“Tertundanya
pemberian setelah engkau mengulang-ulangi permintaan, janganlah membuatmu
berpatah harapan”, demikian pesan ulama besar Ibnu ‘Athaillah. Senang sekali mengaji
dengan beliau. Kalimat-kalimatnya sederhana tetapi mendalam sekali maknanya.
“Allah SWT
menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut
apa yang engkau pilih sendiri”, lanjut beliau. Semakin menyejukkan dan
menyenangkan. Pertemuan dengan majelis Ibnu ‘Athaillah yang dibantu ustadz Imam
Sibawaih El Hansany itu rasanya ingin saya ulangi dan terus ulangi.
“Dia
mengabulkan pada saat yang Dia kehendaki bukan pada waktu yang engkau ingini”, begitulah
akhir pesan beliau.
Pahamlah saya bahwa sesungguhnya semua doa itu Dikabulkan Allah SWT. Hanya perihal bentuk dan waktu pengabulannya yang bervariasi. Dia yang paling tahu kebutuhan manusia karena itu, Dia berikan apa yang manusia butuhkan bukan apa yang manusia inginkan. Bisa jadi apa yang manusia terima berbeda dengan apa yang manusia minta. Allah SWT ganti apa yang manusia minta dengan yang tepat sesuai kebutuhan manusia. Dia Maha Tahu kapan manusia benar-benar membutuhkan karena itulah, Dia kabulkan sesuai dengan waktu yang Dia kehendaki bukan waktu yang manusia ingini. Bisa jadi apa yang manusia terima sekarang adalah pengabulan doa di masa yang lalu. Sangat mungkin doa yang manusia panjatkan sekarang, Allah SWT kabulkan di masa depan. Biarlah Allah SWT berikan pada waktu yang tepat.
Tentunya ingat dengan analogi seorang anak
yang sedang pilek lalu minta dibelikan es sama ibunya. Sebagai ibu yang baik,
dia tentunya paham betul dengan kondisi berusaha memenuhi permintaan anaknya.
Ibu yang bijak setidaknya memiliki tiga alternatif menjawab permintaan si anak.
Pertama, si ibu yang memahami bahwa si anak sudah cukup sehat dan tidak masalah
jika minum es maka dibelikanlah es. Kedua, si ibu memahai bahwa anaknya masih
anak bermasalah jika minum es maka si ibu memberikan alternative minuman lain
yang menyehatkan (susu, jahe dst). Bisa juga dengan alternatif ketiga, dia
penuhi permintaan si anak tetapi waktunya tidaklah seketika itu yaitu nanti
kalau sudah sembuh. Begitulah gambaran memudahkan kepemahaman kita, perihal apa
yang kita mohonkan dan bentuk pengabulan.
Jika memang semua doa dikabulkan lalu apa buktinya? Sampai sekarang belum juga saya mendapatkan. Jawabannya adalah bisa jadi dikabulkan dalam bentuk yang lain dan bisa pula ditunda waktunya sampai waktu yang tepat. Perihal waktu, hanya Allah SWT yang tahu. Latihan untuk merenungkan apa-apa yang didapatkan dalam kehidupan menjadi kunci untuk melatih kepekaan. Menyeimbangkan antara meminta dengan berterima kasih atas apa-apa yang diterima.
Berterima kasih sudah bahkan banyak juga
berbagi pada banyak orang sebagai wujud terima kasih. Sepertinya memang belum
juga dikabulkan, bagaimana kalau demikian? Sebuah diskusi menarik yang
selayaknya memunculkan banyak pencerhan. Walau demikian, ada satu hal yang
terkadang luput diperhatikan saat berdoa yaitu memahami isi doa. Hal tersebut
terkait dengan apa yang diucapkan dengan suara batin yang menginginkan.
Beberapa hal menarik berikut bisa dijadikan
pelajaran.
