Saturday, October 29, 2011

Manage Your Life Mind Set


Dalam kesempatan kali ini, saya ingin berbagi kepada sahabat master semua terkait mindset. Apakah mindset? Seberapa penting kupasan tentang mindset ini harus diketahui sahabat master semua? Apa saja dampak mindset dalam kehidupan seseorang? Dan tentunya, bagaimana mengarahkan mindset untuk menghadirkan berbagai impian dalam kehidupan? Hal yang menarik tentunya. Dan makin menarik lagi seiring kupasan paragraf demi paragraf berikut.

Saya awali dengan bertanya pada sahabat master semua, “Kalimat apa yang menjadi motto atau favorit dalam menjalani kehidupan?” Cobalah untuk mengingat-ingat kembali. Hal yang mudah tentunya karena rata-rata orang memiliki kalimat kesukaan yang dijadikan penyemangat dalam kehidupannya. “Hidup adalah perjuangan”, begitu kata seseorang. “Fight, fall down, get up!”, ada juga yang memiliki semangat itu. “No time too sleep”, barangkali saja. Mungkin cocok dengan ungkapan ini, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; Bersakit dahulu, senang kemudia”.
Apapun kalimat yang sahabat master ungkapkan, semuanya sah-sah saja. Setiap orang memang memiliki cara dan keyakinan yang dipegang untuk memandang kehidupan. Hal yang perlu dipahami ialah perihal pengaruh dari keyakinan yang dipegang tersebut.

Dalam sebuah sesi pelatihan yang saya bawakan kala itu, ada seorang peserta bertanya. “Mas, saya ini seperti tidak memiliki waktu istirahat”, demikian kira-kira keluhnya. “Satu masalah selesai, datang masalah berikutnya, dan begitu berulang”, lanjut dia. Dia merasa tidak menikmati, situasi yang dialami membuatnya lelah, dan dia ingin sekali lepas dari situasi yang demikian. Bagaimana solusinya? Adakah yang mengalami hal serupa?
“Baiklah, bolehkah saya tahu apa yang menjadi motto hidup anda?”, tanggapan saya atas ceritanya yang cukup panjang itu. “No time to sleep”, demikian jawabnya singkat.

Kalimat berulang yang dihayati dan dijadikan pegangan bagi seseorang, bekerja layaknya do’a. Dan sebagaimana kita pahami bahwa Tuhan Maha Pengabul do’a. Ada yang dikabulkan sesuai permohonan seketika, ada yang dalam bentu lain, dan ada yang ditunda waktunya (sampai di akhirat). Secara tidak disadari, kalimat-kalimat favorit seseorang menjadi do’a yang senantiasa dia lantunkan. Sudahkah yang diinginkan sesuai dengan kalimat permintaan?
“No time to sleep”, sebuah do’a yang dikabulkan dengan hadirnya banyak masalah dan tugas yang menuntut dia untuk segera menyelesaikan. Saking banyaknya, menjadikannya seolah tidak memiliki waktu untuk tidur. Kebutuhan akan istirahat jadi tidak terpenuhi secara optimal. (Semoga segera selesai permasalahan dia)

Lalu bagaimana dengan kalimat, “Hidup adalah perjuangan”? Bisa diperkirakan yang hadir dalam kehidupan seseorang tersebut adalah tantangan-tantangan yang menjadikan dia terpacu untuk berjuang. Kehidupan yang seolah dihadapkan pada penyelesaian masalah dengan usaha sekuat tenanganya.
“Fight, fall down, get up!” Tentu sahabat master bisa memperkirakan apa yang dihadapi oleh seseorang dengan keyakinan tersebut. “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; Bersakit dahulu, senang kemudia”, adakah yang masih menjadikannya pegangan setelah mengetahui perkiraan yang akan dihadapi?

Pernahkan berdo’a agar mohon diberikan “kesabaran”? Apakah yang sahabat master terima? Tentulah bukan seketika menjadi orang yang sabar. Kesabaran itu hasil sebuah proses bukan? Karena itulah yang hadir dalam kehidupan seseorang tersebut adalah ujian-ujian untuk menguatkan otot-otot sabar dalam batinnya. “Manusia meminta, Allah SWT menganugerahi sarana,” itulah kata kuncinya.
Ingatkan saat memohon agar dilimpahkan banyak rejeki? Bukan uang yang datang begitu saja tetapi berbagai bentuk tawaran yang berdatangan. Tawaran bisnis, pekerjaan, kerjasama, amal dst. Kesempatan yang membuka jalan banyak rejeki. Pertanyaannya, saat berbagai peluang datang, apa tanggapan sahabat master semua? Menolak atau menyambut dengan bahagia? Bagaimana mau banyak rejeki kalau saat datang tidak tahu, kalau pas datang malah ditolak?

Sampai di sini, mudah-mudahan walaupun belum begitu mendalam, sudah terjawab secara tidak langsung beberapa poin bahasan. Arti mindset, urgensi memahaminya, dan dampak mindset dalam kehidupan seseorang. Berikutnya bagaimana mengarahkan mindset untuk mendukung pencapaian impian?
Mengarahkan mindset untuk mendukung pencapaian impian. Sungguh hal yang makin menarik untuk dikupas. Cara kerja yang sederhana sebenarnya yaitu dengan mengganti saklar pikiran dan emosi negatif menjadi saklar pikiran dan emosi positif. “Not only positive thinking but also positive feeling”, itulah yang dimaksud mind set positif.

Tantangannya bukan pada berpikir positif tetapi pada merasai positif. Berapa banyak telah berpikir positif tetapi tetap saja tidak banyak perubahan positif? Berapa kali telah mencoba berpikir positif tetapi ternyata dugaan negatif dalam hati malah yang menjadi kenyataan? Berapa banyak uang yang telah digunakan untuk mengikuti beragam seminar dan training, meningkat pengetahuannya tetapi tetap saja terkungkung dalam permasalahan yang serupa? Akal memang bisa diakali tetapi hati tidak bisa dibohongi. Pikiran bisa dimanipulasi sedangkan perasaan haruslah dibersihkan.
Source of problems came from the depth memories. Bagaimana bisa berpikir dan merasai demikian, itulah sumber permasalahan yang perlu ditemukan. Bukan hanya sekedar tahu kemudian jadi pemakluman tetapi tahu dan melakukan perubahan. Untuk menyusuri jalan gelap ke sana itulah diperlukan seorang pemandu yang membantu membawa penerangan dan menunjukkan jalan. Berapa banyak orang mencoba pergi sendiri tetapi kemudian justru semakin tersesat dalam ketidakjelasan? “Saya juga tidak tahu mengapa saya melakukan hal demikian, seperti ada dorongan dan saya tidak bisa mengendalikannya”, begitulah keluh mereka yang mengalaminya. Saran saya bila ada sahabat master yang menemukan orang-orang tersebut adalah mempertemukannya dengan orang yang ahli psikologi. Bukan hanya memahami ilmu psikologi tetapi punya pengalaman menangani. Mereka yang memiliki tendensi ingin berbagi.

Senantiasa berusaha untuk berpikir positif dan merasai positif adalah hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mengarahkan mind set positif. Butuh waktu memang untuk benar-benar menjadikan semuanya positif. Good luck!
Pada tulisan berikutnya (Insya Allah) akan dikupas terkait rejeki dan mind set. Banyak ingin saya ungkapkan sebenarnya; terkait jodoh, keberuntungan, kesehatan, dan berbagai aspek lainnya. Semoga bisa memenuhi harapan tersebut. Keinginan saya adalah bisa share langsung dengan sahabat master semua baik sesi khusus coaching personal maupun training semisal Inspiring Answer The Master” yang direncanakan pada bulan November 2011. Silahkan kontak melalui hand phone, Fb (Inspiring Man), twitter (@inspirasisegar) saat membutuhkan. Thanks! “Not only motivation but also WISDOM”

(Pariman Siregar; Penulis Buku “MASTER from minder”, terapis, trainer, dan blogger)

Tuesday, October 11, 2011

Banyolan Inspiratif (Tentang Negara)


