Tuesday, July 31, 2012

Segelas Susu dan Kue Bolu


“Kita tidak tahu jalan kesuksesan kita, Allah SWT bukakan melalui siapa, darimana, dan kapan, benar demikian? Karena itulah, sudah sepantasnya kita berbuat kebaikan kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun”. Bisa jadi dari perbuatan baik kita memberi uang receh Rp 500,00 pada pengemis yang datang meminta belas kasihan saat makan siang itu. Sangat mungkin juga karena kebaikan yang begitu kecil, meninggalkan kamar mandi dalam keadaan bersih, memungut sepotong sampah lalu memasukkannya ke tempat sampah, senantiasa bermuka ramah dengan senyuman pada semua orang, menyingkirkan duri di jalan atau hanya sekedar “say hello” pada orang yang kita temui.

Tentunya kita ingat kisah seorang wanita pelacur yang masuk surga disebabkan amalan sepelenya yaitu memberi minum seekor anjing kehausan. Di tengah siang yang panas, diambilnya air dari sumur, dengan sepatunya, diisi air dan disodorkan ke anjing yang kehausan. Siapa kira hal sesederhana itu menghantarkannya ke surga. Sebagaimana kisah berikut ini. Sebuah kisah yang sempat saya bagikan di mata kuliah Psikologi Kesehatan. Seperti biasanya, 10 menit sebelum kuliah usai, saya berbagai inspirasi dengan kisah-kisah penuh hikmah. Berharap setiap mahasiswa seanatiasa antusias ketika mengikuti kuliah karena mereka mendapat sesuatu yang berbeda.

“Segelas Susu dan Kue Bolu”, begitulah kisah itu saya berikan judul. Dimana kala itu hujan deras mengguyur jalan dan pemukiman. Seorang pemuda tergopoh-gopoh, berlari, menyusuri jalan dengan tas gendong yang dipegangnya untuk menutupi kepala. Ditengoknya kanan dan kiri berharap ada rumah yang panggarnya terbuka guna berteduh. Hujan memang terlalu deras kala itu. Alhamdulillah, sesampainya di tikungan jalan ke kanan, ada sebuah rumah yang pagar pintunya terbuka. Kebetulan juga, nampak seorang ibu setengah baya berkerudung tengah mengepel teras. Hujan disertai angin membuat teras basah sepertinya.

“Assalamu’alaykum Bu”, sesegera pemuda itu menyapa si ibu.
“Wa’alaykum salam, nak masuk sini”, si ibu tanggap dan mempersilahkan si anak naik ke teras untuk berteduh. Sementara itu, si ibu membereskan ember dan pel bergegas masuk ke dalam. Si pemuda, bersedekap menahan dingin.
“Nak, ini ada handuk dan sarung juga kaos, biar tidak dingin”, si ibu keluar membawa handuk pink, sarung coklat kotak-kotak, dan kaos polos berwarna putih. Dipersilahkan si pemuda untuk mengganti pakaiannya yang basah kuyup itu.
“Ndak apa-apa Bu. Begini aja. Paling hujannya bentar lagi reda”, kilah si pemuda.
“Ndak apa-apa nak. Nanti kalau masuk angin lho. Itu sebelah ada kamar mandi. Ganti dulu pakaiannya biar lebih hangat”, si ibu penuh kepemahaman pada si pemuda.

Apa boleh buat, nampaknya hujan juga masih bersemangat mengguyur bumi yang dicintainya. Si pemuda mengambil handuk, sarung, dan kaos lalu masuk berganti pakaian di kamar mandi. Setelah selesai, dia keluar. Dilihatnya, sudah tersaji segelas susu dan kue bolu di atas meja.

“Nak, susunya diminum biar hilang dinginya. Itu ada kue, dihabiskan saja”, si ibu dari dalam rumah.
“Repot-repot sekali Bu”, basa-basi si pemuda.
“Tidak apa-apa. Sudah sepantasnya manusia itu tolong menolong. Tuhan menjanjikan kemudahan urusan bagi mereka yang memudahkan urusan orang lain. Bukankah begitu nak?” datang si ibu mengambil tempat duduk.

Pembicaraan antara mereka berlanjut. Masing-masing saling mengenalkan diri, latar belakang hingga bercerita tentang berbagai hal. Seolah mereka sudah mengenal lama. Sampai tidak terasa hujan sudah reda. Si pemuda mengucapkan terima kasih dan meminta ijin untuk pulang ke kosnya.

“Bu, terima kasih untuk semuanya. Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan berlipat ganda”, pamit si pemuda.
“Sama-sama nak. Semoga lancar kuliahnya jadi orang yang sukses”, ucap si ibu sambil mendoakan.

Sepuluh tahun kemudian di sebuah rumah sakit tampak seoarang wanita muda, kira-kira usia 25 tahun, berkerudung hijau sedang berbicara dengan seorang wanita berpakaian putih.

“Mbak, ibu mbak mesti mendapatkan perawatan terbaik. Kami menyarankan agar dia ditangani dokter spesialis dan segera dilakukan operasi. Kami tidak bisa menjamin keadaannya akan lebih baik jika tidak mendapatkan perawatan optimal”, demikian wanita berpakaian putih itu.
“Tapi suster, kami sudah tidak punya lagi uang untuk membiayai operarasi. Tidakkah ada keringanan?” balas wanita.
“Maaf mbak, sebelum-sebelumnya, kami sudah memberikan keringanan selama perawatan ibu mbak. Jadi andai ada keringanan lagi, tidak banyak yang bisa kami berikan”, jawab si perawat yang merasa kasihan tetapi juga mesti patuh pada peraturan.

