Tuesday, March 24, 2009

Generasi Muda Rawan Berbagai Pengaruh Negatif

By Republika Newsroom
Minggu, 22 Maret 2009
Generasi Muda Rawan Berbagai Pengaruh Negatif

SEMARANG--Generasi muda dinilai rawan terhadap berbagai pengaruh negatif, sehingga harus diberi bekal yang cukup untuk menghadapinya, kata Pembina Bea Studi Etos, Pariman pada acara bertajuk "Etos Expo 2009" di gedung Dharma Wanita Semarang, Ahad.

"Kami sangat prihatin terhadap berbagai dampak negatif yang mengintai setiap generasi muda, terutama mereka yang akan memasuki dunia kampus (kuliah, red.)," katanya.

Ia menegaskan bahwa pengaruh narkoba dan pengaruh pemikiran sesat selalu mengintai setiap saat.

Keprihatinan tersebut mendasari pihaknya mengadakan serangkaian acara yang terdiri dari, "Central Java Competitions", talk show "Meneropong Dunia Kampus", dan lomba poster tentang narkotika dan obat berbahaya (narkoba).

Ia mengatakan, "Central Java Competitions" adalah perlombaan mata pelajaran antar SMU yang diikuti oleh para siswa SMU se-Jawa Tengah (Jateng). "Semacam cerdas cermat, namun kami mengemasnya dalam bentuk lain, sebab setiap peserta dituntut menguasai dan mempresentasikan materi yang diperlombakan," katanya.

Materi yang diperlombakan, antara lain matematika, fisika, bahasa Inggris, sejarah, dan teknologi informasi, kata Pariman.

Kemudian, lanjutnya, talk show "Meneropong Dunia Kampus" yang bertujuan mengenalkan dunia kampus kepada para pelajar, agar mereka (para pelajar, red.) tidak terjebak dengan berbagai pengaruh negatif yang mungkin muncul.

"Kami menghadirkan narasumber dari pihak Rektorat Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, pihak Bea Studi Etos, dan kalangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip," katanya.

Ia menjelaskan, mereka (narasumber, red.) diharapkan dapat menjelaskan kepada para peserta bagaimana kiat menjalani perkuliahan dengan baik, menyelesaikan studi tepat waktu, berorganisasi secara benar, dan mendapatkan beasiswa, sehingga dapat terhindar dari berbagai pengaruh negatif.

Acara yang terakhir, kata Pariman, lomba poster tentang narkoba, dari berbagai karya yang telah terkumpul, ternyata menggambarkan bahwa para pelajar sangat antusias dan kreatif dalam menyikapi bahaya narkoba.

"Beberapa poster berisi informasi dampak-dampak negatif narkoba yang disajikan dengan sangat komunikatif, namun sebagian besar berisi ajakan untuk tidak ikut-ikutan mengonsumsi narkoba," jelasnya.

Ketua Panitia "Etos Expo 2009", Perdana Gutomo Mandala Putra menambahkan, acara tersebut diikuti lebih dari 200 pelajar yang berasal dari berbagai daerah di Jateng.

"Dalam acara tersebut, kami juga menawarkan beasiswa di 11 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia yang ditujukan bagi pelajar tidak mampu, antara lain Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Undip," tambahnya. ant/pur


http://republika.co.id/berita/39200/
Generasi_Muda_Rawan_Berbagai_Pengaruh_Negatif

"Gatot Kaca" Demo Kritik Pendidikan Mahal

Minggu, 8 Maret 2009

"Gatot Kaca" Demo Kritik Pendidikan Mahal


SEMARANG, MINGGU - Puluhan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, menggelar aksi mengkritik mahalnya biaya pendidikan, dengan menampilkan tokoh pewayangan Gatot Kaca yang diperankan oleh salah seorang peserta aksi, Minggu (8/3).

Aksi yang dilakukan para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Bea Studi Etos tersebut digelar di kawasan Simpang Lima yang merupakan pusat keramaian di Kota Semarang. Aksi sengaja digelar di kawasan tersebut, karena kawasan Simpang Lima selalu dipadati ribuan orang yang menikmati liburan di hari minggu, sehingga aksi yang dilakukan akan menyita perhatian.

Pembina Bea Studi Etos, Pariman mengatakan, masyarakat dari kalangan tidak mampu banyak yang batal mendaftar di perguruan tinggi karena mahalnya biaya pendidikan. "Padahal sebenarnya mereka berkeinginan untuk kuliah," katanya.

Selain menampilkan tokoh Gatot Kaca, aksi simpatik lain dilakukan dengan menjual roti donat keliling Simpang Lima, sambil membawa kardus meminta sumbangan pada masyarakat sekitar.

Hasil sumbangan dan keuntungan penjualan roti donat tersebut akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Aksi ini juga bertujuan untuk menjelaskan pada masyarakat bahwa untuk menghadapi mahalnya biaya pendidikan dapat diatasi dengan berusaha mendapatkan beasiswa.

"Jadi, jangan menyerah dengan biaya pendidikan yang mahal, karena banyak beasiswa yang bisa didapatkan," kata mahasiswa Fakultas Psikologi Undip tersebut.

Menurut Pariman, banyak masyarakat miskin tidak tahu ada program-program beasiswa yang diberikan oleh berbagai pihak, salah satunya beasiswa dari Bea Studi Etos.

Agus Sugito, pembina Bea Studi Etos lain, mengatakan, tokoh Gatot Kaca tersebut sengaja dimunculkan karena memiliki nilai filosofi. "Karena saat ini masyarakat lebih menyukai tokoh-tokoh dalam sinetron dan kurang mengenal tokoh pewayangan," ujarnya.


http://regional.kompas.com/read/xml/2009/03/08/19472110/Gatot.Kaca.Jualan.Donat.Untuk.Kuliah