Friday, November 14, 2014

AADC = Ada Apa Dengan China? Indonesia?

Mengutip kata Rangga, “Untuk pertanyaan yang tak terjawab”.

Tapi dalam tulisan kali ini, saya tidak akan membahas tetang Rangga yang 12 tahun menjomblo. Rangga yang bilang pada Cinta mau pergi hanya untuk satu purnama ternyata 12 tahun lamanya. Ngapain aja 12 tahun? ^_^

“Satu purnama di Amerika dan di Jakarta beda ya?”, tanya Cinta dengan pertanyaan retoris.

Saya juga tidak ingin membahas betapa sakitnya diphpin. Tahu nggak sih sakinya diberi harapan palsu? “Sakitnya tu di sini, di dalam hatiku”, kata Cita Citata dalam lirik lagunya.

Saya akan mengupas AADC yang “Ada apa dengan China”? Negara yang dikenal dengan binatang khasnya, yaitu Panda. Negeri yang dikenal dengan sebutan negeri tirai bambu. Negara yang sekarang dikenal dengan Tiongkok. Coba tengok, hand phone atau barang yang anda pegang sekarang. Made in mana coba? China?

Coba sebutkan barang-barang dari yang terkecil (jarum) sampai yang besar seperti sepeda, produk negara manakah? Paman saya dulu sampai ngefans banget sama sepeda onthel. “Sepedanya RRT ya?”, maksudnya buatan Republik Rakyat Tiongkok.

Kita biasa mendengar yang orang sebutkan sebagai hadits, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”. Sudah terlanjur dihafal dan dianggap benar tanpa mengecek validitas hadits tersebut. Bisa kita telusuri, kajian para ulama menyimpulkan bahwa hadits tersebut tergolong lemah sampai palsu validitasnya. Ibnu Hibban meninjau hadits tersebut sebagai bathil la ashla lahu (batil, palsu, tidak ada dasarnya) 1. Andai isinya benar, tidaklah menunjukkan kemuliaan negeri yang dimaksud tetapi lebih pada motivasi menuntut ilmu walaupun jarak jauh.

Tahukah anda dari mana nenek moyang bangsa Indonesia? Ada yang bilang dari China, Taiwan, Melayu, bahkan Afrika 2. Manakah yang benar? Masing-masing teori memiliki pendapat yang tidak sama. Menurut teori Yunani, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunani dan China. Konon katanya, awalnya dari Mongolia kemudian bermigrasi karena kalah bersaing dengan bangsa yang lebih besar. Dasarnya adalah kemiripan kapak purba antara yang ada di nusantara dengan Asia Tengah. Lain dengan Teori Nusantara yang diajukan salah satunya oleh Muh. Yamin bahwa nenek moyang penduduk nusantara ini berasal dari nusantara ini sendiri, yaitu bangsa Melayu. Bangsa Melayu diperkirakan keturunan dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Tentunya ada banyak lagi teori, bisa dibuka kembali buku sejarahnya. Yang jelas, manusia itu bukan keturunan kera. Semua manusia adalah keturunan Adam dan Hawa. ^_^ Siapapun nenek moyangnya, bangsa ini sendiri yang menentukan bagaimana sejarahnya ke depan, betulkan?

Jadi, interaksi penduduk negeri ini dengan China sudah sejak prasejarah kalau memang benar bahwa nenek moyang Indonesia dari China. Masa-masa kerajaan Hindu-Budha di nusantara ketika berjaya seperti Sri Wijaya, banyak orang China yang berdagang dan menuntut ilmu di nusantara. I Tsing, seorang pendeta dari China sempat mengunjungi Sriwijaya dan tinggal di sana untuk beberapa bulan. Sri Wijaya sendiri merupakan kerajaan yang berjaya pada abad 8 Masehi. Siapa rajanya? (Udah lupa pasti. Hehehe). Wilayah kekuasaan Sri Wijaya meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa Barat, dan Jawa Tengah 3.

