“Manusia tidak akan lebih dari apa yang diimpikannya,” pesan mutiara yang tersimpan kuat dalam ingatan saya. Setelah direnung-renungkan benar adanya memang. Apa yang didapatkan seseorang adalah apa yang diimpikan (bisa juga lebih kecil dari impian) tetapi jarang kemungkinan mendapatkan yang lebih besar dari impiannya. Dalam mimpi saja dia tidak punya, apalagi dalam dunia nyata.
Memiliki impian ternyata membutuhkan keberanian. Walaupun bermimpi itu gratis tetapi banyak yang kesulitan menyebutkan impiannya. Pernah dalam suatu training, saya katakan kepada para peserta, “Seandainya Tuhan mengabulkan segala permintaan (impian), apa saja yang akan anda minta?” Saya berharap sekali mereka akan menuliskan berlembar-lembar keinginannya. Saya tegaskan seraya membangun kepercayaan diri untuk bermimpi, ”Sebanyak-banyaknya, terserah ingin menuliskan berapa.” Saya cermati ternyata banyak yang nampak kebingungan, impian apa yang akan dituliskan. Lebih terkejut lagi saat saya periksa ternyata ada peserta yang hanya menuliskan satu, ”Bahagia dunia akhirat.”
Setiap orang memang bebas memimpikan isi kehidupannya. Saya menghargai betul impian, ”Bahagia dunia akhirat.” Saya juga merindukan kebahagiaan tidak hanya di dunia tetapi juga akhirat, agama saya mengajarkan cita-cita yang demikian. Namun, saya berpikir daripada menjadi orang miskin yang bahagia, saya lebih memilih menjadi orang kaya raya yang super bahagia. Jangan salahkan Tuhan jika anda diberikan kebahagiaan tetapi dalam kemiskinan, bisa jadi karena kesalahan anda sendiri. Tuhan tidak pernah salah, Dia Maha Besar juga Maha Adil. Jika anda menyesali keadaan kemiskinan tadi, tengoklah do’a yang anda ucapkan setiap hari, seberapa definitif yang anda minta.
Mungkin ada yang akan berkata, ”Tuhankan Maha Tahu, saya tidak minta pun Dia sudah tahu.” Saya sepakat dengan kata-kata tersebut. Kejelasan impian pada dasarnya akan penting bagi pemilik mimpi itu sendiri. Bagaimana akan tahu
-->jalur kendaraan yang akan anda naiki jika kota yang akan dituju saja tidak jelas alamatnya? Bagaimana menentukan bahan-bahan yang akan disiapkan jika jenis masakan dan rasa masakan belum ditentukan?
Ada penelitian yang menari di Yale University tahun 1953 tentang kejelasan cita-cita dan keberhasilan di masa depan. Para mahasiswa tingkat akhir diteliti tentang kejelasan cita-cita mereka, apakah mereka menuliskan dan membuat tahapan-tahapan pencapaian sejelas mungkin. Ternyata hanya 3% dari para mahasiswa tersebut yang memilikinya. Sisanya, 97% beragam; ada yang tidak jelas cita-cita dan tahapannya, ada yang tidak punya bahkan alias mengalir saja dst. Dua puluh tahun kemudian dilakukan survei terhadap para mahasiswa tadi. Hasilnya, mereka yang memiliki kejelasan cita-cita dan tahapan tertulis (3%) secara finansial dan sosial lebih berhasil dibanding 97% mahasiswa lainnya.
Saya jadi berpikir, mengapa orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin tertinggal saja. Bisa jadi penyebabnya karena perbedaan keberanian membuat impian. Orang-orang berduit tidak sulit merealisasikan kenyataan, mereka juga tidak pelit (takut) membangun impian. Dengan demikian, anak-anak mereka hidup semakin kaya dari orangtuanya. Mereka yang berasal dari latar belakang biasa, saat mengatakan keinginan seketika orang-orang di sekitar (termasuk orangtua) menakut-nakuti, “Jangan mimpi tinggi-tinggi, sakit jika jatuh nanti.” Beragam cara ’dikerahkan’ lingkungan untuk ’menghalangi’ terwujudnya keinginan anak-anak dhuafa. Bagi saya sendiri, saya akan mengobarkan dalam jiwa-jiwa para dhuafa untuk bermimpi setinggi-tingginya. ”Ada keyakinan ada jalan,” itu prinsipnya. Dare to dreams.
