang datang, apa tanggapan sahabat master semua? Menolak atau menyambut dengan bahagia? Bagaimana mau banyak rejeki kalau saat datang tidak tahu, kalau pas datang malah ditolak?

Sampai di sini, mudah-mudahan walaupun belum begitu mendalam, sudah terjawab secara tidak langsung beberapa poin bahasan. Arti mindset, urgensi memahaminya, dan dampak mindset dalam kehidupan seseorang. Berikutnya bagaimana mengarahkan mindset untuk mendukung pencapaian impian?
Mengarahkan mindset untuk mendukung pencapaian impian. Sungguh hal yang makin menarik untuk dikupas. Cara kerja yang sederhana sebenarnya yaitu dengan mengganti saklar pikiran dan emosi negatif menjadi saklar pikiran dan emosi positif. “Not only positive thinking but also positive feeling”, itulah yang dimaksud mind set positif.

Tantangannya bukan pada berpikir positif tetapi pada merasai positif. Berapa banyak telah berpikir positif tetapi tetap saja tidak banyak perubahan positif? Berapa kali telah mencoba berpikir positif tetapi ternyata dugaan negatif dalam hati malah yang menjadi kenyataan? Berapa banyak uang yang telah digunakan untuk mengikuti beragam seminar dan training, meningkat pengetahuannya tetapi tetap saja terkungkung dalam permasalahan yang serupa? Akal memang bisa diakali tetapi hati tidak bisa dibohongi. Pikiran bisa dimanipulasi sedangkan perasaan haruslah dibersihkan.
Source of problems came from the depth memories. Bagaimana bisa berpikir dan merasai demikian, itulah sumber permasalahan yang perlu ditemukan. Bukan hanya sekedar tahu kemudian jadi pemakluman tetapi tahu dan melakukan perubahan. Untuk menyusuri jalan gelap ke sana itulah diperlukan seorang pemandu yang membantu membawa penerangan dan menunjukkan jalan. Berapa banyak orang mencoba pergi sendiri tetapi kemudian justru semakin tersesat dalam ketidakjelasan? “Saya juga tidak tahu mengapa saya melakukan hal demikian, seperti ada dorongan dan saya tidak bisa mengendalikannya”, begitulah keluh mereka yang mengalaminya. Saran saya bila ada sahabat master yang menemukan orang-orang tersebut adalah mempertemukannya dengan orang yang ahli psikologi. Bukan hanya memahami ilmu psikologi tetapi punya pengalaman menangani. Mereka yang memiliki tendensi ingin berbagi.

Senantiasa berusaha untuk berpikir positif dan merasai positif adalah hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mengarahkan mind set positif. Butuh waktu memang untuk benar-benar menjadikan semuanya positif. Good luck!
Pada tulisan berikutnya (Insya Allah) akan dikupas terkait rejeki dan mind set. Banyak ingin saya ungkapkan sebenarnya; terkait jodoh, keberuntungan, kesehatan, dan berbagai aspek lainnya. Semoga bisa memenuhi harapan tersebut. Keinginan saya adalah bisa share langsung dengan sahabat master semua baik sesi khusus coaching personal maupun training semisal Inspiring Answer The Master” yang direncanakan pada bulan November 2011. Silahkan kontak melalui hand phone, Fb (Inspiring Man), twitter (@inspirasisegar) saat membutuhkan. Thanks! “Not only motivation but also WISDOM”

(Pariman Siregar; Penulis Buku “MASTER from minder”, terapis, trainer, dan blogger)

Tuesday, October 11, 2011

Banyolan Inspiratif (Tentang Negara)