Kunjungan berikutnya dari China adalah ketika dinasti Yuan berkuasa dibawah Kubilai Khan 4. Ekspansi Kubilai Khan sampai ke Kerajaan Kediri yang saat itu dipimpin oleh Kertanegara. Utusan yang meminta Kediri tunduk dibawah Kubilai Khan dipotong telinganya, dicap dengan besi panas pada wajahnya, dan diusir pergi. Marahlah Kubilai Khan dan mengirimkan tentara besar-besaran untuk menaklukkan Kediri. Saat datang di Kediri, Kertanegara sudah digulingkan Jayakatwang dan keberadaan tentara Kubilai Khan dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menggempur Jayakatwang. Kemenangan berhasil diraih tetapi pasukan Kubilai Khan gantian diserang Raden Wijaya yang kemudian mendirikan Majapahit. Itulah ekspansi terakhir Kubilai Khan ke nusantara.

Interaksi kerajaan-kerajaan nusantara dengan kerajaan di luar termasuk China saat itu memanfaatkan potensi laut. Kapal-kapal besar dan kecil menjadi sarana pengangkut orang dan dagangan datang pergi dari bumi nusantara. Tidaklah heran jika kerajaan yang ada waktu itu dinamai kerajaan maritim. Kerajaan maritim bukanlah kerajaan yang menjual hasil kelautan tetapi kerajaan yang memanfaatkan laut sebagai sarana strategis untuk transportasi dan pertahanan.

Pada saat itu, perdangan melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut. Dengan kemajuan kapal-kapal untuk pelayaran, jalur laut menemukan keraimaianya. Jalur perdagangan yang ada meliputi Eropa-India-Nusantara-China-Timur Tengah. Awalnya orang Eropa menganggap rempah-rempah berasal dari India. Columbus menemukan suku asli Amerika disebutnya Indian. Seiring penjelajahan mereka menemukan bahwa rempah-rempah berasal dari nusantara. Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris berdatangan ke bumi nusantara. Awalnya untuk membeli rempah-rempah, kemudian mencoba membuka hubungan dagang dengan kerajaan, mendominasi pelabuhan, menggunakan angkatan perang untuk menguasai pelabuhan dan perdagangan, selanjutnya melakukan penjajahan. Mulanya hanya kelompok pedangan bermodal besar dengan kapal besar, kemudian kongsi datang seperti VOC melakukan monopoli, dan berikutnya negara turun tangan melakukan agresi. Korporasi menguasi suatu negara (jika tidak ingin kita sebut menjajah) dari dulu hingga sekarang masih ada.

Dalam buku berjudul, “The world is flat” menyebutkan bahwa dunia semakin datar. Artinya era globalisasi membuat seolah-olah antara negara satu dengan yang lain tidak ada batasnya. Globalisasi dalam buku yang ditulis Thomas L. Friedman tersebut ada tiga cakupan globalisasi. Globalisasi #1 dimulai sejak pelayaran Columbus (1492) yang membuka perdagangan antar negara dengan misinya berdagang, menyebarkan agama, dan kolonialisme. Globalisasi pertama adalah masa Negara menguasai dunia kira-kira sampai tahun 1800. Globalisasi #2 antara tahun 1800-2000 merupakan era perusahaan multinasional mendunia baik pemasaran dan tenaga kerjanya. Era perusahaan menguasai dunia. Globalisasi #3 setelah tahun 2000, yaitu masa ketika individu mendunia. Kabar tentang seseorang dipojok kamar bisa menjadi berita menghebohkan seluruh dunia. Pada era yang ketiga ini, individu-individu yang berkolaborasi dengan sasaran terfokus bisa mengubah tatanan masyarakat, bahkan menggulingkan kekuasaan pemerintahan atau mengangkat penguasa baru.

Pada globalisasi bagian ketiga, mengingatkan saya tentang konsep “Human capital” yang dicetuskan oleh Theodore W. Schultz. Pada tahun 1960, Schultz memberikan pidato berjudul Investment in Human Capital di depan American Economic Assosiation 5. Konsep tentang manusia sebagai bentuk modal atau kapital mulai berkembang. Jika awalnya human capital mengarah pada kualitas manusia tetapi seiring berjalannya waktu kuantitas manusia juga diperhitungkan. Banyak negara maju yang membatasi jumlah penduduk, ada pula yang jumlah penduduknya sedikit bertambah karena banyak orang mengejar karir sehingga tidak menikah. Di beberapa negara saking majunya, tunjangan kesehatan bagus, jumlah lansia lebih banyak dibandingkan anak-anak. Motivasi untuk menikah dilakukan negara dengan memberikan tunjangan bagi mereka yang anak menikah dan tunjangan untuk bayi yang baru lahir. Abraham Maslow yang mencetuskan hierarki kebutuhan dan menempatkan aktualisasi diri sebagai puncak piramida yang dicetuskanya mulai mendapat tantangan dan banyak yang mengajukan revisi. Ada yang menempatkan parenting sebagai puncak dari hierarki kebutuhan.