Saya yakin ketika anda membaca impian-impian berikut maka jantung anda akan bergetar. Betapa tidak, mereka adalah orang-orang yang diberikan ujian lebih dari Tuhan agar nantinya menjadi orang-orang besar. Mereka sudah dilatih menjadi orang berkekurangan agar kelak ketika sukses menjadi orang yang besar hati dalam memberi. Tuhan mengajarkan pada mereka untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki dengan berbagai tantangan yang selama ini dihadapi. Saya yakin kelak mereka akan menjadi kran yang akan mengalirkan oase kesuksesan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi bagi semua orang. Saya optimis dengan
-->semangat yang dimiliki dan backing Super Power (Tuhan) semua impian akan menjadi kenyataan dan segala kelelahan akan menjadi kenangan.
Semoga impian berikut memberikan semangat bagi anda untuk berani bermimpi, melipatgandakan semangat perjuangan, dan menguatkan komitmen untuk berbagi juga memberi. Anda akan melihat mereka menjadi bintang 5, 10, 20 tahun yang akan datang. Nama-nama mereka akan dituliskan dalam sejarah dan hati orang-orang.
- Eka Hadi Purwanto
Punya komputer canggih & laptop (maksimal tahun ke 3), punya mobil untuk bapak & ibu, jadi atlet internasional, punya CBR, ngasih Tiger buat adek, buat studio musik untuk adek, bangun rumah makan untuk ibu, bangun rumah cerdas, bangun madrasah, punya perpustakaan sendiri, bertamasya ke TMII sekeluaraga, nginep di hotel berbintang, ngebayarin rumah dari perbaikan, jalan-jalan ke bali & keliling Indonesia, sekolah di luar negeri (Jepang atau Australia), pergi haji sekeluarga, ngembangin potensi adik di bidang yang disukai, punya tempat latihan silat, punya motor & mobil sport, jadi konsultan, bangun RS untuk istri (istrinya dokter), tidak akan ada anak putus sekolah di Bedulan, buat peternakan untuk bapak, ........
- Suswati
Jadi orang sukses, mawapres tahun 2011, buat PKM, lolos PIMNAS, jadi orang kaya, IPK cum laude, lulus dalam waktu 3,5 tahun, kerja di Deptan, punya laptop (semester 4), punya motor (semester 6), punya mobil (tahun 2017), S2 & S3 ke Jepang (beasiswa), naik haji bersama keluarga, buat rumah untuk kedua orangtua, sekolahkan adik ke FK UI, menyumbangkan Rp 10.000.00/bln ke panti asuhan (dhuafa), menyumbangkan uang 20.000.000/bln pada keluarga, membangun desa, memajukan karangtaruna, memajukan desa, membuat kampung cerdas di desa, membuat pondok pesantren, mawapres nasional, ketua departemen di BEM, penghasilan 50 jt/bln, keliling dunia, hafal surat Ash Shaff, hafal hadits arbain, menikah dengan hafidz, punya usaha peternakan di desa, juara English Dbate Competition, .........
- Sri Anani
Lulus dengan IPK > 3,60 (tahun 2011), menjadi PNS di Jakarta (tahun 2010), duta Indonesia di WHO (tahun 2011), S2 di Jerman (tahun 2015), menyelam di laut, mendaki Gunung Fuji bersama keluarga dan suami, Direktur Perusahaan Perusahaan atau Rumah Sakit, menguliahkan adik-adikku, menaikkan haji kedua orangtua, mendirikan rumah sakit (yang terjangkau) di Cirebon, pergi ke Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Bali, beli laptop, beli motor, mempunyai mobil sendiri, mendirikan pondok pesantren di Cirebon, menjelajahi negara-negara Eropa (Denmark), membuat resep masakan, menjadi trainer profesional, mendirikan rumah makan di Tarunta Cirebon, mawapres, .....
- Yayi Sonia
Rangkuman impian (sudah ditaruh di dreams book); muzaki, lulus S1 terbaik 3,8 tahun cumlaude (IPK 3,8), pergi ke Jepang menikmati musim salju, memiliki PT Shonia Bhakti Farm, melanjutkan S2 & S3, menjadi direktur perusahaan.
- Nur ’aini Farida
Pergi ke Jogyakarta, keliling Jakarta dan Bogor, berkumpul dengan keluarga dan teman-teman di rumah, semakin amanah dalam menjalankan tugas-tugas (baik etos, akademik, dan organisasi), IPK 3,51 (cumlaude), bertemu kakak, keluarga, dan teman di Jakarta, bisa membiayai SPP sendiri (semester 3), membuka bisnis di Semarang (Cafe Jamu Sehat ala Perawat Profesional), beli baju klinik dari uang sendiri, Juara 1 PKM dikti tingkat nasional, juara 1 tingkat internasional karya tulis ilmiah, mengajari adik cara sholat, menjadikan adik rajin belajar, mendapat uang 1M, membahagiakan keluarga, hafal Juz 30 .... Not only be good people but the best people.
- Nur Khayati
Lulus kuliah 3,5 tahun (tahun 2011) dengan IPK 3,6, artikel terbit di Kompas juga Suara Merdeka, S2 di Asutralia atau Denmark (yahun 2014), lolos PKM, jadi mawapres, hafal juz 30, jalan-jalan ke Jakarta bersama ibu dan adik, naik haji bersma orangtua, hafal hadist arba’in, menjadi PNS di Depkes, menjadi penyuluh kesehatan di WHO, beliin baju ibu waktu lebaran, beliin kado adik pas milad, jadi kadep PSDM 2010 BEM FKM, menjadi lebih sabar, memiliki usaha telur asin, membiayai kuliah adik, mendirikan rumah sehat, punya laptop (tahun 2010), punya motor (tahun 2010), lolos PIMNAS (tahun 2010), lancar berbahsa Inggris, mengikuti tahsin,
- Yulia Ulfa
IPK cumlaude, menjadi orang yang kreatif dan berguna, lulus S1 (dalam waktu 3,5 tahun dan cumlaude), S2 ke luar negeri, tinggal di luar negeri (punya rumah pribadi), sholat di masjid kubah emas, keliling Indonesia, berkunjung ke laut-laut di seluruh nusantara, menyelam dan menikmati keindahan pulau Wakatobi, pergi haji bersama orangtua, punya mobil sendiri, punya banyak uang dan menyantuni para dhuafa, punya rumah yang memiliki kolam renang dan dekat dengan masjid besar, mengkuliahkan adik-adik, nilai TOEFL 550, mandiri di semester 3 (penghasilan 300.000/bln), punya perusahaan produk rumput laut, menjadi hafidzah, mendapat beasiswa ke Jepang, istiqomah dalam komitmen dan ibadah, menjadi orang yang antisipatif .....
- Intan Antartika T.R
Bisa bangun malam rutin, daya tahan stres tinggi, punya banyak teman (jaringan), IPK cumlaude, mengikuti workcamp, pergi ke Jepang, membahagiakan orangtua, membiayai kuliah adik, bekerja di RS atau puskesmas, menjadi kepala Rumah sakit (RSUD, RS Provinsi), kepala depkes provinsi juga RI, memiliki (apotek, rumah terapi, restoran organik, butik, depot roti delicious), direktur rumah sakit Asy Syifa (RS sendiri), menyantuni para dhuafa ......
- Latifatun Nuriyah
Hafal surat Ash Shaff, lulus S1 3,5 tahun, lolos PKM, jadi asisten dosen, kadep KP BEM Fakultas, kadep KP BEM KM Undip, naik haji bersama keluarga, kuliah di S2 di Jepang (bidang sains), kuliah S3 di Havard (bidang ekonomi), memiliki perusahaan pengolahan hasil ternak, punya peternakan, punya yayasan panti asuhan, memberi beasisiwa bagi dhuafa, mendirikan RSCM, jadi profesor dan scientist sekaligus pengusaha, pergi ke (Australia, Selandia Baru, Inggris juga Belanda), pergi ke Iran melihat pengayaan nuklir, menjadi ketua yayasan wanita, membuat penelitian tentang biogas, menonton piala dunia, bertemu Ahmaddinejad, pergi ke Mesir melihat Spink dan Mummi, sekolah di Cairo University mendalami ekonomi syari’ah, memiliki keluarga sakina, menjadi dosen, memiliki rumah idaman, memiliki restoran (dipersembahkan untuk ibu), memiliki mobil BMW juga Honda Civic, memiliki perusahaan sendiri (menjadi direktris), memiliki perpustakaan pribadi, punya laptop, pergi ke kutub utara melihat aurora, mendapat nobel bidang sains, menonton pertandingan batminton di Istora Bung Karno, bisa bahasa Inggris dan Jepang ......
- Fajri Achmad
Mendapat IP 4, lulus cumlaude, S2 di Swiss, memiliki usaha pribadi, menjadi manager perusahaan, naik haji bersama orangtua, membangun panti asuhan, mendirikan sekolah gratis anak dhuafa, punya rumah sendiri, membelikan rumah untuk orangtua,menjadi seorang tokoh (ustadz juga motivator), menemukan formula pakan ternak, berkeliling Indonesia, mengibarkan bendera merah putih di dasar Laut Jawa, berkeliling Eropa (dunia), menjadi seorang guru (ngaji, pengajar), menjadi pembicara di sebuah seminar, berjabat tangan dengan presiden, berprestasi dalam bidang sains (nasional juga internasional), menjadi donatur, memiliki mobil peribadi, menginjakkan kaki di Benua Antartika, naik pesawat ke luar angkasa .......
- Inshani Utami
Punya rumah mewah, punya mobil Honda Jazz juga Honda CR-V, S2 ke Jepang, naik haji bersama orangtua, memiliki usaha kos-kosan, keliling dunia dengan keluarga, punya pesawat terbang pribadi, punya komputer dan laptop, bertemu dengan pembalap-pembalap moto GP, IPK 3,75 saat lulus, menjadi mawapres tingkat nasional, lulus 3 tahun 6 bulan, menjadi muslimah teladan, lulusan terbaik Undip, juara Pimnas, pergi keliling Indonesia dengan keluarga, punya Hp canggih, punya motor (Mio, honda beat, supra x), punya perkebunan, suami dokter, punya vila di puncak Bogor dan TW, punya swalayan besar, bekerja di total/petronas, penghasilan 20jt/bln, S3 ke Jerman, punya restoran makanan khas Jawa di negara-negara besar (Eropa, Amerika, dan Asia), menyekolahkan adik ke Gontor (2010), mengkuliahkan adik setinggi-tingginya, untuk ibu; membelikan mesin jahit (35), membelikan mesin obras (30), membelikan mesin bordir (25); punya anak kembar laki-laki dan perempuan, punya butik di (SGM, Matahari, SQ, dan pusat pelanja lainnya), punya komputer (di akhir semester 3), bayar SPP sendiri (mulai semester 3), memiliki penghasilan sendiri (mulai semester 3, rp 500rb/bln), bertemu pemain bola luar negeri di London, punya pabrik farmasi, ......
- Roikhatus S
Bekerja di pertamina, lulus dengan IPK cumlaude dan cepat, mendapat beasiswa S2 di luar negeri, naik haji bersama keluarga, menjadikan adik-adik sebagai orang berhasil, menjadi teladan untuk adik-adik, menciptakan suasana islami di rumah, menjadi pribadi yang cekatan (tidak mudah putus asa), memiliki relasi yang banyak, lolos PIMNAS, membeli laptop sendiri, memberikan kios untuk orangtua, memberikan modal usaha orangtua, mengobatkan orangtua ke tempat spesialis, .....
- Titin Andiatina
IPK > 3,64, punya pekerjaan sambilan di semester 3 (penghasilan 100rb/bln), penghasilan semester V 300rb/bln, menabung minimal 1jt/semester, lulus 3 tahun 8 bulan, kerja di perusahaan pakan ternak, S2 di IPB, naik haji bersama orangtua, membuka usaha peternakan di desa, jadi pegawai di deptan dan memperjuangkan berdirinya dinas peternakan, jadi kepala di dinas peternakan, keliling dunia saat usia 47 tahun, beretemu dengan Ahmadinejad.
- Ahmad Mufarihin
Magang di 100 farm terkenal di Indonesia, beternak ayam layer (broiler dan lele), membuat farm unggas sendiri, berbisnis ternak, menulis buku, memiliki jaringan yang luas, lolos PKM, membuat 99 proposal dikti selama kuliah, memiliki websites sediri, mahir bahasa Inggris TOEFL 550, menjadi ketua Rohis, menjadi kadep riset BEM, mengikuti UKM jurnalistik, lulus maksimal 4 tahun (cumlaude), menghajikan keluarga, aqiqah 1 keluarga, menjadi kyai pesantren dan pengarang kitab,memiliki kamera digital (laptop dan motor sendiri), menghibahkan bangunan untuk ETOS, menuliskan sejuta mimpi (inspirasi) dalam bentuk excel beserta tahapannya, ....
- Asri Wijayanti
Pribadi yang sholekhah, pementor dan murabbiyah sejati, menghajikan orangtua, hafidzah, lulus cumlaude (tahun 2012), menjadi mawapres, S2 ke Jepang, S3 ke Arab Saudi atau Amerika, go PIMNAS 2010, mendapat beasiswa ke luar negeri, memiliki (home care, yayasan sendiri, perkebunan teh, rumah makan), menjadi pengusaha sukses, memiliki penghasilan 50 jt/bln, memiliki (mobil pribadi, rumah dikelilingi pohon, taman yang ramai dikunjungi orang), menjadi muzakki, mendirikan beastudi ”Muthmainah”, menemukan metode pengobatan yang efektif, membiayai sekolah adik, travelling ke Eropa atau Amerika Sleatan, menjdai dosen ITB, keliling Indonesia, haji bersama suami, pendiri rumah inovatif, menjadi motivator, menjadi public speaker, menjadi trainer akhwat, kuliah dengan biaya sendiri, menjadi pribadi yang menyenangkan (problem solver masalah orang lain), orang yang senantiasa bersemangat (fokus dan banyak memberi manfaat), ....
Impian-impian mereka ibaratkan nyala lilin yang akan senantiasa menyala, menerangi setiap relung pelosok negeri ini, di masa depan nanti. Saya yakin untuk mewujudkannya butuh energi yang besar, sudah menjadi kodrat alam; makin tinggi pohon makin besar pula angin yang menerpanya. Namun, seiring perjalanan, optimisme akan semakin mengembang. Bukankah jika kita tengok biografinya orang-orang besar, mereka pastilah melalui tahapan perjuangan bahkan keterpurukan (kegagalan). Luarbiasanya ternyata, kegagalan dan perjuangan akan menjadi kisah menarik untuk dikenang dan diceritakan.
Saya sendiri tidak akan membiarkan ada orang yang mencuri mimpi-mimpi mereka. Para pencuri yang dengan tanpa tanggung jawab melemahkan semangat, ”Kamu tidak akan bisa mencapainya.” Saya akan katakan kepada para pencuri itu, ”Kita tunggu waktu, biarkan dia yang membuktikan.” Orang boleh berkata apapun tentang kita tetapi cukuplah pohon mangga menjadi pelajarannya. ”Orang melemparinya dengan batu, dia memberikan buahnya untukmu.” Saat orang merendahkan kita, saat itu kita merasa teraniaya. Bukankah itu waktu yang tepat untuk berdo’a? Tidak perlu sakit hati dicaci, suatu saat dia akan kita beri bukti.
Mari saling menyemangati wahai saudaraku, kita akan reunikan 5,10, atau 20 tahun lagi bahkan di surga nanti. Kita akan bercerita tentang mimpi dan perjuangan ini. ”Jadikan kelelahan suatu saat menjadi hal menarik untuk di kenangkan.”
Suatu sore di pertengahan Juni 2009
Saat berbagi dengan para penerima Beastudi Etos Semarang
(Beastudi Etos: Beasiswa untuk para dhuafa berprestasi di PTN)
Ikut berbagi mimpi di wall nya P-Man
ReplyDeleteMimpi adalah kunci..... tanpa saya sadari saya yang sekarang adalah mimpi saya di masa lalu.
Tapi beginilah manusia satu mimpi terkabul maka akan timul mimpi laen yang lebih dan lebih. Yang sekarang saya memimpikan untuk kuliah di German, kemudian Bekerja di timur tengah dan mendapatkan pasangan orang india dan mempunyai sebuah usaha sendiri yang cukup untuk memenuhi kehidupan kami (cukup beli mobil mewah, cukup beli rumah mewah, cukup pulang kampung sebulan sekali, cukup nyekolahin anak di havard university dan cukup cukup yang laen) mungkin sedikit berlebihan tapi itulah mimpi dari seorang winarno
Menurut pak P-Man kan munusia kurang dari samadengan mimipi... jadi aku harus punya mimpi yang sangat hebat untuk menjadi orang yang hebat
I trust...we will get all about our dream...
ReplyDeletealhamdulillah...I get merrcy and blesing so I includ some peopel who be the best fiture....cous
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete@ Mas Win: Mantap kali Mas Win ini. Persis yang ditulis Mario Teguh dalam Becoming A Star-nya, "Sebuah impian yang menjadi kenyataan selalu melahirkan impian-impian selanjutnya." Betul juga bahwa kita sebenarnya adalah produk dari mimpi. Orangtua kita merangkum impian akan anaknya dalam nama yang mereka berikan.
ReplyDeleteTidak perlu minder atau malu dengan mimpi kita sendiri. Sesuai judul artikel, "Dare to Dreams." Kita harus berani bermimpi dan bersemangat untuk mewujudkannya. Jadi ingat kata Aray dalam Sang Pemimpi-nya Andrea Hirata. Yang saya ingat begini, "Orang-orang seperti kita jika tidak memiliki impian dan semangat akan mati."
Impian dan harapan adalah layaknya nyawa (diposting tahun lalu saya tulis kayaknya). Mereka yang sama sekali tidak memiliki harapan bahkan memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Wah2..Jangan sampai deh.
Wujudkan mimpimu Mas Win. Jadilah pemenang sebagaimana nama panggilannya, "Win" yang berarti menang. Kita janjian ketemuan di Jerman, ya. Mari saling mengingatkan dan memotivasi. "Jerman, tunggu kedatangan kami."
@ Anakkuat: “Ada keyakinan, ada jalan” begitulah rahasia kehidupan. Barangkali pernah menjumpai usaha sebenarnya tidak cukup layak dibandingkan dengan apa yang didapatkan. Tuhan memberikan pada kita bisa jadi karena keyakinan yang dalam (berserah diri atas segala hasil, setelah usaha maksimal). Tetap semangat dan tetap kuat.
ReplyDeleteTernyata saya terlalu picik untuk meninggalkan mimpi-mimpi saya hanya karena satu atau dua rintangan. Saya kira mimpi-mimpi saya hanya akan bisa saya tanggalkan dalam memory otak saya yang sudah penuh dengan ide-ide yang tidak bisa saya salurkan. Tapi ternyata saya memiliki banyak teman yang sama-sama mempunyai banyak mimpi dalam hidupnya. Mulai detik ini,saya akan berjalan maju untuk menggapai mimpi-mimpi saya. Karena hanya mimpi-mimpi itulah saya sangat bangga dengan hidup saya. Bahwa saya masih mempunyai mimpi dan cita-cita dan saya mempunyai semangat dan keyakinan untuk menggapai semua mimpi saya.Tertawalah orang-orang yang hanya menganggap tekad saya ini adalah sebuah lelucon yang sangat lucu..Saya pun akan ikut tertawa bersamanya..Karena suatu saat saya akan menunjukkan pada dunia bahwa saya bisa bermimpi dan mewujudkannya,,!!!!!
ReplyDelete