Pastinya kalangan intelek pada tahu kabar perihal perombakan kabinet di pemerintahan negeri ini. Berapa kali saja berita di televisi menyorotinya? Wah-wah, pastinya para tokoh politik pada deg-degan, lebih-lebih menteri yang disinggung-singgung bakal dicopot. Jadi ikut deg-degan saya, jangan-jangan presiden nunjuk saya jadi salah satu menterinya. (Haha, kayak ndak ada yang lain aja!). Lagian, belum tentu juga, saya mau diangkat jadi menteri. (Pede banget). Belajar dari Abdullah bin Umar, anak khalifah Islam yang dengannya islam tersebar luas sampai Afrika, dia menolak ketika orang-orang ingin mengangkatnya menjadi khalifah. Ditolak tawaran menjadi khalifah. Bukan cuma sekali tetapi berulang kali. Bahkan walaupun usia beliau sudah 70 tahun, tetap saja orang-orang berharap (setengah memaksa justru) agar beliau mau menjadi khalifah, ditolak juga. Diangkat Abdullah bin Umar menjadi hakim oleh Khalifah Utsman, lagi-lagi ditolak. Wah-wah, orang yang satu ini benar-benar merdeka hidupnya.

Di zaman sekarang, fenomenanya justru, banyak orang yang merapat pada penguasa. Sudah bisa diperkiraan maksud mereka melakukan itu. Dari yang memberikan ucapan selamat, kunjungan khusus, ada juga yang terang-terangan minta bagian. “Dulu saya ikut mendukung bapak, lo”, begitulah. Jadi ingat nasehat seorang sahabat, Muadz bin Jabal yang terkenal dengan kecerdikannya berpikir. Nasehat ketika dia dengan bighal kecil dan pakaian lusuhnya berangkat menuju kota dimana dia diangkat khalifah Umar menjadi Hakim. “Jauhilah pintu-pintu para penguasa”, begitu nasehatnya. Pintu-pintu yang menurut pandangan Muadz jadi sumber fitnah. Fitnah? Apalagi itu? Ya, iyalah, ingat kasus pembesar KPK yang berkunjung (diundang atau menyengaja mampir) ke salah seorang petinggi partai penguasa. Keseret-seret kasus juga dia. Semoga selesai dengan baik.
Oya, hasil survey menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan menurun. (Entah, menurun atau merosot atau anjlok?) Jangan-jangan bukan hanya tingkat kepuasan tetapi juga tingkat kepopuleran. Kalah populer itu para elit dengan hadirnya Ayu Ting-Ting bareng ama lagu “Alamat Palsu”nya. Dimunculkan isu agar mereka juga banyak diberitakan, biar lebih kembali populer. (Biarkan orang lain menikmati hasil kerja kerasnya ya, ndak perlu syirik). Kalau itu tujuannya, masyarakat negeri ini tambah satu lagi acara selain “infotainment”, yaitu “politikotainment”. Istilah apalagi itu? Saya yakin tidak untuk itu tujuannya.

(Dari tadi membahas politik, pemerintaha, Negara, tidak ada yang lain?) Tidak ingin ikut-ikutan meributkan pemerintahan sebenarnya sih. Tahulah, bapak tani yang nyangkul, tiap hari pergi ke sawah, toh tetep aja besoknya nyangkul. Mas-mas tukang bengkel, tetep saja kalau tidak mbengkel, tidak dapat pemasukan. Sederhananya, mau ngomongin atau tidak, sama saja, tetep saja rakyat kecil. Kalau tidak bekerja, ya jangan berharap bisa mencukupi kebutuhan.
(Jangan pesimis gitu mas, kalau ada keluhan, disampaikan saja ke wakil rakyat, biar ditampung!). Hah, muat itu tampungannya? Belum juga bekerja, sudah minta ini, itu, gedungnya kurang fasilitasnya, tidak layak, dan seabreg. (Namanya juga wakil rakyat, perlu fasilitas untuk menunjang kerjanya sebagai wakil rakyat). Perihal ide dan keluhan, sampaikanlah pada wakil rakyat. Saking baiknya, rakyat ingin juga makan enak, kaya, bahagia, karena sudah ada wakil rakyat, makan enak, kaya, dan bahagianya juga diwakilkan. (Siapa suruh mau diwakili). Makanya pada tidak puas diwakili, berbagai cara termasuk manipulasi ijasah untuk mendaftar jadi wakil rakyat. Sebegitu menggiurkankah kedudukan sebagai wakil rakyat?

