Tuesday, February 3, 2009

Filosofi Cinta



By: P-Man
Hanya orang yang pernah mengalami cintalah yang akan memahami betapa begitu lamanya menunggu, betapa bahagia ketika bertemu.
Cinta adalah ruh, ya ruh yang akan menggerakkan siapapun yang dilanda cinta untuk bergerak.
Anda tidak akan pernah bisa memahami seperti apa itu Cinta sebelum Anda mengalaminya sendiri. Cinta bukanlah dipahami dengan apa yang ada di kepala tetapi dengan apa yang ada di dalam dada karena Cinta tidak terletak di ranah kognisi tetapi pada ranah afeksi. Ya, afeksi. Janganlah heran jika Anda menemui orang yang sedang dilanda Cinta memandang obyek yang dicinta itu penuh dengan keindahan. Jangan heran ketika Anda menemui orang yang dilanda Cinta senantiasa bahagia untuk bertemu dengan yang dicinta. Cinta menjadikan yang sebenarnya ’tidak begitu’ menjadi ’sangat begitu’. Tidak begitu cantik menjadi tampak yang tercantik. Tidak begitu ganteng menjadi sangat ganteng.
Cinta menghendaki penyatuan subyek yang mengalami cinta dengan obyek cintanya. Hingga akan terasa begitu menyakitkan ketika terhalangi. Hanya orang yang pernah mengalami cintalah yang akan memahami betapa begitu lamanya menunggu, betapa bahagia ketika bertemu.
Cinta adalah ruh, ya ruh yang akan menggerakkan siapapun yang dilanda cinta untuk bergerak. Ruh yang akan mencari materi Cinta. Cinta menjadikan tidak sekedar ada tetapi mengada. Becoming berarti bergerak, bergerak berarti berubah. Bukanlah dia Cinta kalau tidak menjadikan ia berubah. Bukanlah Cinta kalau tidak menjadikan ia bergerak. Gerak, beraksi sehingga tidak aneh ketika seseorang yang sedang jatuh cinta rela berkorban demi yang ia cintai. Itulah bukti sebuah cinta. Kelembaman pun berlaku bagi orang yang jatuh Cinta. Ketika dia bergerak dengan Cintanya maka akan bergerak terus. Ketika sekali saja dia terluka dengan Cintanya maka begitu sulit untuk menggerakkan dia kembali.
Anda perlu memahami, membedakan apakah itu cinta atau kah nafsu. Jangan sampai Cinta terhianati oleh nafsu yang mengatasnamakan Cinta. Cinta sejati adalah memberi, memahami, dan merasai. Cinta sejati bukanlah menuntut, meminta, dan meng-aku. Anda ingat rumus Cinta antara dua anak manusia ? Bukanlah 1+1=2 tetapi 1+1=1. Kenapa demikian ? Cinta menuntut penyatuan dengan obyek yang dicintai. Bukanlah saling mengalahkan tetapi merasai, menghilangkan ke-aku-an masing-masing. Itulah logika cinta ( 1 – ½ ) + ( 1 – ½ ) = 1. Hanya Allah labuhan Cinta hakiki, hanya Allah hakekat sebuah Cinta sejati, dan sejatinya Cinta.
Cinta adalah memberi bukan meminta makanya ada lirik lagu "aku bukan pengemis cinta."
jadibijak@yahoo.com

Menumbuhkan Kekuatan Dahsyat Dalam Diri

By: P-Man


Potensi dalam diri itu awalnya ditemukan, diyakini, dan kemudian menjadi kekuatan dahsyat dengan pengakuan.

Banyak orang yang tidak yakin akan besarnya potensi yang mereka miliki. Bahkan, lebih sering mengkreditkan diri, merasa dirinya kurang. Padahal, sumur potensi itu akan memancarkan banyak mata air kalau sabar dan lebih dalam digali. Menggali saja belum tetapi sudah menyimpulkan tidak ada mata air potensi!?

Bahayanya lagi, kalau orang seperti ini, “rumongso biso tetapi ora biso rumongso.” Merasa dirinya serba bisa tetapi tidak sadar kalau itu hanya kompensasi dari perasaan inverior (rendah diri).

