Thursday, April 5, 2012

Yang Tidak Diketahui Pria Tentang Wanita


“Mengapa ya kebanyak laki-laki itu tidak peka terhadap perasaan wanita?” tanya seorang wanita kepada saya. Mendapati pertanyaan tersebut, segera roket ingatan saya meluncur mencari berbagai refrensi yang pernah dikaji selama kuliah di psikologi. Dalam kenyataannya memang, tidak sedikit mereka yang mengalami ketidaklancaran berkomunikasi karena tidak saling memahami satu sama lain. Pernah dalam sebuah tim, mereka para cewek mengeluhkan ketidakpekaan para cowok sehingga mereka harus angkat-angkat kursi, persiapan ini, dan itu sendiri. Dalam kesempatan lain, para cowok juga merasa tidak bersalah, mereka menganggap semua beres, dan baik-baik saja. Pahamlah saya permasalahan sebenarnya terletak pada keterbukaan dalam komunikasi
.
Dalam interaksi sosial, tentunya tidak bisa begitu saja mengharapkan orang lain memahami maksud kita tanpa adanya pengungkapan maksud. Lebih-lebih di zaman sekarang yang tidak lagi banyak dorongan untuk peka dan mawas diri. Selain itu, perlu juga dipahami perbedaan psikologi masing-masing individu. Paling tidak keunikan antara wanita dengan pria.
Sebagaimana diketahui banyak orang, wanita lebih dominan perasaanya sedangkan laki-laki lebih dominan logikanya. Sekilas bisa kita cermati dari pertanyaan seorang wanita tadi, “Mengapa ya kebanyak laki-laki itu tidak peka terhadap perasaan wanita?” Jelas menuntukkan dia ingin agar laki-laki dengan logika si laki-laki paham akan perasaan si wanita. Rasa dan logika, dua hal yang tidak sama. Logika di kepala sedangkan rasa itu dalam dada.

Mengapa banyak definisi tentang cinta tetapi tidak pernah mampu mengungkapkan cinta itu secara utuh. Terang saja, cinta itu terletak pada ranah rasa sedang kemampuan mendefinisi itu terletak pada logika. Tidak akan terwakili rasa didefiniskan logika. Keduanya berada pada ranah berbeda. Cinta hanya bisa diekspresikan tetapi tidak bisa didefinisikan. Konsekuensinya, kata-kata lumpuh jika diminta bicara tentang cinta. Walaupun demikian, karena rasa cinta itu ditujukan pada seseorang, maka pengungkapan dengan kata-kata itu diperlukan. Itu bagian dari komunikasi. Itu bagian dari jembatan untuk memulai saling mengenal dan memahami. Harus diakui kemudian bahwa kata-kata selanjutnya tidak begitu penting artinya karena ada hal yang lebih mendasar dari sifat rasa. Apakah itu? Ekspresi atau tepatnya adalah bukti. Tindakan yang bisa dirasakan dan dialami sebagai memori rasa. Sebagai bukti cinta. Bahasanya sudah berganti menjadi bahasa hati bukan lagi logika.
Wajar jika kemudian ada anggapan jika logika tidak peka dengan rasa. Logika bersifat rasional. Dia membutuhkan fakta yang masuk melalui panca indera untuk memahaminya. Karena itu, ungkapkanlah rasa itu dengan kata-kata agar bisa dipahami olehnya. Bagi logika, memahami rasa memang harus memahami jika rasa bekerja dengan intuisi. Ada hal-hal yang disadari keberadaan rasa tetapi tidak mudah untuk mengungkapkannya. Terus berusaha mengasah kepekaan dengan mengalami rasa dan menyelami dunia intuisi.

Perlu dipahami juga bahwa walaupun rasa dan logika berada pada ranah berbeda tetapi keduanya tidaklah bertentang lebih-lebih lagi dipertentangkan. Tuhan menempatkan logika mendominasi para laki-laki sedangkan rasa mendominasi para wanita. Hal ini tidak lepas dari skenario indah yang Tuhan siapkan bagi manusia bahwa hakikat mereka adalah berpasang-pasangan. Kehadiran rasa adalah untuk melengkapi logika begitu juga sebaliknya. Dunia ini tiada akan berwarna tanpa ada rasa. Dunia ini hanya warna tanpa ada logika.
Di balik rasa dan logika, manusia menjadi lebih memahami bahwa memori indah itu karena semata-mata logis tetapi juga berkesan. Ada ingatan rasa dan rasa sebagai memori. Jadilah kalian logika dan rasa berdampingan, bergandengan, seiring sejalan membuat kenangan dan sejarah dalam kehidupan. ^_^

MELAYANI PERMINTAAN untuk acara TRAINING PENGEMBANGAN DIRI, motivasi, BEDAH BUKU, & seminar. Hub.085 737 578 678 (Pimen)

(Pariman Siregar; Penulis Buku (MASTER from minder, Magnet Kebahagiaan, Hipnotis Cinta, terapis, trainer, narasumber pengembangan SDM, motivator, dan blogger)