Pertama, seorang mahasiswa yang mendaptkan IPK 3,05 (tiga koma nol lima atau tiga koma lima). Suatu ketika saya tanya apakah yang dia dapatkan sesuai doa yang dipanjatkan. Ada dua orang dan mereka mengatakan bahwa IPK yang didapatkan tidak sesuai dengan yang selama ini dia mohonkan. Lalu saya tanya sebenarnya berapa yang mereka inginkan. Mereka menjawab, “Tiga koma lima”. Saya katakan, “Bukankah itu sudah sesuai dengan yang kalian dapatkan”. Mereka masih belum paham dan mengatakan bahwa yang mereka maksudkan adalah 3,50 bukan 3,05. Lalu saya katakan kepada kepada mereka, “Manakah tiga koma lima apakah 3,05 atau 3,50?” Ternyata masih kukuh kalau “tiga koma lima itu 3,50”. Sahabat semua, jika 3,12 kita katakan tiga koma dua belas maka 3,49 dikatakan tiga koma empat sembilan.
Bukankah tiga koma lima itu berarti 3,05
dan jika menginginkan 3,50 maka menyebutnya paling tepat
adalah tiga koma lima puluh? Jadi, perlulah kiranya memahami betul apa
yang diminta. Kehendak hati dengan apa yang diucapkan.
Kedua, berapa banyak seseorang menikah dengan tetangga satu daerah? Ada juga satu organisasi? Teman kuliah? Satu kantor? Kalau sudah jodoh memang tidak bisa ditolak. Permasalahan muncul saat mencari atau menentukan pasangan hidup tepatnya bagi mereka yang sudah lama dalam pencarian dan mengeluhkan belum bertemu dengan jodoh yang tepat. Menjadi lebih bermasalah lagi jika menyalahkan Allah SWT, lebih-lebih berputus asa. Keluhan tidak cocoklah. Inginnya bukan satu daerah. Belum menemukan yang cocok. Banyak lagi kalau dipaparkan.
Hal mendasar bisa dirunut dari doa yang
selama ini dipanjatkan. Ada orang-orang yang berdoa, “Ya Allah, dekatkanlah jodohku; Ya Rabb, pertemukanlah dengan jodohku”.
Mungkin masih banyak lagi bentuk permohonannya. Mari cermati satu per satu.
Benarkah doa yang dipanjatkan tersebut belum terkabulkan? Mungkinkah jika
sebenarnya Allah SWT sudah mempertemukan dengan orang yang cocok tetapi dianya
yang berdoa yang tidak peka? Karena ketidakpekaan tersebut, dia tidak mendapati
seseorang yang dipertemukan dengannya. Jika memang memohon untuk didekatkan
jodohnya, mengapa menolah jika dipasangkan dengan orang satu daerah? Bukankah
itu sudah didekatkan (dekat jaraknya)? Jika mendapatkan pasangan satu organisasi,
satu aktifitas, satu kantor pastinya doa yang dipanjatkan adalah memohon agar
didekatkan. Itulah pengabulan didekatkan jodohnya.
Lebih bijak memang memahami apa yang pinta, menyelaraskan dengan suara hati, dan mengucapkan doa sesuai dengannya. Jangan cukup hanya dipertemukan atau didekatkan, tambahi dipahamkan, diberikan tandanya, disatukan, dilanggengkan dst.
“Istirahatkan
dirimu dari ikut mengatur urusanmu, sebab apa yang telah diurus untukmu oleh
selainmu tak perlu lagi kau turut mengurusnya”, pesan
penutup Ibnu ‘Athaillah yang tidak kalah inspiratifnya. Pasrahkan total segala
amal. Senantiasa berprasangka baik pada Allah SWT. Good luck!
Salam Bahagia. Salam Berkelimpahan.Silahkan kontak untuk sharing dan mengundang jadi pembicara.Follow di twitter @inspirasisegar dan FB Inspiring Man
Jodohku maunya ku dirimu. Doa yg memaksa :) . Sbnernya, sy sedang bingung dgn konsep jodoh :)
ReplyDeleteSemoga jawabannya sudah ditemukan.
ReplyDeletekita memang harus berpasrah pada apa-apa yang telah ditetapkan-Nya
ReplyDeleteia mengabulkan pada saat yang Dia kehendaki bukan pada waktu yang engkau ingini”, begitulah akhir pesan beliau.
ReplyDelete