Sunday, July 31, 2011

Kampus Kehidupan (University of Life)


Sudah berbulan-bulan sepertinya saya tidak menulis artikel di website pribadi www.parimansiregar.blogspot.com dan menyapa sahabat-sahabat melalui note FB Inspiring Man. Saya akui, menulis tidak sekedar merangkai huruf menjadi kata lalu melanjutkan menjadi kalimat kemudian disusun menjadi paragraph-paragrap. Seorang penulis itu ibarat lebah yang menyerap sari-sari bunga dari berbagai tempat terbaik, menyimpannya lalu menjadi madu yang menyegarkan, manis, kaya energi, dan memiliki khasiyat penyembuhan. Sekian bulan itulah saya belajar menjadi lebah untuk bisa mempersembahkan madu terbaik. Mulai dari Jogja dengan pertemuan penulis Pro U Media se-Indonesia berlanjut belajar langsung dari kehidupan dan penyegaran dengan membaca berbagai refrensi juga mengujinya dengan share di berbagai seminar, diskusi, training, dan outbound.
Dalam moment berlimpah kebahagiaan di bulan Juli ini (ulang tahun, wisuda, berbagai share dalam training dst) dan akan semakin banyak lagi di bulan berikutnya, semoga tulisan ini bisa menjadi madu bagi sahabat-sahabat semua. Hasil penyelaman ke dalam berbagai mata air refrensi dan pengalaman. “Kampus Kehidupan”, itulah judul yang saya berikan.

Walaupun seseorang tidak pernah registrasi tetapi bagaimanapun dia tetap terdaftar dalam apa yang saya sebut, “Kampus Kehidupan”. Setiap orang menjadi mahasiswa dalam kampus tersebut. Sebagaimana kampus yang kita ketahui, dalam kampus kehidupan, seseorang akan menempuhi jumlah SKS dengan beragam ‘mata kuliah’. Dalam kesempatan tertentu, seseorang yang belum berhasil dalam ‘mata kuliah’ maka akan mengulangnya kemudian.
Seseorang memang tidak pernah akan berhenti dalam pembelajaran di kampus kehidupan. Pada awalnya dulu, seseorang belajar akan keberanian bermimpi, menuliskan, dan mengemukakan impian-impian. Setelah dia melakukannya, berlanjutlah dia belajar akan bekerja keras (saya lebih memilih dengan istilah “mengoptimalkan potensi yang dimiliki”) untuk mewujudkan apa yang telah menjadi impiannya. Apakah berhenti sampai di situ saja? Ternyata tidak. Ada saat-saat ketika seseorang bekerja, dia dihadapkan pada godaan ingin cepat menuai impian yang telah ditanam. Selain itu, dalam perjalanan terkadang ada hal-hal lebih menarik yang seolah menjanjikan. Dalam tahapan inilah, seseorang pada dasarnya sedang mengambil ‘mata kuliah komitmen’. Daya tahan seseorang untuk terus melakukan kerja-kerja mencapai apa yang telah ditetapkan di awal.

Perjalanan pembelajaran terus berlanjut bahkan tidak berhenti walaupun seseorang sudah mencapai dan mendapatkan apa yang diinginkannya. Ketika seseorang berada dalam puncak pencapaian, di sanalah dia belajar akan ‘mata kuliah rendah hati’, tidak menyombongkan diri, dan tetap memandang sebelah mata pada orang lain. Berapa banyak orang yang bisa melampaui ‘mata kuliah rendah hati’?
Mereka yang telah mencapai prestasi puncak dikatakan telah meraih sukses pribadi. Dan ternyata, sukses pribadi saja tidaklah cukup, berlanjut tahapan proses berikutnya yaitu sukses publik. Pembelajaran pun bertambah, seseorang akan belajar perihal berbagi dan memberi. Berapa banyak mereka yang lulus dalam ‘mata kuliah berbagi’? Belum lagi ketika ada ‘mata kuliah ketulusan’, sudah bisa berbagi dan sudah terbiasa member maka belajarlah dia akan keikhlasan dst.

Yakinlah, hidup akan penuh keoptimisan ketika seseorang memiliki kaca mata pembejaran dalam memandang berbagai hal di tengah roda kehidupan yang seolah berputar makin cepat ini. Belajar arti keberanian bertindak saat diri baru mencetuskan ide tetapi ternyata sudah ada orang lain di belahan dunia sana yang sudah sekian langkah mewujudkan. Belajar akan arti berguru ketika mendapati deretan keberhasilan teman sedangkan dirinya masih termangu dalam impian. Toh, mereka juga sebenarnya belum berhenti belajar. Mereka yang dipandang sudah memiliki usaha mapan, tanyalah pastinya ada saja ternyata yang dia keluhakan. Mereka yang dikira bergaji tinggi, tanyalah sepertinya kebutuhannya juga banyak sekali. Mereka yang sudah berkeluarga duluan, sepertinya sudah enak dan aman, yakinlah mereka tidak lepas juga dari pembelajaran. Hanya saja ‘mata kuliahnya’ lain. Ada yang mengambil lebih awal, ada yang mengambil kemudian, hal yang wajar. Sesuatu yang bisa ditoleransi pula ketika seseorang melakukan kesalahan. Namanya juga sedang pembelajaran.
Kira-kira ‘mata kuliah’ apa yang sedang anda ambil? Sukses aja pokoknya! Untuk KONSULTASI, TRAINING, SEMINAR, BEDAH BUKU, dan HAL TERKAIT PENGEMBANGAN SDM silahkan kontak ke HP atau inbox ke FB Inspiring Man.