Kembali ke AADC, “Ada apa dengan China?” China merupakan Negara dengan penduduk terbesar di dunia. Tahukah anda Negara mana yang penduduknya paling banyak berbahasa Inggris? Bukan Inggris, tapi kabarnya adalah China. Jumlah penduduk yang banyak menjadi “capital” tersendiri bagi Negara. Berapa banyak perusahaan Eropa yang membuka pabriknya di China? Berapa macam produk yang dihasilkan China setiap harinya? Mengapa bisa sebanyak itu? Jumlah penduduk yang banyak menjadikan tenaga kerja murah. Tenaga kerja yang murah dalam produksi menjadikan ongkos produksi rendah dan jumlah yang diproduksi banyak. Bagaimana dengan pemasarannya?

Banyak orang China yang meninggalkan negerinya tersebar di berbagi Negara. Mereka memiliki pegangan dalam penghormatan kepada leluhur sehingga keterikatan dengan nenek moyang sangat dijaga. Jumlah yang banyak dan tersebar di berbagai Negara dalam berbagai bidang menjadi potensi “marketer” dan “sales”. China menjadi negara saingan Amerika bersama dengan negara lainnya yang pertumbuhan ekonominya beranjak naik. Saat Amerika mengalami krisis ekonomi, China tidak banyak terpengaruh. Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan yang biasa disingkat BIRCS merupakan negara yang perkembangan ekonominya pesat dan gabungan negara-negara tersebut diprediksi oleh Goldman Sachs akan mengalahkan negara-negara kaya di dunia 6.

AADC, “Ada apa dengan China?”

Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BIRCS). Jika kita membuka peta, maka kita akan dapati jalur sutra sebagaimana masa kerajaan Sriwijaya. Indonesia merupakan poros yang secara geopolitik dan ekonomi sangat menentukan serta memiliki daya tarik yang luar biasa. Karena itulah, Djuanda Kartawidjaja yang waktu itu merupakan perdana mentri Indonesia mencetuskan Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 7. Beliau memperjuangkan bahwa NKRI merupakan negara kepulauan sehingga wilayahnya tidak hanya daratan dan lautan sekitar 3 mil dari garis pantai sebagaimana Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) tetapi wilayah antar pulau merupakan wilayah NKRI, bukan lautan bebas milik umum. Perjuangan Deklarasi Djuanda diteruskan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Banyak negara yang menentang keputusan Indonesia, barulah tahun 1982 deklarasi PBB melalui United Nations Convention On The Law of The Sea (UNCLOS) menetapkan Indonesia sebagai negara kepulauan. Tanggal 13 Desember kemudian dicanangkan Presiden Abdurahman Wahid sebagai Hari Nusantara dan ditetapkan Presiden Megawati dengan Kepres RI Nomor 126 Tahun 2001. Memasuki wilayah perairan Indonesia tanpa ijin dianggap merongrong kedaulatan NKRI.

Oya, ada yang terlupakan. Hubungan China dengan Indonesia bisa kita temui juga dalam sejarah pasca kemerdekaan. Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Presiden Soekarno lebih condong membangun kerjasama dengan blok Timur (Komunis), salah satunya dalah RRT (selain Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, dan Korea Utara) 8. Saat itu, Presiden Soekarno didukung oleh Partai Komunis Indonesia yang sedang maju pesat. Kedekatan dengan RRT sampai terbentuk Poros Jakarta-Peking. Dengan negara komunis lainnya juga terbentuk Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang. Poros-poros tersebut hilang seiring pergantian pemerintahan ole horde baru. Kerjasama Indonesia kembali pada politik luar negeri bebas aktif.

Daftar Refrensi:
1. http://www.al-ahkam.net/home/membongkar-status-hadis-tuntutlah-ilmu-sekalipun-di-negeri-cina
2. https://www.youtube.com/watch?v=cXImAl7-lzs
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Serbuan_Yuan-Mongol_ke_Jawa
5. http://www.ssc.wisc.edu/~walker/wp/wp-content/uploads/2012/04/schultz61.pdf
6. http://en.wikipedia.org/wiki/BRIC
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda
8. http://id.wikipedia.org/wiki/Komunisme