Thursday, September 16, 2010

(Jangan) Lihat Ke Bawah!


“Melihatlah ke bawah!” nasehat yang umum pernah orang dapatkan. Artinya, membiasakan diri agar senantiasa mensyukuri setiap nikmat yang didapatkan. Memahami bahwa nikmat yang Tuhan anugerahkan jauh lebih melimpah dari keadaan kenyataan yang seseorang rasakan. Dengan kepemahaman tersebut, tumbuhlah optimisme, energi yang menggerakkan dalam pencapaian impian-impian.
“Kepahlawanana kolektif,” kata Anis Matta.
Ada satu masa seseorang mengalami kemandegan, kelambatan dalam mencapai impian. Dalam keadaan yang demikian, perlulah dipahami bahwa sebenarnya Tuhan menghendaki untuk sejenak melihat proses yang selama ini dijalani. Adakah yang perlu disempurnakan? Setelah benar-benar mencermati, umumnya langkah-langkah berikutnya lebih mudah. “Ternyata hanya begitu saja” begitu simpulnya ketika melewati garis finish. Setiap orang memang memiliki jatah masing-masing yang harus diselesaikan. Tidak perlu berpanas-panas dalam persaingan, justru kasih sayang dan saling memberi dukungan yang ditumbuh suburkan. “Mampu menyumbangkan peran dalam kesuksesan, itulah sebagian kesuksesan”. Manusia super power sekalipun tetaplah memerlukan dukungan dalam meraih impian-impian.
“Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah engkau hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau mati esok hari,’ demikian pesan Umar.
“Melihat ke bawah!” Bukan berarti mandeg dari berusaha. Tetaplah anda menyebar jalan perihal jumlah ikan yang datang, biarlah Tuhan yang menghadirkannya. Dalam suatu kesempatan, perlu direnungkan ketika ingin melihat ke bawah. Jangan-jangan justru dirinya yang berada di posisi paling bawah, tidak ada lagi orang yang lebih bawah. Mengatasnamakan zuhud untuk membenarkan kemalasan bangkit dari keadaan. Seseorang yang memiliki segala kelimpahan untuk digunakan tetapi tetap memilih hidup dalam kesederhanaan, itulah zuhud.
Lebih pilih mana bahagia tetapi miskin; tidak bahagia tetapi kaya; dibanding bahagia ‘tetapi’ kaya?
“Saya lebih memilih berlimpah bahagia dan super kaya!”

-->
Pariman Siregar: Penulis Buku Master from Minder dan Founder QMC
Terima kasih buat temen-temen QMC
Terima kasih buat seseorang yang meyakinkan dan senantiasa memberikan semangat untuk tetap istiqomah dalam kehidupan ini.
Terima kasih buat seluruh pembaca MASTER from Minder, karena pembacalah semangat itu jadi semakin menyala dan membara.
Thanks for my mastermind in Quantum Motivation Center; Fifi, Yekti, Fery, dan Wahyu. Buat Idham, Prima, Rajab Ali, Fajri. DR. Yeniar Indriana juga ibu Farida Hidayati S.Psi,. MSi yang menjadi patner sharing dan berbagi.
Mohon do'a untuk buku kedua juga S1nya. : )

0 komentar:

Post a Comment