Semakin dalam pengahayatan akan rasa sakit yang dialami maka akan semakin keras kesakitan yang dirasakan. Dalam segala kondisi pada dasarnya, manusia tetaplah memiliki pilihan-pilihan yang diikuti dengan konsekuensi. Menyadari bahwa setiap kesempatan, setiap diri memiliki pilihan dan memahami bahwa setiap pilihan mengandung konsekuensi merupakan tindakan yang bijak. Orang-orang demikian tadi tidak akan menyalahkan orang lain atau lingkungan jika memang ternyata konsekuensi yang diterimanya terasa berat. Mereka sadar betul bahwa apa yang akan terjadi pada dirinya merupakan tanggung jawab sendiri bukan tergantung dengan mode lingkungan. Disinilah, kedewasaan mereka tampil sebagai sikap yang menonjol dan menjadikan mereka memiliki daya tahan kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Tubuh bisa saja terkena penyakit (penyimpangan dari kondisi normal disebabkan pembawa penyakit) tetapi jiwa mereka adalah jiwa yang merdeka. Fisik bisa saja terkurung dalam jeruji besi para tirani tetapi pikiran besar, ide-ide tetap tumbuh dan berkembang. Jasad boleh saja terkubur dan hancur menjadi tanah tetapi gagasan dan semangat senantiasa hidup dalam hati para penerusnya. Kita memang memiliki kelemahan dan keterbatasan tetapi tidak semestinya menfokuskan diri pada sisi keterbatasan tersebut.
Menjadikan diri berfokus pada keterbatasan berarti membiarkan kecemasan menyerang diri kita. Semakin intens, semakin dalam, semakin lama akhirnya semakin akut, depresi, dan meniadakan harapan untuk hidup. Mereka yang kehilangan harapan jika tidak memiliki keyakinan akan Tuhan pilihan utamanya adalah mengakhiri kehidupan. Padahal kematian bukan penyelesaian akhir. Banyak yang tidak memahami hal ini.
Berfokus pada kelebihan merupakan pilihan yang lebih bijak. Menjadikan diri semakin percaya diri bahwa ada potensi besar dalam diri, ada kemungkinan tindakan besar dan karya besar yang akan dihasilkan. Dengan seakan ”mengabaikan” kelemahan bukan berarti membohongi diri. Dengan seakan ”mengabaikan” kelemahan berarti memberikan kesempatan yang lebih luas pada sisi kelebihan diri agar semakin besar hingga akhirnya kelemahan ibarat tai lalat yang semakin memperindah. Tidak akan indah ketika tai lalatnya yang lebih besar.
Cara berpikir positif dan konstruktif merupakan jalan menuju pintu potensi kelebihan diri. Seiring proses berpikir yang senantiasa positif maka perasaan positif akan muncul kemudian tindakan-tindakan produktif sebagai wujud nyatanya. Mengambil kontrol atas pikiran sendiri sebenarnya adalah kemampuan bawaan terpendam setiap orang. Keyakinan diri yang akan memberikan kekuatan kontrol itu.
Konsultasi, Motivasi, dan Training:
jadibijak@yahoo.com
0 komentar:
Post a Comment