Umar bin Abdul Aziz, saat tahu dirinya yang dipilih menjadi pengganti menduduki jabatan khalifah, justru dia menolak dan mengundurkan diri. Karena rakyat memaksa, akhirnya dia terima jabatan itu. Bukannya tambah gemuk setelah menjadi khalifah, justru makin kurus saja. Rumahnya sederhana, gajinya tidak pernah diambil, dan dia tidak mewarisi banyak harta pada anak-anaknya. Pemerintahan yang tidak sampai 3 tahun mampu membawa kemakmuran. Nah, kalau di negeri ini, butuh berapa tahun untuk menjadi makmur? Butuh berapa jilid kira-kira?
Memang tidak mudah menjadi pejabat, menjadi orang yang memegang amanah mengurus berbagai keperluan rakyat. Dipilihkan memang untuk mengurus urusan rakyat? Bukan untuk kekuasaan dan perebutan. Negara ini milik banyak orang bukan hanya beberapa keluarga. (Seolah-olah perebutan kekuasaan antar keluarga saja). Negara ini milik kita, rakyat! (Kewajiban apa yang belum dilakukan terhadap Negara; pajak listrik pada sudah membayar?) Masih sering mati juga? (Sudah menjadi warga Negara yang taat membayar pajakkan?) Masih banyak jalan yang rusak? Kekurangan air? Kekurangan makanan? Entah dikemanakan itu uangnya, salah alokasi mungkin atau karena ternyata “alamatnya palsu”? (Ada-ada aja).

(Ngirit dong! Hidup harus efisien!) Masak porsi makan dikurangi padahal tuntutan kerja semakin meningkat. Masak diminta ngirit bahan bakar sedangkan tuntutan produksi semakin naik. Sepertinya pikiran ngirit harus sudah diganti dengan ide berinovasi menghasilkan bahan-bahan alternatif. Oya, zaman sekarang masih mengandalkan pajak sepertinya juga sudah harus mulai diinovasi. Di zaman serba canggih sekarang ini, kemajuan teknologi internet dalam genggaman tangan, batas Negara dan waktu nyaris tidak ada lagi. Kira-kira bisakah Negara mengawasi berapa transaksi lewat internet yang terjadi? Sistem canggih yang menjadikan para pelakunya lolos dari penarikan pajak. Wajar kalau Eropa goyang ekonominya, bisa dipahami kalau Amerika mulai mengusap keringat di dahinya, banyak hal yang diluar kendali Negara. Kasus terbaru perihal ‘pencurian’ pulsa saja ternyata kompleks urusannya.
Semakin ke sini, kapital sepertinya akan kalah dengan komunal. Penguasa akan kalah dengan rakyatnya. Cina membuktikan ekonominya makin menanjak di saat Amerika menurun. Banyak penduduk menjadikan murah tenaga kerja sehingga banyak berproduksi. Dibanjirilah Amerika, Eropa, dan termasuk kita dengan produk murah dari Cina. (Jadi ingat pepatah, banyak anak, banyak rejeki). Kenapa ada pembatasan kelahiran? Slogan yang pernah saya lihat, “Dua anak lebih baik”. Namanya juga iklan layanan masyarakat, salah satu cara sosialisasinya dengan dipasang di tempat umum. Tetep aja yang memiliki anak lebih dari satu. Bisa dipahami, kadang keluarga sudah memiliki dua anak (laki-laki atau perempuan semua), ingin nambah lagi berharap seorang anak (perempuan atau laki-laki), lengkap ada laki-laki dan perempuan. Selain itu, namanya orang membaca kadang juga salah, apalagi sekilas. Wong petinggi MPR saja ada yang salah baca dalam pidatonya tetap bisa dipahami apalagi rakyat kecil. “Dua anak lebih baik”, bisa terbaca “Dua anak/ lebih baik” bisa juga terbaca “Dua anak lebih/ baik”. (Haha, ada-ada saja)

Entahlah, jadi kemana-mana. Pokonya sebagai pemuda harapan pemudi juga pemudi harapan pemuda. (Maksudnya generasi muda harapan bangsa). Tetap bersemangat, Bekerja untuk Indonesia. Good luck!

(Inspiring Man)