Thursday, April 17, 2014

Belajar dan Sulaiman a.s: Periksa Dulu Informasinya


"Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir?” tanya Sulaiman setelah memeriksa barisan tentaranya yang terdiri dari bangsa manusia, hewan, dan jin.

“Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”, lanjut Sulaiman seraya mengancam akan memberikan hukuman.

Sulaiman dikenal sebagai seorang raja yang memiliki ilmu yang tinggi, bijaksana, dan diberikan kelebihan-kelebihan oleh Allah SWT. Beliau bisa mengendalikan angin, memerintah jin, dan memahami bahasa binatang.

Sebagai raja yang bijaksana, beliau tidak begitu saja memberi hukuman. Beliau memberi kesempatan pada burung hud-hud untuk menyampaikan alasan keterlambatannya datang. Beliau dengarkan dengan seksama setiap keterangan yang diberikan hud-hud. Beliau baru mengambil keputusan jika benar-benar sudah yakin akan validitas informasi yang diberikan.

Hud-hud yang tiba menghadap kemudian menjelaskan bahwa dirinya menjumpai seorang wanita yang memerintah kerajaan dan memiliki singgasana yang besar. Wanita tersebut dengan seluruh rakyatnya menyembah matahari, bukan menyembah Allah SWT. (Lihat QS An Naml: 23-26)

Apakah Sulaiman dengan begitu saja mempercayai keterangan Hud-hud?

"Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”, jawab Sulaiman.
Setelah itu, beliau memerintahkan Hud-hud untuk pergi dengan membawa surat yang ditulisnya. Surat tersebut haruslah sampai pada ratu yang memerintah kerajaan yang dimaksud. Hud-hud juga diminta untuk merekam seluruh reaksi atas surat yang diberikan pada ratu itu. 

Sampai di sini, kita belajar hal penting terkait pemeriksaan informasi. Ada banyak berita yang melintas di facebook, twitter, grup WA, situs online dst. Ada pula berita dari TV, radio, Koran dst. Ingatlah bahwa berita belum tentu informasi, data belum tentu informasi. Informasi merupakan hal penting untuk membuat keputusan. Berita dan data yang tidak relevan dan valid untuk membuat keputusan hanya memenuhi folder. Dengan beragam media, tentunya perlu kecermatan untuk memilih informasi.

Dari Sulaiman kita belajar untuk pandai menyaring setiap berita yang masuk. Periksalah baik-baik setiap berita dan data, pilah mana yang benar-benar penting dan valid. Lakukan juga cross ceck sehingga bisa dipastikan keputusan yang kita ambil tepat dan berbuah kebijaksanaan. 

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”, QS Al Hujuraat: 6.

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ

،وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِساً عَلَيْنَا فَنَضِلَّ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا



“Ya ALLAH, perlihatkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan kurniakanlah kami untuk dapat mengikutinya.  Dan perlihatkanlah kepada kami yang salah itu salah, dan kurniakanlah kami untuk dapat menghindarinya.  Janganlah ENGKAU menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat.  Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” Aamiin.




Saturday, April 12, 2014

Konsep Penanganan Stres pada Remaja Secara Terintegrasi Ditinjau dari Perspektif Biopsikososial dan Spiritual


Darosy Endah Hyoscyamina, Farida Hidayati & Pariman

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsep penanganan stres secara terintegrasi (biopsikososial dan spiritual).Konsep tersebut kemudian diwujudkan dalam media pembelajaran Integrated Help for Solving Stress (IHSS). Subyek penelitian adalah  remaja usia SMA. Penggalian data melibatkan guru dan orangtua.Ada 4 tahapan yang dilakukan. Pertama, studi yang dilakukan dengan penyebaran Skala Stres pada remaja. Kedua, diskusi kelompok melibatkan remaja, pihak sekolah, dan orangtua. Ketiga, uji coba pemberian pelatihan penanganan stres. Keempat, pembuatan modul akhir.
Analisis data secara kuantatif dan kualitatif.Data dari Skala Stres dilakukan dengan SPSS 12.00.Data diskusi kelompok menggunakan analisis deskriptif.Verifikasi modul dilakukan oleh ahli.
Dari hasil penyebaran skala stres terhadap 100 siswa SMA,  diketahui bahwa 5% mengalami stres rendah, 52% mengalami stres sedang, 42% mengalami stres tinggi, dan 1% mengalami stres sangat tinggi. Hasil FGD diperoleh data bahwa siswa, pihak sekolah, dan orangtua memberikan peran yang berbeda dalam memunculkan stres. Dari pemberian pelatihan penanganan stres juga didapati bahwa konsep penanganan secara terintegrasi meliputi; pengenalan akan biologis stres, peningkatakan spiritual, pemberian teknik psikologi dalam penanganan stres, dan pemberian dukungan sosial.
Kata kunci: Stres, Remaja, Biopsikososialspiritual, Integrated Help for Solving Stress (IHSS) 