Potensi dalam diri itu awalnya ditemukan, diyakini, dan kemudian menjadi kekuatan dahsyat dengan pengakuan. Potensi itu memunculkan dirinya disaat menemukan pasangan lingkungan yang sesuai. Seorang yang berkaki pincang sekalipun mampu berlari dengan kencang ketika jiwanya terancam (dikejar anjing misalnya). Pagar yang tinggi pun bisa terlampaui.

Temukanlah potensi dalam diri anda. Tes psikologi adalah salah satu sarana untuk memahami potensi yang seseorang miliki. Sekali lagi menggambarkan karena sangat banyak potensi yang seseorang miliki. Tes IQ hanyalah mengukur sebagian aspek saja. Toh, kalau IQ rendah, masih ada EQ, SQ, dan Q yang lain.

Setelah seseorang menemukan potensi dirinya, maka tahap berikutnya adalah meyakini potensi itu betul-betul ada dalam dirinya. Keyakinan itu akan semakin kuat seiring usaha untuk mengasahnya. Mereka yang meyakini akan diamini. Potensi yang akan semakin membulatkan diri dan akan memunculkan kekuatan dahsyat dengan sedikit pemicu sekalipun.

Tahap terakhir, potensi akan semakin dahsyat dengan adanya pengakuan. Tahapan dimana potensi diri dijadikan ciri khas/brand yang khusus dimilikinya (tidak ada orang lain yang sama).

Ketika orang bertanya, “Siapakah orator terbaik Indonesia?” Orang menyebut nama anda tentulah anda akan terus berusaha menjaga dan mengembangkan kemampuan orasi itu. Saat itulah ledakan potensi meluaskan pengaruh dan mengokohkan dirinya.

Satu hal yang perlu diingat bahwa potensi itu akan menunjukkan sinarnya apabila difungsikan pada waktu dan tempat yang sesuai. Di sinilah anda dituntut, tidak hanya sebagai spesialis tetapi juga professional.


Jangan pernah membatasi kemampuan diri. Tembuslah langit kecuali dengan kekuatan.
jadibijak@yahoo.com

Mentalitas yang Menentukan Kemenangan

By: P-Man


Kunci itu ada di dalam dada, sekecil apapun itu ketika menemukan pasangan yang pas akan mampu membukanya dengan lembut tanpa merusak pintunya. Perlu kesabaran memang tetapi tidak perlu banyak okol.


Starter yang pertama belum tentu menjadi finisher pertama pula. Latar belakang masing-masing orang bisa kita jadikan contohnya. Kita berangkat dari latar belakang yang bervariasi dan berbeda-beda. Ada yang berangkat menerobos rimba kehidupan dengan bekal itungan materi/finansial yang cukup. Ada juga yang berbekal tekad, semangat, keyakinan, dan mental yang kuat. Beda antara keduanya adalah yang pertama hanya materi dan yang kedua lebih kepada sikap mental.

Kenyataannya, sikap mental yang mampu membuka gerbang penghalang yang tebal dan tinggi sekali pun. “Yakin bisa, pasti bisa.” Tembok penghalang itu ternyata tidak bisa dijebol dengan palu yang kuat sekalipun atau dilampaui dengan tangga yang tinggi.

Palu yang besar mungkin saja patah sebelum tembok bisa dihancurkan. Tangga yang tinggi mungkin saja menjadikan nyawa terancam kalau-kalau jatuh (tertimpa tangganya lagi). Walaupun tampilan dari luar, palu dan tangga lebih meyakinkan. Namun tahukah anda bahwa ternyata gembok besar dan tembok tinggi tersebut cukup bisa dibuka dengan kunci kecil.

Kunci itu ada di dalam dada, sekecil apapun itu ketika menemukan pasangan yang pas akan mampu membukanya dengan lembut tanpa merusak pintunya. Perlu kesabaran memang tetapi tidak perlu banyak okol.

Jangan sekali-kali meninggalkan kunci itu. Palu bisa saja patah, rusak tidak dipakai lagi. Namun, kunci akan tetap utuh sampai kapanpun. Materi sebagai modal bisa saja habis sebelum mencapai keuntungan tetapi semangat harus tetap ada sampai kapanpun.