Sementara mereka berdiskusi panjang lebar. Datang seorang laki-laki berjalan menghampiri. Bersepatu hitam mengkliat, celana panjang gelap yang rapi, dan baju lengan panjang berwarna hijau polos.

“Ada apa suster?” tanya laki-laki itu.
“Ini pak, ada ibu-ibu yang kritis dan perlu dioperasi tapi kami belum melakukan karena pihak keluarga mengeluhkan tidak punya uang untuk biaya operasi”, jawab si perawat.
“Coba saya lihat riwayatnya”, pinta laki-laki itu pada si perawat. Semacam data pasien.

Sesegera si perawat menyodorkan catatan tentang pasien. Di situlah selain riwayat penyakit dan perawatan, ada datang lengkap tentang alamat pasien. Nampak dahinya berkerenyit.

Sesegera dia bilang kepada si perawat, “Suster, segera pindahkan pasien itu ke ruang operasi. Saya ingin ibu itu mendapatkan perawatan terbaik”.
Si perawat heran. Dia hanya bisa menuruti perintah laki-laki pemiliki rumah sakit itu. Walau dia bukan dokter, dia dikenal orang yang penuh kasih sayang. Di rumah sakit itulah banyak orang membutuhkan yang datang. Selain biayanya yang ringan, perawatannya juga terbaik.

Malam itu pula operasi dijadwalkan. Sudah siap dokter terbaik yang akan menangani. Empat jam operasi dilakukan. Alhamdulillah tidak ada kendala. Walaupun tidak segera siuman, si ibu sudah sadar 12 jam kemudian. Setelah 24 jam, si ibu bisa diajak komunikasi. Tiga hari kemudian, dia sudah membaik.

“Bagaimana kondisinya sekarang Bu”, tanya seorang laki-laki mendekati si ibu.
“Pak, kami sudah tidak mampu lagi membiayai perawatan ini. Siapa yang nanti membiayai?”, ungkap si ibu kebingungan diantara bahagianya selesai dioperasi.
“Ibu. Ibu tenang saja, ibu sudah membayarnya dengan segelas air susu dan kue bolu 10 tahun yang lalu”, jawab si laki-laki sambil tersenyum dan mencium tangan si ibu.
“Maksud bapak?” tanya si ibu keheranan.
“Mungkin ibu sudah lupa dengan apa yang ibu lakukan 10 tahun yang lalu. Tetapi saya akan terus mengingatnya sampai kapanpun. Saya berjanji akan berbuat baik pada siapapun. Meringankan urusan siapa saja karena dengan itulah Allah SWT meringankan urusan-urusan saya”, panjang si laki-laki bertutur.
“Ingatkan ibu dengan seorang pemuda yang waktu itu hujan lebat? Ibu mempersilahkannya berteduh, memberinya handuk, sarung, dan kaos. Selain itu juga menyajikan segelas susu dan kue bolu. Di rumah ibu, tikungan jalan itu, 10 tahun yang lalu”, lanjut si laki-laki bercerita sambil pandangannya menerawang menembus jendela rumah sakit yang terbuat dari kaca bening.
Tanpa terasa, si ibu itu menitihkan air mata, dia tidak percaya apa yang ditemuinya. Si ibu menangis penuh haru.
“Siapakah laki-laki itu?”

Sebanyak 29 orang di FB mengelike dan cukup banyak yang berkomentar. Berikut beberapa komentar di note FB tetang tulisan ini;

Like this brother; Suka banget mas...Makasih yo...; Luarbiasa; Super sekali; Amazing..; Superb brader! Laik dis yoo... :-); suka sama ceritanya.....mari berbagi..... ^_*;  Super Inspiratif,, Terimakasih sudah di tag kak. Saya tunggu cerita selanjutnya :D...


"Sekilas Tentang Inspiring Man" 

Penulis buku inspiratif MASTER from minder”. Buku yang menginspirasi ribuan orang di Indonesia untuk bangkit dari kegagalan dan optimis dari keadaan terbatas menjadi teratas dalam kesuksesan.
Founder lembaga pengembangan SDM Quantum Motivation Center Indonesia” sekaligus motivator yang telah membawakan hampir seribu sesi pengembangan diri baik sekolah, universitas maupun perusahaan sejak tahun 2007. Beberapa diantara yang telah diisi; STAIN Surakarta, IPB, Unnes, Unissula, Undip, UIN Jogjakarta, Unnesa, UNS, UMS, Yarsis, dan juga banyak SMA/SMK di Jawa Tengah.
Seorang mentor, alumni Fakultas Psikologi Undip,  pendiri forum bulanan Mind Freedom dan Mind Happiness untuk memberikan bantuan dalam penyelesaian hambatan-hambatan psikologis dan peningkatan optimalisasi potensi diri.
Berpengalaman menjadi nara sumber acara motivasi “Mutiara Pagi” di radio Tri Jaya 89,8 FM Semarang dan “Muda Bertaqwa” di RRI Pro2 95,3 FM Semarang, Bintang Tamu “Remaja Inspiratif” TVKU Semarang 2012. Kontak melalui FB Inspiring Man dan twitter @inspirasisegar untuk silaturahim dan permintaan ngisi training.