*) Dipresentasikan pada acara Temu Ilmiah Nasional I Ikatan Psikologi Klinis di Surabaya, 1-3 November 2012
This entry was posted in

Biopsycososiospiritual Methode as Integrated Help for Patient with Cancer


 Pariman
Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Abstrak
Kanker masih termasuk penyebab terbanyak kematian di dunia. Selain belum adanya penanganan secara memuaskan juga deteksi tentang kanker yang cenderung terlambat. Hal tersebut menambah keluhan terkait kanker terutama ketidaknyamanan fisik dan keadaan psikologis pasien kanker. Pihak keluarga yang tidak mengalami secara langsung pun mengalami ketidaknyamaan dengan keadaan anggota keluarganya yang mengalami kanker. Walaupun penanganan terhadap kanker dari dunia medis sudah coba untuk ditingkatkan tetapi masih terkesan berfokus pada penanganan secara medis melalui kemoterapi. Padahal pada kenyataannya, mereka yang mengalami kanker mengeluhkan berbagai hal yang perlu penanganan secara terintegratif dari berbagai pihak.
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan paparan gambaran penanganan secara terintegratif melalui berbagai pendekatan yang dimungkinkan bisa membantu penyembuhan dan/atau peningkatan kualitas hidup penderita kanker. Berbagai informasi dari penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan peran penting dukungan sosial, peningkatan kualitas psikologis penderita kanker, penanganan medis, dan kualitas religiusitas seseorang dalam penyembuhan. Pendekatan biopsycososiospiritual yang melibatkan peran dokter, psikolog, teman, anggota keluarga, dan komunitas.
Dari konsep penanganan yang diperoleh selanjutnya bisa menjadi masukan bagi berbagai pihak untuk membantu para penderita kanker. Selain itu, konsep yang diperoleh juga menjadi dorongan para pemerhati kesehatan untuk diuji secara empirik.
Kata Kunci : Pasien kanker, Penanganan Terintegrasi, Biopsikososial dan Spiritual

*) Dipresentasikan pada acara Temu Ilmiah Nasional I Ikatan Psikologi Klinis di Surabaya, 1-3 November 2012.
This entry was posted in

Friday, April 11, 2014

#Romantis


Mungkin istrimu tidak pandai menjahit, tapi dia pandai menambal kekurangan-kekuranganmu, itulah #Romantis
Mungkin istrimu tidak pandai memasak, tapi dia selalu bisa mengolah segala rasa sehingga membuatmu bahagia dan damai, itulah #Romantis
Bisa jadi suamimu bukan direktor sebuah perusahaan, tapi dia bisa memimpin keluargamu secara adil dan bijaksana, itulah #Romantis.
Bisa jadi suamimu tidah ahli membangun rumah, tapi dia selalu menjadikan rumah tanggamu bahagia dan damai, itulah #Romantis
Pilihlah pasangan hidupmu yang baik agamanya. Dia akan selalu berusaha membahagiakanmu. Jika tidak bisa membahagiakanmu, setidaknya dia tidak akan menyakitimu.
#Romantis itu, ketika seorang suami menjadi imam dalam sholat malam dan istrinya menjadi makmum di belakangnya. Saat suami sampai pada membaca, “….Ghairil  maghdhuu bi ‘alyhim waladhaalliyn”. Istri menjawab lembut, “Aamiin
#Romantis itu, ketika seorang istri meraih tangan suaminya setelah selesai sholat berjamaah lalu disalami dan dikecupi tangan suaminya lembut mesra. Suami membalasnya dengan kecupan di dahi istrinya sembari mengucap syukur dan doa untuk kebaikan rumah tangganya.
Bersamalah dalam ketaatan kepadaNya. Kemudahan dalam hidup dan kebahagiaan, Tuhan hadirkan pada mereka yang selalu menjaga ketaatan. Jika Tuhan sudah berkehendak kebaikan, siapa lagi yang bisa menghalanginya?
#Romantis itu tidak selalu perihal makan sepiring berdua. Hal terpenting adalah selalu bersama menikmati segala rasa dalam kehidupan ini bersama-sama.
#Romantis itu tidak selalu perihal pasangan yang sempurna. Hal terpenting adalah selalu bisa saling melengkapi, menyempurnakan, menghebatkan, mendamaikan, membahagiakan, dan mensejahterakan.