Hidup untuk memberi bukan untuk meminta-minta. Emang pengemis?

jadibijak@yahoo.com

Jalan Kemenangan: Uji Kelayakan dan Uji Kesiapan

By: P-Man


Bukan kepuasan sesaat yang mereka cari karena kepuasan sejati adalah saat mereka bisa memenangkan pertarungan dengan kekerdilan dalam jiwanya, mengalahkan mental malas, dan jalan menerabas.

Bukannya manusia itu gagal meraih cita-cita karena nasib namun lebih karena ia tidak lebih layak dibanding yang lain. Semua orang sebenarnya mempunyai peluang sama untuk menduduki peringkat puncak namun tentunya harus berani bersaing dengan yang lain. Peringkat puncak hanya diperuntukkan bagi mereka yang benar-benar layak.

Kelayakan lebih ditentukan oleh kesiapan ketika nantinya ia menduduki peringkat itu, kelayakan meraih kemenangan. Mereka yang juara terbukti memiliki kesiapan mental dan kesiapan usaha meraih juara. Energinya difokuskan dalam merentas jalan kemenangan dan pikirannya senantiasa berinovasi kreatif mencari jalan yang paling efektif. Mereka menyadari bahwa tidak ada jalan pintas untuk meraih kesuksesan abadi. Jalan terbaik menuju kesuksesan panjang jalannya membutuhkan proses dan kesabaran (endurance).

Bukan kepuasan sesaat yang mereka cari karena kepuasan sejati adalah saat mereka bisa memenangkan pertarungan dengan kekerdilan dalam jiwanya, mengalahkan mental malas, dan jalan menerabas. Kemenangan terhadap kekerdilan jiwa membuka jalan lebar kemenangan dan dengan sendirinya penghalang-penghalang akan gentar menyingkir. Kesiapan, ya rahasia bagi kemenangan dan kesuksesan adalah kesiapan.

Bagaimana seandainya ada orang yang menawari sobat untuk berangkat ke Singapura menghadiri suatu konggres di sana. Sobat datang sebagai delegasi dari organisasi atau institusi dimana sobat berada. Sobat tinggal berangkat semuanya telah diurus hanya perlengkapan pribadi dan barangkali berpamitan mohon do’a restu pada orang yang sobat cintai. Namun, waktu pemberitahuan bahwa sobat sebagai delegasi yang diminta berangkat adalah tepat satu hari sebelum pemberangkatan. Sore ini, sobat dihubungi dan besok sore harus sudah berangkat. Sobat hanya memiliki waktu sedikit untuk berfikir karena hanya 30 menit, kalau sobat tidak bisa maka akan dialihkan kepada orang lain.

Kebanyakan orang mengalami kebimbangan ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan yang menuntut segera diputuskan. Mereka tidak akan dengan segera mengatakan, ”Ya atau tidak” namun bertanya terlebih dahulu tentang ini, tentang itu sebagai pertimbangan mengambil pilihan.
Beda dengan mereka yang memiliki kesiapan (sense of antisipatioan, full of planning). Mereka dengan tenang memperhatikan penjelasan yang diberikan, pikiran mereka memproses dengan cepat, kreatifitas mereka meruntuhkan kekhawatiran mencari alternatif-alternatif jalan sehingga ketika tiba, “Apakah kamu siap berangkat ?” Meraka dengan mantap mengatakan, “Ya” atau “Tidak.” Energi yang luar biasa tercermin dari jawaban yang penuh keyakinan.

Mereka yang kalah sebelum bertanding senantiasa pintar membuat alasan-alasan, terbayang-bayang akan peristiwa mengerikan yang belum tentu akan menimpa dirinya apabila berangkat. Ketika mereka dihadapkan pada pembuatan keputusan yang segera maka yang dilakukan adalah tawar menawar, seandainya-seandainya.

Hidup untuk menginspirasi.
jadibijak@yahoo.com

Dampak Keberadaanmu: Bukti Hidupmu

By: P-Man


Dimanapun anda berada maka jadikanlah orang lain merasakan kemanfaatan keberadaan anda.