Pastinya kalangan intelek pada tahu kabar perihal perombakan kabinet di pemerintahan negeri ini. Berapa kali saja berita di televisi menyorotinya? Wah-wah, pastinya para tokoh politik pada deg-degan, lebih-lebih menteri yang disinggung-singgung bakal dicopot. Jadi ikut deg-degan saya, jangan-jangan presiden nunjuk saya jadi salah satu menterinya. (Haha, kayak ndak ada yang lain aja!). Lagian, belum tentu juga, saya mau diangkat jadi menteri. (Pede banget). Belajar dari Abdullah bin Umar, anak khalifah Islam yang dengannya islam tersebar luas sampai Afrika, dia menolak ketika orang-orang ingin mengangkatnya menjadi khalifah. Ditolak tawaran menjadi khalifah. Bukan cuma sekali tetapi berulang kali. Bahkan walaupun usia beliau sudah 70 tahun, tetap saja orang-orang berharap (setengah memaksa justru) agar beliau mau menjadi khalifah, ditolak juga. Diangkat Abdullah bin Umar menjadi hakim oleh Khalifah Utsman, lagi-lagi ditolak. Wah-wah, orang yang satu ini benar-benar merdeka hidupnya.

Di zaman sekarang, fenomenanya justru, banyak orang yang merapat pada penguasa. Sudah bisa diperkiraan maksud mereka melakukan itu. Dari yang memberikan ucapan selamat, kunjungan khusus, ada juga yang terang-terangan minta bagian. “Dulu saya ikut mendukung bapak, lo”, begitulah. Jadi ingat nasehat seorang sahabat, Muadz bin Jabal yang terkenal dengan kecerdikannya berpikir. Nasehat ketika dia dengan bighal kecil dan pakaian lusuhnya berangkat menuju kota dimana dia diangkat khalifah Umar menjadi Hakim. “Jauhilah pintu-pintu para penguasa”, begitu nasehatnya. Pintu-pintu yang menurut pandangan Muadz jadi sumber fitnah. Fitnah? Apalagi itu? Ya, iyalah, ingat kasus pembesar KPK yang berkunjung (diundang atau menyengaja mampir) ke salah seorang petinggi partai penguasa. Keseret-seret kasus juga dia. Semoga selesai dengan baik.
Oya, hasil survey menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan menurun. (Entah, menurun atau merosot atau anjlok?) Jangan-jangan bukan hanya tingkat kepuasan tetapi juga tingkat kepopuleran. Kalah populer itu para elit dengan hadirnya Ayu Ting-Ting bareng ama lagu “Alamat Palsu”nya. Dimunculkan isu agar mereka juga banyak diberitakan, biar lebih kembali populer. (Biarkan orang lain menikmati hasil kerja kerasnya ya, ndak perlu syirik). Kalau itu tujuannya, masyarakat negeri ini tambah satu lagi acara selain “infotainment”, yaitu “politikotainment”. Istilah apalagi itu? Saya yakin tidak untuk itu tujuannya.

(Dari tadi membahas politik, pemerintaha, Negara, tidak ada yang lain?) Tidak ingin ikut-ikutan meributkan pemerintahan sebenarnya sih. Tahulah, bapak tani yang nyangkul, tiap hari pergi ke sawah, toh tetep aja besoknya nyangkul. Mas-mas tukang bengkel, tetep saja kalau tidak mbengkel, tidak dapat pemasukan. Sederhananya, mau ngomongin atau tidak, sama saja, tetep saja rakyat kecil. Kalau tidak bekerja, ya jangan berharap bisa mencukupi kebutuhan.
(Jangan pesimis gitu mas, kalau ada keluhan, disampaikan saja ke wakil rakyat, biar ditampung!). Hah, muat itu tampungannya? Belum juga bekerja, sudah minta ini, itu, gedungnya kurang fasilitasnya, tidak layak, dan seabreg. (Namanya juga wakil rakyat, perlu fasilitas untuk menunjang kerjanya sebagai wakil rakyat). Perihal ide dan keluhan, sampaikanlah pada wakil rakyat. Saking baiknya, rakyat ingin juga makan enak, kaya, bahagia, karena sudah ada wakil rakyat, makan enak, kaya, dan bahagianya juga diwakilkan. (Siapa suruh mau diwakili). Makanya pada tidak puas diwakili, berbagai cara termasuk manipulasi ijasah untuk mendaftar jadi wakil rakyat. Sebegitu menggiurkankah kedudukan sebagai wakil rakyat?

