Kemajuan teknologi komunikasi menjadikan jarak tidak begitu
berarti. Komunikasi bisa berjalan dengan baik walaupun satu sama lain berjarak.
Hal tersebut dimanfaatkan oleh sebagian orang bukan hanya untuk menjalin
silaturahim tetapi juga berjualan. Sudah banyak orang yang sukses berbisnis
dengan memanfaatkan pemasaran melalui BBM, WA, Line, Istagram, facebook,
twitter, dan berbagai media lainnya. Salah satu yang saya tahu adalah dosen
saya yang biasa menyebut dirinya “gombalist”. Beliau adalah bapak Achmad Mujab Masykur.
Gombalist dalam hal
ini bukan “pinter mengeluarkan rayuan gombal” tetapi “bisnisnya terkait gombal”
(kain). Bersama dengan istrinya, dosen saya ini membuka usaha sarung bantal dan
sprei dst. Sekaligus berbisnis, beliau juga memberdayakan tukang jahit dengan
memberikan order jahitan. Tidak perlu ditanyakan lagi omsetnya selama ini yang
diperoleh. Kalau mau berusaha dengan gigih pastinya akan menemukan untung
besar.
Sebagai seorang dosen psikologi sosial, beliau memiliki kepekaan
terhadap fenomena sosial yang tajam. Foto dan tulisan yang terpampang di media
massa menjadi bukti kepekaan dan pemikiran beliau dalam menyikapi permasalahan
sosial. IPK 4,00 beliau raih saat menempuh jenjang magister. Sebuah pencapaian
yang wow. Beliau juga dipercaya
mewakili wisudawan untuk berpidato. Itulah sedikit hal tentang beliau.
Saya tertarik menulis ini karena teringat pesan beliau yang
membuat saya bersemangat untuk berusaha melakukan yang terbaik. Pesannya
sederhana, “miliki sesuatu (karya)”. Dengan
pesan itulah, saya akhirnya menyukai menulis dan berkarya seputar menulis serta
kemampuan lain. Saya sempat tercengang dengan hasil tes potensi saat SMA yang
salah satu poinnya; saya kurang dalam kemampuan literasi. Dan saya selama ini mendalami
dunia tulis menulis, menulis buku, blogging, dan seputar dunia literasi.
Kita bisa belajar dari apa yang saya cerita di atas bahwa setiap
kita memiliki potensi hebat. Ibaratkan pedang samurai hebat, tugas kita adalah
mengasahnya dan menggunakannya dengan baik untuk kebaikan. Apa yang terjadi
jika kita memiliki pedang samurai terbaik tetapi didiamkan begitu saja? Tulisan
ini menjadi pengingat bagi saya sendiri untuk terus mengembangkan diri dan
berkarya sebaik yang saya bisa lakukan. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment