Saturday, March 30, 2013

Bahagia Aku Membersamaimu


“Aku tidak menjanjikan bahwa kita akan selalu dalam bahagia kala bersama”, kataku padanya.
“Aku hanya bisa memastikan bahwa aku akan selalu membersamaimu dalam suka maupun tidak bahagia”, lanjutku.

Insan yang hatinya sedang diliputi cinta pastinya sangat ingin memberikan yang terbaik buat yang dicintainya. Dalam hal ini, dia memahami bahwa mencintai berarti memberi yang terbaik bagi yang dicintai. Sebuah kebahagiaan kala bisa memberi yang terbaik bagi orang yang dicintai. Sebuah kesedihan, (pastinya) kala mendapati orang yang dicintai membutuhkan bantuan tetapi tidak bisa banyak memberikan. Cinta mengajarkan kita semua akan arti memahami, merasai, dan memberi. 

Rasa cinta dan realitas dunia pada kenyataannya sedikit berbeda. Keinginan cinta ingin selalu bahagia tetapi realitas dunia mengakui bahwa ada bahagia dan ada tidak bahagia. Lagi pula, tidak semua yang terjadi dalam kehidupan ini berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Ada banyak hal yang berjalan dan justru menjadi indah pada akhirnya karena tidak sesuai apa yang sudah manusia rencanakan. Manusia memang memiliki perencanaan tetapi sebaik-baik perencanaan adalah milik Allah SWT. Dalam hal ini, kita belajar bahwa tidak selamanya kita bisa memastikan selalu dalam kebahagiaan. Namun demikian, bukan berarti cinta menyerah begitu saja. Cinta memastikan dirinya senantiasa membersamai yang dicinta saat dalam ketidakbahagiaan. 

Para pemilik cinta pastinya tidak akan lari hanya karena sedikit ada ketidakbahagiaan menyapa. Bagi mereka, momen demikian adalah kesempatan untuk membuktikan ketulusan cintanya. Kesempatan untuk menunjukkan kreatifitasnya dalam mengatasi keadaan. Cinta tidak akan pernah kehilangan cara untuk mencari solusi penyelesaian. Kala logika mengalami kebuntuan menemukan penyelesaian, dalam banyak hal ketulusan cinta tampil mengatasi keadaan. Kita belajar dari cinta tentang kreatifitas dan kepahlawanan. 

Walau cinta tampil mengatasi keadaan, cinta tidak ingin disanjung dan diagungkan. Sanjungan hanya akan mengurangi nilai ketulusan yang diberikan. Lagi-lagi cinta mengajarkan kita akan arti kebersahajaan. Bukan apa yang tampak yang sebenarnya dicinta tetapi apa yang tersembunyi dalam hati yang saling berkomunikasi. Rupa bisa berubah seiring usia bertambah tetapi cinta akan terus menyejarah dan mengabadi seiring saling memahami. 

Sudah jadi bahagiaku selalu membersamaimu”, tutupku dengan senyum kedamaian.