Dalam banyak kesempatan, seseorang lebih menganggap orang lain lebih bahagai dari dirinya. Sebagai kesempatan berharapdan berandai-andai dirinya menjadi orang lain. Padahal, jika benar-benar mencermati, hidup yang paling menyenangkan adalah menjalani hidupnya sendiri.
Seorang kakak merasa bahwa dirinya
dibebani tanggung jawab yang lebih dari kedua orangtuanya. Dia diharuskan
menjadi orang yang berhasil oleh orangtuanyaakarena nantinya diharapkan menjadi
contoh bagi adik-adiknya. Berbagai fasilitas diberikan termasuk juga kasih
sayang.
Seorang adik memang bukan nomer satu. Orangtua berpesan agar dia menjadi anak yang baik sebagaimana kakaknya. Berbagai usaha sudah dilakukan tetapi tidak juga dipandang orangtua sebagai keberhasilan. Selalu saja kakaknya menjadi tolok ukur. Sering adanya dibanding-bandingkan. Bertindak ini dan itu seolah tidak dipandang benar oleh orangtua, serba salah adanya.
Serba ribet menjadi kakak, tidak bebas
dalam menentukan keputusan. Setiap pilihan-pilihan mesti dipertimbangkan karena
akand ijadikan landasan bagi adik-adiknya. Sederet tanggung jawab sudah menanti
ketika sudah menjadi orang yang berhasil. Tanggung jawab terhadap
orangtua,adik-adiknya, dan kebanggaan yang selama ini dielu-elukan oleh
orangtuanya. Hidupnya seolah tidak memiliki banyak pilihan kebebasan.
Jadi adik itu serba menunggu, menanti, kakak yang lahir duluan, semuanya jadi seolah serba duluan. Orangtua seolah tidak mencintainya sebagaimana kakaknya. Lihat saja, foto yang terpasang di ruangtamu jauh lebih banyak kakaknya dibandingkan dirinya. Sebuah kenyataan. Fakta yang tidak bisa lagi dielakkan.
Itulah sekilas pengalaman ketika
bertemu klien-klien ketika praktek kerja profesi psikologi. Pembelajaran
kehidupan yang layak diambil siapapun sehingga bisa makin bijaksana dalam
kehidupan. Kepemahamanakan psikologis anak-anak pertama, kedua, dst lalu
menjadikannya sebagai pengetahuan untuk pengasuhan terbaik bagi anak. Bagaimana
sebaiknya? Anda yang lebih tahu.
@inspirasisegar
Motivator dan Penulis Buku
thanks for sharing mas pimen.
ReplyDeletetidak semuanya bersikap seperti itu kok mas :)
mungkin contoh kecilnya saja yang mas utarakan di atas.
saya, sebagai adik tidak merasa demikian :D