Umar bin Abdul Aziz, saat tahu dirinya yang dipilih menjadi pengganti menduduki jabatan khalifah, justru dia menolak dan mengundurkan diri. Karena rakyat memaksa, akhirnya dia terima jabatan itu. Bukannya tambah gemuk setelah menjadi khalifah, justru makin kurus saja. Rumahnya sederhana, gajinya tidak pernah diambil, dan dia tidak mewarisi banyak harta pada anak-anaknya. Pemerintahan yang tidak sampai 3 tahun mampu membawa kemakmuran. Nah, kalau di negeri ini, butuh berapa tahun untuk menjadi makmur? Butuh berapa jilid kira-kira?
Memang tidak mudah menjadi pejabat, menjadi orang yang memegang amanah mengurus berbagai keperluan rakyat. Dipilihkan memang untuk mengurus urusan rakyat? Bukan untuk kekuasaan dan perebutan. Negara ini milik banyak orang bukan hanya beberapa keluarga. (Seolah-olah perebutan kekuasaan antar keluarga saja). Negara ini milik kita, rakyat! (Kewajiban apa yang belum dilakukan terhadap Negara; pajak listrik pada sudah membayar?) Masih sering mati juga? (Sudah menjadi warga Negara yang taat membayar pajakkan?) Masih banyak jalan yang rusak? Kekurangan air? Kekurangan makanan? Entah dikemanakan itu uangnya, salah alokasi mungkin atau karena ternyata “alamatnya palsu”? (Ada-ada aja).

(Ngirit dong! Hidup harus efisien!) Masak porsi makan dikurangi padahal tuntutan kerja semakin meningkat. Masak diminta ngirit bahan bakar sedangkan tuntutan produksi semakin naik. Sepertinya pikiran ngirit harus sudah diganti dengan ide berinovasi menghasilkan bahan-bahan alternatif. Oya, zaman sekarang masih mengandalkan pajak sepertinya juga sudah harus mulai diinovasi. Di zaman serba canggih sekarang ini, kemajuan teknologi internet dalam genggaman tangan, batas Negara dan waktu nyaris tidak ada lagi. Kira-kira bisakah Negara mengawasi berapa transaksi lewat internet yang terjadi? Sistem canggih yang menjadikan para pelakunya lolos dari penarikan pajak. Wajar kalau Eropa goyang ekonominya, bisa dipahami kalau Amerika mulai mengusap keringat di dahinya, banyak hal yang diluar kendali Negara. Kasus terbaru perihal ‘pencurian’ pulsa saja ternyata kompleks urusannya.
Semakin ke sini, kapital sepertinya akan kalah dengan komunal. Penguasa akan kalah dengan rakyatnya. Cina membuktikan ekonominya makin menanjak di saat Amerika menurun. Banyak penduduk menjadikan murah tenaga kerja sehingga banyak berproduksi. Dibanjirilah Amerika, Eropa, dan termasuk kita dengan produk murah dari Cina. (Jadi ingat pepatah, banyak anak, banyak rejeki). Kenapa ada pembatasan kelahiran? Slogan yang pernah saya lihat, “Dua anak lebih baik”. Namanya juga iklan layanan masyarakat, salah satu cara sosialisasinya dengan dipasang di tempat umum. Tetep aja yang memiliki anak lebih dari satu. Bisa dipahami, kadang keluarga sudah memiliki dua anak (laki-laki atau perempuan semua), ingin nambah lagi berharap seorang anak (perempuan atau laki-laki), lengkap ada laki-laki dan perempuan. Selain itu, namanya orang membaca kadang juga salah, apalagi sekilas. Wong petinggi MPR saja ada yang salah baca dalam pidatonya tetap bisa dipahami apalagi rakyat kecil. “Dua anak lebih baik”, bisa terbaca “Dua anak/ lebih baik” bisa juga terbaca “Dua anak lebih/ baik”. (Haha, ada-ada saja)

Entahlah, jadi kemana-mana. Pokonya sebagai pemuda harapan pemudi juga pemudi harapan pemuda. (Maksudnya generasi muda harapan bangsa). Tetap bersemangat, Bekerja untuk Indonesia. Good luck!

(Inspiring Man)