Hidup adalah gerak untuk berbuat dan beramal. Ada falsafah gerak yang bisa ditangkap dari ibadah sholat. Perilaku sholat seseorang mulai dia tegak, rukuk, sujud, dan salam. Seakan sebuah simbol dari siklus kehidupan. Manusia tidak selamanya tegak dan muda serta gagah perkasa. Suatu saat, dia tidak bisa melawan usia. Rukuk sebagai gambaran usia setengah baya, sujud sebagai gambaran uzur dan lemah, lalu hidup diakhiri dengan salam. Hanya sholat mayat yang tidak memakai gerak rukuk dan sujud, seakan memberikan simbolisasi bahwa hidup statis sama halnya dengan mati.

Dimana pun hidup seseorang, sejatinya dia haruslah memberi pengaruh (kemanfaatan). Manusia berbeda dengan batu. Batu selamanya akan menjadi batu sampai kapan pun.

Berbeda dengan manusia yang bisa menentukan pilihan hidupnya. Ingin seperti apa dirinya. Manusia sebagai pemimpin (kholifah) berarti dia harus mampu bergerak dan membawa perubahan. Manusia yang bisa survive dimanapun dan kapanpun. Hanya kebaikan yang nampak dalam dirinya karena keburukan senantiasa berusaha dihindari. Tutur katanya adalah nasehat, lakunya adalah amal kebaikan, dan diamnya adalah berdzikir. Keberadaanya senantiasa dirindukan, kepergiannya membuat sedih yang ditinggalkan. Ketika berbicara tentang segala kebaikan maka itulah yang ada pada dirinya. Layaknya lebah yang menghasilkan madu yang menyembuhkan berbagai keluhan.

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS An Nahl: 68-69)

Manusia yang bervisi melampaui usianya sendiri karena visinya adalah peradaban. Semangatnya untuk seluruh alam, energinya adalah keikhlasan, dan charge nya adalah ibadah mendekatkan diri kepada Allah swt. Manusia yang kokoh dalam prinsip, produktif, bekepribadian baik, dan tulus dalam beramal.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk[787] seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu[788] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS Ibrahim: 24-27)

Hidup berarti aksi so tanggalkan kemalasan.

jadibijak@yahoo.com

Kepandaian Menempatkan Diri: Kunci Hubungan Interpersonal

By P-Man: Inspiring Man


Saat di perusahaan anda adalah direktur, saat di rumah anda adalah kepala rumah tangga.


Memakai kaos oblong bukanlah kehinaan. Semua orang menyukai persahabatan. Barangkali bahasanya adalah konteks persamaan, kesederajadan. “Aku dan kamu derajadnya sama.” Itulah bahasa persahabatan. Tidak ada yang mendominasi dan didominasi. Semua berharap mendapat perlakuan yang sama.

Soal jabatan, itu ada tempatnya tersendiri. Saat di perusahaan anda adalah direktur, saat di rumah anda adalah kepala rumah tangga. Ada peran berbeda-beda yang masing-masing haruslah diselaraskan sesuai dengan keberadaan kita. Jangan bawa peran kantor (atas bawahan) ketika di rumah (bertemu anak, pasangan). Bisa jadi itu yang menjadikan goyahnya kehidupan rumah tangga. Apalagi gaya kantoran di bawa ke dunia persahabatan yang menuntut persamaan.

Saat berhadapan dengan orang kampung, ya jangan membuat jarak dengan mereka. Buatlah seolah-olah menjadi bagian dari mereka bahkan seperti mereka sendiri. Saat bergaul dengan orang-orang kelas tinggi, maka sesuaikanlah cara berpakaian, berbicara, bersikap, dan bertingkah laku. Jangan bawa peran “kampungan” ketika berhadapan dengan mereka. Bisa-bisa anda dianggap kenthir.

Sekali-kali tidak ada salahnya minum secangkir kopi sambil ngobrol santai atau tidak apalah anda mentraktir. Tidak rugi, kok. Ciptakan rasa aman hingga semua orang menerimamu. Tidak lain, caranya dengan tidak membuat jarak dengan mereka.

Contact me if you have a problem.
Have nice day.