-->
“Nak sekolahlah yang rajin agar kelak nanti kamu bisa menjadi guru,” itulah nasehat orangtua saya waktu saya masih duduk di sekolah dasar. Entahlah, saya sendiri juga tidak tahu apakah minat dan bakat saya memang menjadi guru. Paling tidak dengan nasehat tersebut menjadikan saya untuk terus bersemangat dalam belajar, apapun itu. Lagian, guru yang bagaimana yang dimaksudkan bapak dan ibu, saya juga belum tahu.
Seiring perjalanan hingga kuliah, barulah saya memahami bahwa guru yang dimaksud bukan hanya status tetapi juga profesi. Menjadi guru SD, SMP, SMA, dosen, pengajar adalah status tetapi berbagi dan memberi ilmu kepada orang lain adalah profesi. Guru berarti menyampaikan ilmu sekaligus memberikan keteladanan bagi orang lain dalam berbagai aspek. Dalam istilah Jawa ada peribahasa, Guru; digugu lan ditiru. Bukan hanya bisa berteori tetapi juga memberi bukti, bukan OD bahasa gaulnya (omong doang).
Semenjak kepemahaman itu, saya menjadi tambah syukur karena aktifitas yang diterjuni selama ini sudah mencakup keduanya:
- Saat semester awal kuliah sempat menjadi guru les private, membimbing berbagai pelajaran SMP. Berangkat sore, pulang malam dengan motor pinjaman berangkat seminggu 2 kali. Gajinya cukup untuk ganti bensin dan membeli lauk (karena dibawain beras dari rumah untuk masak sendiri). Gini-gini juga bisa masak sayur untuk diri sendiri, lho. Keringat sendiri lebih enak dibanding keringat orang lain, katanya. Setidak enak-enaknya rasa masakan sendiri habis juga, masak mau protes.
- Sempat menjadi guru TPQ yang mengajari anak-anak membaca Al Qur’an. Aktifitas setelah kuliah di sore hari, membimbing anak-anak yang super aktif. Maklum gurunya terbatas, satu persatu adik-adik yang masih umuran TK dan SD diminta membaca dengan disemak oleh gurunya. Bisa dibayangin, anak-anak lain pada lari kesana-kemari bahkan ada yang berkelahi. Walau masuk jurusan psikologi karena masih amatiran, berbagai teori buku juga tidak mempan.
Pernah juga menjadi pengajar bimbingan kreatif anak-anak (Bikres di Asrama Etos). Membimbing 60 anak dari beberapa SD di sekitar asrama mulai keberanian bermimpi, mencoba, berekspresi untuk mengoptimalkan berbagai potensi kecerdasan yang mereka miliki.
Narasumber di Mutiara Pagi Tri Jaya 89,8 FM Semarang. Pengalaman yang mengesankan berbagi dengan orang lain. Berangkat setelah subuhan dengan semangat pagi untuk memberi inspirasi. Menantang dinginya pagi bahkan pernah juga melawan gerimis (padahal alergi ama gerimis) tapi semuanya bisa menjadi inspirasi. ”Menatang diri sendiri,” itulah tema terinspirasi dari pengalaman tadi. Beberapa tema lain yang sempat disampaikan; Seni Memotivasi Diri dan Orang Lain, Bijaksana Memahami Tanda dan Simbol, Kecerdasan Sosial, Rekayasa Diri dan Sosial, Mengatasi Stres dan Kecemasan, Berubah dan Menang, Mengembalikan Hubungan yang Retak, The Power of Positive Affirmation, Future Anticipation, Sukses dalam Segala Keterbatasan, Energi itu adalah Cinta, Akhirnya Cinta itupun Menyejarah dan Menjadi Peradaban, dll. Terima kasih buat mbak Indah yang membantu saya untuk berbagi dengan profesional muda Tri Jaya Semarang.
Direktur sekaligus trainer di Quantum Motivation Center. Bersama QMC sudah mengisi ratusan kali untuk tingkat usia SD, SMP, SMA juga. Dedikasi untuk terus berbagi dan menginspirasi terus dikembangkan salah satunya dengan menulis buku pengembangan diri yang bertemakan sukses dalam segala keterbatasan (ditunggu aja, ya).
Insya Allah akan saya bagikan terus pada pembaca, jika ada yang mau sharing saya persilahkan kirim email. Udah tahu email saya kan? Bisa dilihat dibagian bawah posting. Nah, untuk bagian akhir dari kesempatan kali ini akan saya tampilkan pengalaman ngisi di beberapa tempat yang masih terkam dalam buku catatan saya. Saya sampaikan terima kasih atas kesempatan sharingnya.
Jum’at, 30 Mei 2008
”Waktu adalah pedang,” pepatah Arab mengatakan demikian. Kesempatan yang spesial kali ini adalah berbagi dengan teman-teman di Fakultas Peternakan.
Sabtu, 14 Juni 2008
”Menjadi profesional itu sulit tetapi bukan berarti tidak mungkin,” menyemangati shabat seperjuangan di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Emang sih, terkadang banyak pemakluman dengan berbagai kesibukan. ”Banyak amanah malah menjadi tidak amanah,” komentar negatif terhadap para pegiat organisasi di kampus. Saatnya kemudian mentransformasi menjadi mahasiswa-muslim-profesional. Tema ”Menjadi Mahasiswa Muslim Profesional” diangkat oleh temen-temen Gamais, FKM untuk menyemangati para anggotanya. Moga bertambah maju sekarang. Bagaimana perjalanannya sampai sekarang? Salam untuk temen-temen di FKM, ya.
Jum’at, 11 Juli 2008
BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan menggagas pengembangan diri untuk para mahasiswa dengan LKMMnya. Kebagian materi pembukaan, deh. Sore hampir magrib baru naik panggung (ngisi materi maksudnya, soalnya tidak ada panggung). Diawali dengan simulasi autosugesti yang bikin pada heran. (Simulasi apaan?......Tu udah heran, kan?). Ada pokoknya. Rame, menyenangkan, dan luarbiasa pesertanya. Terima kasih buat temen-temen BEM FPIK, juga adikku tercinta yang mengantar dan bagian dokumentasi di belakang. Oh iya, bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Alhamdulillah walaupun tidak bisa membagi kue tetapi bisa berbagi ilmu. Hadiah terindah bagi saya bisa berbagi.
Ngomong-ngomong udah cukup siang ternyata. Mau persiapan expo di kampus Psikologi, berbagi di LKMM Pra Dasar D3 Teknik dilanjut sorenya ada meeting dengan temen-temen. Beberapa agenda yang belum tersampaikan: Ahad, 24 Agustus 2008; Kamis, 28 Agustus 2008; Ahad, 14 September 2008; Sabtu, 28 September 2008). Bulan-bulan puasa dan mendekati lebaran, sempat berbagi di SMA 1 Kebumen ditemani Belalang Tempur (motor Honda Prima tahun ‘91 tercinta…he2..).
Hidup lebih berarti dengan berbagi dan memberi
jadibijak@yahoo.com
0 komentar:
Post a Comment