Wednesday, August 29, 2012

Berjodoh Pada Waktunya


Jodoh itu ibaratkan bayangan. Saat engkau kejar-kejar justru dia itu menjauh. Saat engkau diam, dia juga diam. Lalu bagaimana agar dia mendekat? Sederhana ternyata, yaitu engkau mendekat pada sumber cahaya, dia akan mendekatinya juga. Sumber dari segala sumber cahaya itu adalah Allah SWT.

Ada banyak orang yang telah lama membina hubungan dan berencana untuk melanjutkan pada jenjang pernikahan tetapi akhirnya berujung pada keterpisahan. Tidak sedikir mereka yang berusaha menemukan jodohnya kesana-kemari tetapi justru bersatu dengan orang yang telah lama dekat dalam hidupnya (sahabat lamanya). Ada banyak juga orang yang baru berkenalan, merasa cocok kemudian melanjutkan pada jenjang pernikahan dan dikarunia berlimpah kebahagiaan.

Jodoh memang menjadi rahasia abadi dalam kehidupan sebagaimana kematian, rejeki, dan takdir seseorang. Semua sudah Allah SWT tetapkan sebagai ujian keimanan. Bagian dari cara Tuhan agar manusia sadar bahwa apa-apa yang manusia dapatkan bukan semata-mata hasil dari usahanya tetapi segala yang terjadi atas seijin Illahi. Selain itu, manusia pastinya juga sadar bahwa sebaik-baik perencanaan adalah perencanaan Tuhan. Manusia memiliki keinginan tetapi Allah SWT yang paling tahu yang manusia butuhkan. Semuanya menjadi bagian dari cara Tuhan untuk mendidik seseorang, mempersiapkanya sebelum mendapatakan apa-apa yang manusia butuhkan. Allah SWT tahu bahwa manusia tidak menyukai teori berbasa-basi karena itulah Allah SWT langsung menurunkan takdir, peristiwa yang manusia harus alami, belajar dengan melakoni. 

Rasulullah mengajarkan untuk menyegerakan tetapi bukan berarti keterpaksaan dan keterburuan. Tidak akan baik hasilnya segala yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa perhitungan. Semua perlu direncanakan, disiapkan, diikhtiarkan, dan dipasrahkan pada Kebesaran Tuhan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”, pesan dalam QS Alam Nasyrah ayat 7. Ada fase perencanaan, persiapan, dan aksi pelaksanaan. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”, pesan ayat berikutnya dimana manusia diminta untuk berdoa dan berpasrah akan hasil yang terbaik dari Allah SWT. Biarlah Allah SWT mengatur yang terbaik bagi manusia setelah manusia melakukan ikhtiar terbaiknya. 

Segala sesuatu ada waktunya sebagaimana bayi yang lahir. Tidaklah perlu ‘dipaksa’ keluar kalau belum waktunya lahir. Pastinya tidak akan baik bagi si bayi nantinya. Lihat saja bayi yang lahir belu waktunya, perkembangannya seolah lambat dan mengalami hambatan. Tentunya tidak baik juga ketika waktunya sudah tiba tetapi ditunda-tunda lahirnya. Selain kasihan pada si ibu juga kasih pada bayinya. Lebih payah lagi kalau pemercepatan dan penunda-nundaan karena alasan yang kurang rasional. Entah itu demi tanggal yang dianggapnya cantik atau adanya kerpecayaan tertentu yang lebih menggambarkan kelemahan keyakinan. Dalam jodoh bisa saja pemercepatannya karena kecelakaan sebelum pernikahan (kita berlindung dari hal demikian) atau alasan lain yang bukan tuntunan agama. Penunda-nundaan karena alasan ingin sukses kariri dulu, mandiri, pekerjaan mapan, penghasilan berlimpah dsb yang tidak berlandaskan kepemahaman agama yang baik tentunya akan menghambat dirinya sendiri nantinya.

Untuk mendapatkan cinta, mendekat pada Yang Maha Pemilik Cinta. Untuk berlimpah harta, mendekat pada Yang Maha Kaya, pemilik bumi langit dan seisinya. Dekatkanlah pada sumber dari segela sumber cahaya, maka jadilah diri terang segala-galanya (@inspirasisegar)