Thursday, October 24, 2013

Motivasi: Dari Cicak, Kita Belajar


Hanya Allah SWT yang memiliki kesempurnaan. Manusia itu tempatnya salah dan khilaf. Terkadang manusia terlalu terburu menyimpulkan hanya dengan inderanya yang terbatas dan pengamatan yang sekilas. Terkadang manusia terlalu tergesa hanya dengan pengalamannya yang belum tentu berkualitas. Hikmah itu bersembunyi di balik apa yang terlihat, terdengar, terindera, dan apa yang manusia alami. Karena itulah, Allah SWT memerintahkan manusia untuk bertafakur, merenungkan, berefleksi guna memahami segala sesuatu dan mengambil pelajaran. 

Manusia diperintahkan mengambil pelajaran dari segala yang ada. Pelajaran mulai dari yang tampak menonjol atau besar yaitu langit dan bumi. Pelajaran dari sejarah ummat terdahulu. Pelajaran dari diri sendiri. Bahkan pelajaran dari sesuatu yang manusia anggap sepele dan seolah tidak berguna. Pelajaran dari hujan, tanaman, binatang melata, dan hal apapun. Ada kebesaran Allah SWT dalam butiran debu sekalipun. 

Mungkin suatu kali pernah merasa paling menderita sedunia? Mungkin ada yang berandai-andai lahir dari orang yang serba berkecupan? Mungkin ada yang ingin sekali menyalahkan Tuhan? Ada pula yang mungkin menganggap Tuhan tidak adil? Mungkin pula ada yang benci dengan Tuhan karena Dia yang dianggap menyebabkan segala yang terjadi dalam hidupnya?

Sekilah kalau urusan protes, merasa paling menderita, tidak mendapat keadilan dst, bisa jadi cicak yang paling berkah dan merasakan. Bisa dibayangkan bagaimana cicak kecil yang baru saja menetas dan menatap dunia. Belum lama menghirup udara, dia sudah menyaksikan kenyataan bahwa ayah, ibu, kakek, dan neneknya hidup penuh perjuangan hanya untuk makan. Lihat saja, cicak berjalan merayap sedangkan makannya binatang yang terbang. Kenyataan dua dunia yang berbeda. 

Cicak kecil boleh saja menganggap bahwa Tuhan tidak adil. Statusnya binatang merayap sedangkan makanannya binatang bersayap dan bisa terbang. Tidak adil secara sekilas. Akan lebih adil jika cicak juga memiliki sayap. Sama-sama memiliki sayap sehinggap cicak bisa mengejar dan mencukupi makanannya. Tapi coba renungkan, apa yang akan terjadi ketika cicak bersayap. Alangkah repotnya manusia, setiap hari menemukan pertengkaran dan pertempuran udara antara cicak dan nyamuk. Untungnya cicak tidak jadi protes.

Di sisi lain, sampai sekarang, cicak masih bertahan hidup. Badannya tidak sebesar dinosaurus. Cicak juga tidak seperti brontosaurus yang gesit terbang. Tapi hidup bukan perkara yang besar atau yang kecil. Nyatanya, dinosaurus punah juga. Tuhan mencukupi kebutuhan cicak. Allah SWT tidak pernah meninggalkan makhluknya. Alah SWT mengurus kebutuhan makhluknya. 

Pahamlah bahwa apa yang terlihat belum tentu begitu adanya. Gunung dari jauh begitu indah tetapi setelah didekati lebih hanya kumpulan pohon-pohon. Bulan begitu indah dipandang tetapi jika didekati lebih hanya kumpulan batu dan debu dengan lembah dan gunung yang kering. Persangkaan terbaik pada Allah SWT, menemukan hikmah dibalik apa yang ada dan apa yang dialami. Semoga Allah SWT menjadikan kita orang-orang yang pandai bersyukur. Aamiin.

0 komentar:

Post a Comment